Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Sri Mulyani Berburu Pajak Underground

Rubrik: Non Redaksi | Diterbitkan: 14 November 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Sri Mulyani Berburu Pajak Underground

KABARBURSA.COM- Kementerian Keuangan tengah menyusun strategi untuk meningkatkan penerimaan pajak dari sektor ekonomi yang tidak terpantau atau biasa disebut underground economy. Selain itu, roadmap juga sedang dipersiapkan sebagai langkah untuk menggenjot rasio pajak nasional. Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menegaskan komitmennya untuk mengejar potensi pajak yang selama ini belum tersentuh oleh Direktorat Jenderal Pajak. Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang meminta agar Sri Mulyani mampu menggali potensi pajak dari sektor-sektor yang selama ini belum terjangkau.

Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, M. Kholid, mempertanyakan konsep dan makna dari potensi pengenaan pajak pada sektor ekonomi bawah tanah atau underground economy. Menurutnya, Kementerian Keuangan harus memiliki gambaran yang jelas mengenai penerimaan pajak yang dapat digali dari sektor tersebut agar langkah ini dapat terukur dan efektif.

Belum genap sebulan menjabat, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan seluruh jajaran pemerintah, baik di pusat maupun daerah, untuk melakukan penghematan belanja. Penghematan ini mencakup pengurangan kegiatan seremonial, sarasehan, dan perjalanan luar negeri. Langkah ini ternyata berkaitan dengan kewajiban besar yang harus dipenuhi pemerintah, yaitu pembayaran utang beserta bunga utang yang mencapai Rp 1.353,23 triliun dan akan jatuh tempo pada tahun 2025. Instruksi penghematan ini dilihat sebagai upaya untuk mengelola anggaran negara secara lebih efisien demi memastikan pemerintah memiliki cukup ruang fiskal untuk memenuhi kewajiban utang yang akan datang.

Nilai tukar rupiah kembali melemah dalam perdagangan Kamis, 14 November 2024. Rupiah dibuka turun 0,35 persen, mencapai level Rp 15.840 per dolar Amerika Serikat, sementara Indeks Dolar AS tercatat menguat 0,09 persen ke posisi 106,57. Penurunan rupiah berlanjut hingga pertengahan hari, dengan depresiasi sebesar 118,5 poin atau 0,75 persen ke level Rp 15.902,5 per dolar AS. Pelemahan ini menunjukkan tekanan yang cukup kuat pada mata uang domestik, seiring dengan penguatan dolar AS di pasar global.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat pelemahan sepanjang perdagangan Kamis, 14 November 2024. IHSG ditutup turun 1,29 persen atau 94,11 poin ke level 7.214,56. Kondisi ini menambah tekanan pada pasar keuangan domestik yang juga terdampak oleh pelemahan rupiah. Pada perdagangan hari ini, volume transaksi bursa mencapai 22,8 miliar lembar saham dengan total nilai transaksi sebesar Rp 10,4 triliun. Dari seluruh saham yang diperdagangkan, sebanyak 431 saham mengalami penurunan, 173 saham menguat, dan 182 saham lainnya stagnan. Tekanan jual yang kuat tampaknya menjadi faktor utama dalam pelemahan IHSG kali ini, selaras dengan sentimen negatif yang turut menekan nilai tukar rupiah.