Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

3 Kendala Indonesia Sulit Jadi 'Raja' Ekonomi Syariah Dunia

Rubrik: Syariah | Diterbitkan: 27 February 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
3 Kendala Indonesia Sulit Jadi 'Raja' Ekonomi Syariah Dunia

KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) menyebut perekonomian syariah terus tumbuh di Indonesia. Namun, masih ada 3 masalah yang menghambat tujuan RI untuk menjadi pusat perekonomian syariah terbesar di dunia. "Di tengah capaian itu perjalanan kita masih sangat panjang," kata Deputi Gubernur BI Juda Agung dalam peluncuran Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (KEKSI) 2023 dan seminar Sharia Economic and Financial Outlook (ShEFO) 2024, Senin 26 Februari 2024.

Juda mengatakan masalah pertama datang dari sektor industri syariah. Dia mengatakan masalah di sektor ini terletak pada produksi, ketersediaan dan kualitas bahan baku halal. "Kita masih dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan produksi dan ketersediaan produk halal di Indonesia, belum lagi di tingkat global kita mungkin masih jauh dari konteks sebagai penyedia produk halal," kata dia.

Juda melanjutkan masalah kedua ada di sektor keuangan syariah. Dia mengatakan di sektor ini perlu ada inovasi model bisnis keuangan syariah, perluasan basis investor dan pemanfaatan digital.

"Mendorong keuangan syariah juga masih menjadi tantangan, inovasi akan terus dilakukan dengan dipayungi Undang-Undang P2SK," kata dia. UU P2SK adalah UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan.

Selain itu, Juda menyoroti tantangan ketiga yang dihadapi dalam meningkatkan perekonomian syariah di Indonesia, yaitu dari sisi literasi ekonomi syariah di masyarakat. Juda menekankan bahwa literasi keuangan di kalangan masyarakat masih menjadi fokus utama yang perlu diperhatikan.

"Ini merupakan tanggung jawab bersama kita dan membutuhkan upaya keras, konsistensi, serta sinergi dan kolaborasi dari semua pihak," ungkapnya.

Untuk mengatasi tiga tantangan tersebut, Bank Indonesia (BI) telah merumuskan empat program prioritas. Juda menjelaskan bahwa keempat program tersebut mencakup penguatan industri syariah di sektor makanan-minuman dan fesyen muslim, akselerasi keuangan sosial dan komersial syariah, optimalisasi digitalisasi keuangan syariah, serta peningkatan literasi dan penyebarluasan edukasi ekonomi syariah.

"Kami mengajak semua pihak yang terlibat dalam ekonomi syariah untuk terus memperkuat fondasi ekonomi berbasis syariah," tandasnya.

Dengan adanya fokus pada peningkatan literasi ekonomi syariah dan implementasi program-program prioritas tersebut, diharapkan perekonomian syariah di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan ekonomi nasional serta kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.