KABARBURSA.COM - Saham Asia diperkirakan akan memulai perdagangan pada Jumat, 3 Januari 2024, dengan pergerakan yang terbatas, mengikuti penurunan saham AS untuk hari kelima berturut-turut. Hal ini menandakan awal yang hati-hati bagi Wall Street pada tahun ini, setelah tekanan terhadap pasar global di awal 2025.
Seperti dikutip dari Bloomberg, pergerakan saham di Asia bervariasi. Saham Australia sedikit lebih tinggi, sementara kontrak berjangka saham Hong Kong mengalami penurunan. Demikian pula, kontrak berjangka Nikkei turut turun, meskipun perdagangan saham Jepang ditutup karena liburan. Pergerakan yang ragu-ragu ini sejalan dengan penurunan indeks S&P 500 dan Nasdaq 100 yang turun 0,2 persen pada hari Kamis, 2 Januari 2025, dipicu oleh hasil yang kurang memuaskan dari Tesla Inc.
Tesla, yang melaporkan pengiriman kuartal keempat yang gagal memenuhi ekspektasi pasar, menyaksikan penurunan pertama dalam penjualan tahunan dalam lebih dari satu dekade. Saham perusahaan kendaraan listrik tersebut kini terdepresiasi sebesar 18 persen sejak Natal, memberikan dampak negatif bagi sektor teknologi secara keseluruhan.
Saham China menjadi yang terburuk di Asia pada hari Kamis, dengan data ekonomi yang menunjukkan tanda-tanda pelemahan dan ketidakpastian mengenai kemungkinan kenaikan tarif perdagangan. Indeks saham Asia MSCI Inc. turun untuk hari ketiga dalam empat hari terakhir, sementara indeks saham pasar berkembang global mencatatkan penurunan lebih dalam, mencapai level terendah sejak September dan mendekati penurunan 10 persen dari puncaknya pada awal Oktober.(*)