KABARBURSA.COM - PT Bank Syariah Indonesia (BSI) mencatat shifting transaksi e-channel meningkat signifikan. Selain melalui e-channel, transaksi di BSI juga dilakukan melalui juga menggunakan layanan teller di masing-masing cabang.
Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar mengungkapkan, hingga Desember 2024, transaksi melalui e-channel mencapai 98,03 persen atau sebanyak 851 juta transaksi dengan volume sebesar Rp956 triliun pada akhir 2024.
Wisnu menuturkan, pihaknya berkomitmen memperkuat pertahanan keamanan siber perbankan. Ia juga mengimbau nasabah untuk waspada dan berhati-hati terhadap segala bentuk modus penipuan yang mengatasnamakan Bank Syariah Indonesia.
“Seiring pesatnya perkembangan teknologi serta kebutuhan nasabah untuk produk keuangan digital, BSI menyadari adanya peningkatan risiko keamanan siber. Oleh sebab itu BSI menerapkan dan senantiasa meningkatkan cyber security yang sejalan dengan ketentuan regulator,” kata Wisnu dalam keterangan tertulis, Kamis, 13 Februari 2025.
Terkait dengan kendala layanan e-channel, Wisnu menjelaskan jika saat ini telah memasuki fase stabilisasi usai proses upgrade dan telah kembali normal.
Menurutnya, upgrade sistem IT harus dilakukan sebagai upaya pemeliharaan berkelanjutan. Pemeliharaan ini, kata dia, menjadi hal penting untuk dilakukan seiring pertumbuhan nasabah BSI yang sudah lebih dari 21 juta.
“Dalam proses tersebut kami memahami bahwa nasabah mengalami kendala dalam mengakses layanan BSI. Kendati demikian kami melalui tim IT BSI secara intens melakukan normalisasi layanan agar masyarakat dapat mengakses layanan terbaik dengan lancar,” tutur Wisnu.
Wisnu mengatakan, pihaknya mengapresiasi kesabaran serta pengertian masyarakat atas kendala yang timbul saat proses upgrade sistem dilakukan.
“BSI selalu menjaga komitmennya memberikan layanan keuangan dan perbankan syariah terbaik untuk bangsa Indonesia. Dan kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi selama proses tersebut,” ujarnya.
Wisnu juga menegaskan bahwa data dan dana seluruh nasabah BSI dalam kondisi baik dan aman. Karena, menurutnya, perseroan terus melakukan mitigasi atas segala kemungkinan yang terjadi agar data dan dana nasabah BSI selalu aman.
Dorong Perkembangan UMKM
Sebelumnya, BSI menunjukkan komitmen nyata dalam mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk semakin mandiri dan berkembang. Atas konsistensinya dalam memperkuat ekonomi kerakyatan, BSI kembali dipercaya menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Syariah senilai Rp17 triliun pada tahun 2025. Angka ini naik jika dibandingkan target pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp16 triliun.
Direktur Retail Banking BSI, Harry Gusti Utama, menegaskan bahwa penyaluran KUR Syariah ini merupakan amanah besar dari negara. Upaya ini, menurutnya, selaras dengan prioritas utama program Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo yang mengedepankan penguatan ekonomi yang berbasis kerakyatan.
“BSI konsisten mendukung UMKM untuk naik kelas, menjadi bagian dari ekosistem pembiayaan syariah. Dengan akses yang lebih mudah, aman, dan cepat, kami berupaya membantu UMKM mengembangkan potensi usahanya,” ujar Harry seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, pada Rabu, 22 Januari 2025.
Sejak berdiri, BSI telah menyalurkan KUR Syariah kepada sekitar 420.000 pelaku UMKM dari 2021 hingga akhir Desember 2024. Untuk 2025, target penyaluran meningkat menjadi Rp17 triliun.
Pada 2024, realisasi penyaluran KUR Syariah mencapai Rp15,42 triliun, atau sekitar 97 persen dari target pemerintah. Dana tersebut telah mengalir kepada lebih dari 131.000 pelaku usaha yang mayoritas bergerak di sektor perdagangan, pertanian, dan jasa.
Harry mengungkapkan, wilayah dengan penyerapan KUR tertinggi adalah Aceh, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Ketiga provinsi ini dikenal memiliki basis UMKM yang kuat serta berkontribusi signifikan dalam menciptakan lapangan kerja.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran BSI UMKM Center yang berfungsi sebagai pusat pengembangan usaha. Saat ini, pusat tersebut telah hadir di Aceh, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar. “Kami berharap UMKM penerima KUR dapat berkembang pesat, membuka peluang baru, dan memberikan manfaat bagi lebih banyak pelaku usaha,” imbuh Harry.
Selain pendanaan, BSI juga memberikan pendampingan berkelanjutan kepada pelaku UMKM di Tanah Air. Program seperti inkubasi usaha, business matching, hingga pelatihan strategis menjadi bagian dari upaya untuk memastikan keberlanjutan usaha mereka.
Harry menambahkan, melalui program-program andalan seperti BSI Aceh Muslimpreneur, Talenta Wirausaha BSI, dan BSI International Expo dapat mendukung terciptanya wirausaha tangguh di Indonesia.
“Kolaborasi dengan pihak pemerintah dan sektor-sektor terkait membuat kami optimis dapat membantu membuka peluang usaha baru sekaligus memperkuat ekonomi kerakyatan di Indonesia,” ujarnya. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.