Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Infografis: Putin Tembak Rudal Balistik ke Ukraina, Harga Minyak Naik

Rubrik: Non Redaksi | Diterbitkan: 22 November 2024 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Redaksi
Infografis: Putin Tembak Rudal Balistik ke Ukraina, Harga Minyak Naik

KABARBURSA.COM - Harga minyak mencatatkan kenaikan pada hari Jumat setelah Rusia mengumumkan telah meluncurkan rudal balistik ke Ukraina dan memperingatkan kemungkinan meluasnya konflik, yang menambah kekhawatiran akan pengetatan pasokan minyak mentah.

Minyak mentah Brent tercatat naik 14 sen, atau 0,2 persen, menjadi USD74,37 per barel pada pukul 00.07 GMT. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik 17 sen, atau 0,2 persen, menjadi USD70,27 per barel. Seperti dilansir reuters, ditulis Jumat 22 November 2024.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan pada Kamis bahwa perang di Ukraina telah berkembang menjadi konflik global, menyusul keputusan AS dan Inggris yang memberi izin kepada Ukraina untuk menyerang Rusia menggunakan senjata mereka.

Rusia, yang merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia, meskipun produksi minyaknya menurun akibat larangan impor terkait invasinya ke Ukraina serta pembatasan pasokan oleh OPEC+, bulan ini mengonfirmasi bahwa produksinya sekitar 9 juta barel per hari.

Sementara itu, Ukraina terus menargetkan infrastruktur minyak Rusia dengan menggunakan pesawat nirawak. Pada Juni lalu, misalnya, Ukraina melancarkan serangan terhadap empat kilang minyak Rusia menggunakan pesawat nirawak serang jarak jauh.

Di sisi lain, peningkatan persediaan minyak mentah dan bensin di AS membatasi lonjakan harga. Data pemerintah yang dirilis pekan ini menunjukkan stok minyak mentah AS meningkat 545.000 barel dalam pekan yang berakhir 15 November, mencapai 430,3 juta barel. Stok bensin juga naik 2,1 juta barel, mencapai 208,9 juta barel.

Beberapa analis memperkirakan persediaan minyak akan terus meningkat pada data yang akan datang minggu depan.

“Kami memperkirakan peningkatan produksi dan aktivitas kilang AS yang akan memberikan dampak negatif terhadap harga minyak mentah dan produk-produk utama,” ujar Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates, Florida.(*)