Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

BSI Targetkan Rp1 Triliun untuk Sukuk Tabungan ST014

Rubrik: Syariah | Diterbitkan: 22 March 2025 | Penulis: Citra Dara Vresti Trisna | Editor: Citra Dara Vresti Trisna
BSI Targetkan Rp1 Triliun untuk Sukuk Tabungan ST014 PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memasarkan produk investasi Sukuk Tabungan seri ST014. (Kabar Bursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memasarkan produk investasi Sukuk Tabungan seri ST014. Mitra distribusi Kementerian Keuangan ini membidik dan menargetkan target penjualan sebesar Rp1 triliun.

ST014 adalah Surat Berharga Syariah Negara yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan dan menawarkan imbal hasil kupon dengan skema floating with floor, serta mendapat jaminan dari pemerintah. Pemesanan ST014 dapat dilakukan melalui BYOND by BSI atau BSI Net Banking.

Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna optimistis target perseroan dapat tercapai karena BSI menyiapkan Sukuk Gold Ownership Program dalam penjualan Sukuk Tabungan seri ST014. Inovasi terbaru BSI ini merupakan upaya menghadirkan ragam pilihan investasi bagi nasabah.

“Hadirnya Sukuk Gold Ownership Program menjadi pilihan bagi nasabah dengan berbagai keunggulan dan manfaat. Program ini merupakan bundling produk Sukuk Seri ST014 dengan produk BSI Cicil Emas, yang kemudian imbal hasilnya dapat digunakan untuk program BSI Cicil Emas,” kata Anton dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu, 22 Maret 2025.

Anton menjelaskan, program ini dirancang khusus bagi nasabah prioritas untuk merencanakan investasi yang aman dan berkelanjutan serta menawarkan berbagai kemudahan.

BSI melengkapi program Sukuk Gold Ownership dengan sejumlah fitur eksklusif bagi peserta program ini, seperti DP nol persen, margin spesial, serta bebas biaya administrasi khusus bagi nasabah BSI Prioritas.

Sepanjang 2024, BSI telah mendistribusikan lima SBSN, yakni SR020, ST012, SWR005, SR021, dan ST013. Seluruhnya berhasil melampaui target penjualan yang ditetapkan Kementerian Keuangan.

Selain pencapaian di Pasar Perdana, pertumbuhan penjualan Sukuk Ritel di Pasar Sekunder juga menunjukkan tren positif, mencerminkan minat yang semakin meningkat dari investor ritel terhadap instrumen investasi ini, baik melalui penawaran di Pasar Perdana maupun transaksi di Pasar Sekunder.

Anton menambahkan, peningkatan volume transaksi SBSN yang dicapai BSI merupakan hasil dari sinergi kuat antara bank, nasabah, dan Kementerian Keuangan yang terus memberikan kepercayaan kepada BSI. Ke depan, BSI berkomitmen untuk terus memperkuat bisnis Wealth Management dengan mengoptimalkan transaksi SBSN di pasar perdana maupun pasar sekunder.

“Dengan berbagai langkah yang kami lakukan, kami berharap pada 2025 a kan semakin banyak nasabah yang memilih BSI untuk menjadi Sahabat Finansial, Sahabat Sosial, dan Sahabat Spiritual,” ujarnya.

Pembiayaan BSI di Sektor Kendaraan Hijau

Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyatakan bahwa pembiayaan kendaraan listrik telah mencapai Rp185 miliar, mencatatkan peningkatan sebesar 266 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, menjelaskan bahwa pencapaian ini selaras dengan kebijakan pemerintah dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) serta pemberian stimulus pajak.

Selain itu, pembiayaan kendaraan listrik juga menjadi bagian dari upaya BSI dalam memperkuat implementasi prinsip environment, sustainability, and governance (ESG) dalam portofolio bisnisnya.

Agar penyaluran pembiayaan kendaraan listrik terus meningkat, BSI akan menjalin kerja sama dengan berbagai pelaku pasar guna mengakselerasi adopsi kendaraan listrik.

“Tahun ini kami akan menggandeng salah satu produsen ramah lingkungan untuk optimalisasi penyerapan pembiayaan EV. Serta melakukan optimalisasi program kerja sama COP [car ownership program]. Selain itu, di internal BSI juga telah menerapkan penggunaan green operation melalui mobil operasional ramah lingkungan,” dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis, 6 Maret 2025.

Sebagai bagian dari program Astacita yang diinisiasi pemerintah, BSI terus berkomitmen mendorong pertumbuhan bisnis berkelanjutan dengan tetap berpegang pada prinsip 3P (people, profit, planet). Dukungan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari bisnis hijau hingga operasional ramah lingkungan.

Anton menyebutkan bahwa tren pembiayaan kendaraan listrik terus mengalami peningkatan, didorong oleh berbagai kebijakan pemerintah, termasuk insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk kendaraan listrik yang berlaku hingga 31 Desember 2025.

“Insentif ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik, sehingga kami optimis permintaan pembiayaan EV akan terus meningkat,” tambahnya.

Pada awal tahun ini, BSI telah menjalin kemitraan dengan beberapa produsen otomotif EV melalui penandatanganan kesepakatan terkait pembelian kendaraan listrik serta kerja sama dengan dealer penyedia EV.

Sementara itu, di lingkungan internal, BSI telah menghadirkan 139 kendaraan listrik yang digunakan sebagai kendaraan operasional. Langkah ini menjadi bagian dari upaya awal dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 dengan mengurangi emisi karbon dari sektor transportasi.

Tak hanya itu, BSI juga menawarkan berbagai promo menarik untuk pembiayaan kendaraan ramah lingkungan.

“Kami menjalin kerja sama dengan beberapa merek kendaraan listrik, mengoptimalkan potensi dari 21 juta nasabah BSI, serta menyediakan DP rendah dan hadiah menarik untuk nasabah pembiayaan kendaraan listrik,” jelas Anton.

Lebih lanjut, Anton menegaskan bahwa BSI tetap optimistis dalam berperan aktif mempercepat adopsi kendaraan listrik di Indonesia, sejalan dengan visi pemerintah dalam membangun ekosistem transportasi yang lebih berkelanjutan. (*)