KABARBURSA.COM- Pemungutan suara Pemilihan Presiden Amerika Serikat resmi dimulai pukul lima sore waktu Indonesia bagian barat. Persaingan ketat antara para calon presiden di minggu terakhir kampanye telah mengguncang pasar global dan keuangan nasional akibat ketidakpastian yang semakin meningkat. Siapakah yang akan terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat berikutnya? Akankah Donald Trump kembali memimpin, ataukah pesaingnya, Wakil Presiden petahana Kamala Harris, yang menang? Hasilnya sulit diprediksi secara mutlak, sebab berbagai survei menunjukkan bahwa kedua kandidat bersaing sangat ketat.
Ketidakpastian menyelimuti dunia yang tengah menantikan hasil Pemilihan Presiden Amerika Serikat, di mana arah kebijakan diplomasi Negeri Paman Sam untuk empat tahun ke depan akan ditentukan. Beberapa kesepakatan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat kini juga berada dalam situasi yang serupa, menunggu kepastian di tengah dinamika politik yang memanas.
Bagaimana dampak bagi dunia jika Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat? Di satu sisi, kebijakan "America First" yang cenderung proteksionis bisa memperlambat kerja sama internasional, namun sekaligus memberi kejelasan pada pasar dengan pendekatannya yang tegas. Di sisi lain, bagaimana bila Kamala Harris mencetak sejarah sebagai presiden wanita pertama AS?
Masih seputar Pemilu Presiden Amerika Serikat, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai bahwa Indonesia harus semakin cerdas dalam menavigasi hubungan kerja sama dengan Amerika Serikat, serta siap menyesuaikan diri dengan kebijakan presiden terpilih nanti. Menurut Apindo, kebijakan dari kedua calon presiden sama-sama berpotensi memberikan dampak negatif bagi Indonesia, sehingga strategi yang matang dalam merespons perubahan kebijakan AS menjadi krusial bagi keberlanjutan ekonomi Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal tiga tahun 2024 mengalami perlambatan, tercatat sebesar 4,95 persen secara tahunan (year-on-year). Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang mencapai 5,05 persen year-on-year.