KABARBURSA.COM- Pemerintah saat ini tengah menyusun strategi optimal untuk meningkatkan penerimaan pajak dari aktivitas ekonomi bayangan atau shadow economy. Berdasarkan catatan PPATK, perputaran uang dari sektor ini diperkirakan mencapai 30 hingga 40 persen dari nilai PDB. Wakil Menteri Keuangan, Anggito Abimanyu, mengonfirmasi bahwa pemerintah berencana mengenakan pajak pada aktivitas ekonomi bayangan yang selama ini dianggap ilegal dan luput dari jangkauan perpajakan, meskipun memiliki volume perputaran uang yang sangat besar.
Sesuai dengan namanya, shadow economy atau ekonomi bayangan adalah aktivitas ekonomi yang sulit terjangkau oleh pajak. Mayoritas kegiatannya berlangsung di dunia maya, namun muncul pertanyaan: apakah sektor UMKM termasuk dalam kategori ini?
Layaknya pedang bermata dua, strategi pemerintah yang menyasar pelaku aktivitas shadow economy bisa memicu efek domino yang lebih luas. Lantas apa potensi dampak kebijakan ini dan tantangan yang mungkin dihadapi pemerintah dalam mengatur sektor ekonomi bayangan?
Perdagangan dolar Amerika Serikat bergerak dalam kisaran yang ketat, di tengah para pedagang yang menganalisis sejumlah data ekonomi terbaru. Perhatian pasar kini tertuju pada data penggajian non-pertanian yang akan dirilis pada akhir pekan ini, yang diharapkan memberikan petunjuk penting terkait kondisi tenaga kerja dan prospek ekonomi AS ke depan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Oktober 2024 mencapai 1,71 persen secara tahunan dan 0,08 persen secara bulanan, yang sekaligus mengakhiri tren deflasi lima bulan berturut-turut sejak Mei 2024. Pelaksana Tugas Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyampaikan secara daring bahwa peningkatan ini menandai berakhirnya periode deflasi yang telah berlangsung selama lima bulan berturut-turut, menyoroti perubahan tren ekonomi nasional pada bulan Oktober.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini mengalami koreksi tajam, anjlok sebesar 68,76 poin atau sekitar 0,91 persen ke level 7.500,26. Tekanan jual yang berat menyebabkan 10 dari 11 indeks sektoral terperosok ke zona merah. Apa sebenarnya yang memicu tren negatif ini? Dan bagaimana proyeksi perdagangan pekan depan?