Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Rencana Konversi Piutang ke Saham, HRUM Perkuat Sektor Nikel

Rubrik: Non Redaksi | Diterbitkan: 04 December 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Rencana Konversi Piutang ke Saham, HRUM Perkuat Sektor Nikel

KABARBURSA.COM - PT Harum Energy Tbk (HRUM), melalui anak perusahaannya PT Tanito Harum Nickle, berencana mengkonversi piutang senilai Rp4,22 triliun menjadi peningkatan kepemilikan saham di PT Harum Nickle Industry (HNI).

Langkah ini dilakukan untuk memperkuat sektor nikel guna menghadapi ancaman perang dagang dari presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump.

Selain itu, aksi korporasi tersebut juga bertujuan meningkatkan modal disetor HNI secara signifikan, dari Rp259,01 miliar menjadi Rp4,30 triliun, dengan Tanito Harum Nickle mengambil alih seluruh saham baru yang diterbitkan, sebanyak 4,04 juta lembar saham.

Dengan aksi ini, Tanito akan tetap mempertahankan kepemilikan mayoritas sebesar 99,99 persen di HNI.

Direktur Utama HRUM Ray A Gunara, menjelaskan bahwa konversi utang ini bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan HNI. Selain itu, langkah ini merupakan bagian dari strategi investasi Tanito untuk mendukung diversifikasi usaha HRUM, terutama dalam memperluas kehadirannya di industri nikel.

Diversifikasi ini sejalan dengan tren global yang semakin berfokus pada bahan baku untuk energi terbarukan dan kendaraan listrik, di mana nikel memiliki peran strategis sebagai komponen utama baterai.

Manajemen HRUM menekankan bahwa nilai transaksi ini, yang melebihi 20 persen dari ekuitas perusahaan per 31 Maret 2024, menjadikannya sebagai transaksi material yang berdampak signifikan pada kinerja keuangan perusahaan.

Dengan memperkuat posisi HNI melalui injeksi modal, HRUM tidak hanya meningkatkan daya saing di industri nikel, tetapi juga menunjukkan komitmennya untuk mendukung pertumbuhan sektor mineral strategis di Indonesia.

Langkah ini mencerminkan visi jangka panjang HRUM untuk beradaptasi dengan perubahan pasar global dan mengambil peluang di sektor dengan potensi pertumbuhan tinggi. Diversifikasi usaha ke industri nikel mempertegas transformasi HRUM dari perusahaan berbasis batu bara menjadi pemain utama di sektor mineral yang lebih berkelanjutan.

Aksi ini juga menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menjawab kebutuhan pasar yang berkembang pesat, terutama di tengah dorongan global untuk dekarbonisasi dan transisi energi bersih.

Perkuat Sektor Nikel

Mengutip analisis CEO Mikirduit Surya Rianto, PT Harum Energy Tbk (HRUM) telah menunjukkan transformasi besar dalam arah bisnisnya dengan mengalihkan fokus dari batu bara ke sektor nikel yang memiliki prospek cerah di era transisi energi global.

Langkah agresif ini dimulai pada 2020 ketika HRUM mengakuisisi PT Position dan Nickel Mines Limited asal Australia. Strategi ini tidak hanya menjadi langkah awal, tetapi juga tonggak penting dalam perjalanan HRUM untuk menjadi pemain utama di industri nikel.

Investasi besar-besaran menjadi bukti komitmen HRUM terhadap visi diversifikasi ini. Pada tahap awal, perusahaan mengalokasikan 100 juta dolar AS untuk pembangunan smelter yang menjadi inti dari pengolahan nikel.

Tidak berhenti di situ, HRUM terus memperluas portofolio bisnisnya dengan mengakuisisi PT Infei Metal Industry pada 2023 senilai 70,83 juta dolar AS. Smelter yang dimiliki Infei telah beroperasi sejak Mei 2022, memberikan keunggulan kompetitif dengan hasil produksi nikel pig iron.

Pada awal 2024, HRUM melanjutkan ekspansinya dengan mengakuisisi mayoritas saham PT Westrong Metal Industry, dan pada September 2024, HRUM memperoleh kendali atas PT Nickel Internasional Capital Pte. Ltd. dengan kepemilikan 51 persen senilai 42,06 juta dolar AS.

Aksi ekspansi ini mulai memberikan hasil nyata. Hingga September 2024, kontribusi pendapatan dari segmen pemurnian nikel mencapai 52,4 persen, melampaui bisnis inti batu bara yang sebelumnya mendominasi.

Dengan tren ini, HRUM semakin dekat untuk mencapai target ambisiusnya, yaitu menggantungkan 70 hingga 80 persen pendapatan dari nikel pada 2025. Faktor eksternal seperti potensi kenaikan harga nikel di pasar global juga dapat mempercepat pencapaian target tersebut, mengingat peran penting nikel dalam teknologi baterai dan transisi ke energi terbarukan.

Berbeda dengan perusahaan lain yang lebih konservatif dalam diversifikasi, HRUM mengambil langkah proaktif untuk mengukuhkan posisinya di pasar nikel. Keberhasilan strategi ini menjadi contoh bagaimana perusahaan dapat beradaptasi dengan perubahan pasar global sekaligus memanfaatkan peluang yang muncul dalam ekonomi rendah karbon.

Dengan investasi yang terus berlanjut dan performa segmen nikel yang semakin dominan, HRUM tampaknya berada di jalur yang tepat untuk menjadi pemain kunci di industri nikel, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di panggung global.

Saham HRUM Melesat

Saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) menunjukkan performa yang cukup menarik dalam perdagangan hari ini. Saham ditutup pada level Rp1.125 per saham, naik sebesar Rp45 atau 4,17 persen dari harga sebelumnya.

Kenaikan ini menunjukkan adanya sentimen positif dari investor terhadap prospek perusahaan, seiring dengan langkah strategisnya dalam diversifikasi bisnis ke sektor nikel yang semakin menjanjikan.

Pada sesi perdagangan, HRUM dibuka di level Rp1.085 dan sempat mencapai titik tertinggi di Rp1.130 sebelum akhirnya mengakhiri sesi di Rp1.125. Level terendah yang sempat disentuh adalah Rp1.080, memberikan indikasi adanya konsolidasi harga sebelum saham tersebut bergerak naik.

Dengan volume transaksi mencapai 47 ribu lot dan total nilai perdagangan sebesar Rp5,2 miliar, saham HRUM menarik perhatian investor institusional maupun ritel.

Data menunjukkan adanya akumulasi yang signifikan dari investor asing, dengan nilai pembelian bersih (foreign buy) sebesar Rp1,2 miliar, jauh melampaui nilai penjualan asing (foreign sell) yang tercatat sebesar Rp568,2 juta.

Hal ini mencerminkan adanya kepercayaan investor asing terhadap prospek pertumbuhan HRUM, terutama di tengah momentum transisi energi yang mendukung permintaan nikel global.

Rata-rata harga saham HRUM dalam sesi ini berada di kisaran Rp1.115, menandakan bahwa minat beli cukup stabil meskipun harga saham bergerak mendekati batas atas harian (Auto Rejection Atas atau ARA) di Rp1.350.

Frekuensi transaksi yang mencapai 1.548 kali mengindikasikan tingginya likuiditas saham ini, memberikan peluang yang baik bagi investor untuk masuk atau keluar dari posisi mereka tanpa kesulitan.

Dengan tren harga yang positif dan dukungan fundamental yang kuat melalui ekspansi ke sektor nikel, saham HRUM memiliki potensi untuk melanjutkan penguatan, terutama jika harga nikel global terus meningkat.

Namun, investor tetap perlu mencermati faktor risiko, seperti fluktuasi harga komoditas dan kondisi pasar yang lebih luas, untuk memastikan strategi investasi yang optimal.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.