Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Dukung Ekonomi Hijau, BSI Bidik Segmen Strategis Pembiayaan EV

Rubrik: Syariah | Diterbitkan: 31 January 2025 | Penulis: Citra Dara Vresti Trisna | Editor: Redaksi
Dukung Ekonomi Hijau, BSI Bidik Segmen Strategis Pembiayaan EV

KABARBURSA.COM – Wakil Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Bob T. Ananta mengatakan, salah satu upaya BSI mendorong ekonomi hijau adalah dengan melakukan pembiayaan kendaraan ramah lingkungan atau electric vehicle (EV).

Menurutnya, pembiayaan kendaraan rendah karbon sejalan dengan semangat program Astacita pemerintah, terutama mendorong hilirisasi dan industrialisasi. Hal ini dilakukan untuk menambah nilai tambah dalam negeri serta penerapan prinsip environmental, social, and governance (ESG).

“BSI terus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sedang menuju ekonomi hijau dan berkelanjutan melalui NZE (Net Zero Emission), juga memprioritaskan pembangunan rendah karbon yang inklusif dan berkeadilan,” kata Bob dalam keterangannya, di Jakarta, Jumat, 31 Januari 2025.

Sementara itu, hingga Desember 2024, capaian BSI dalam pembiayaan kendaraan ramah lingkungan telah mencapai RP171 miliar atau tumbuh signifikan sebesar 476 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Bob menuturkan, pihaknya mengapresiasi program insentif dari pemerintah seperti Pajak Penjualan Barang Mewah (PPNbM) dan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk kendaraan EV sebesar Rp11,4 triliun.

Oleh karena itu, pihaknya bakal mengambil peluang dari kebijakan ini dengan menyasar segmen-segmen potensial yang butuh pembiayaan kendaraan EV seperti halnya instansi pemerintah maupun swasta dan segmen komersial di kota besar.

Potensi Pasar EV di Indonesia

Bob mengaku optimistis jika pertumbuhan pembiayaan kendaraan listrik terus meningkat sepanjang tahun 2025. Menurutnya, tren positif ini didorong oleh besarnya potensi pasar dan permintaan dari masyarakat, serta berbagai kebijakan dan kemudahan yang diberikan pemerintah untuk mendorong pembelian kendaraan listrik.

“Tahun ini kami akan menggandeng berbagai merek produsen EV untuk optimalisasi penyerapan pembiayaan EV. Juga dengan berbagai program kerja sama COP (Car Ownership Program) dan juga mulai melakukan green operation di lingkungan BSI, dimana untuk tahap pertama kami akan melakukan uji coba kendaraan EV,” papar Bob.

Sejalan dengan meningkatnya kesadaran terhadap kendaraan ramah lingkungan, persaingan di pasar otomotif semakin ketat. Hal ini ditandai dengan masuknya berbagai produsen baru ke Indonesia yang menawarkan harga kompetitif.

Selain itu, pemerintah juga memberikan insentif berupa relaksasi kebijakan, subsidi pajak kendaraan listrik, serta pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di lokasi strategis yang semakin memudahkan pengguna kendaraan listrik.

BSI juga telah menyiapkan serangkaian acara pada 2025 sebagai bentuk kontribusi terhadap pembiayaan otomotif berkelanjutan. Kegiatan ini akan diselenggarakan bekerja sama dengan PT Mandiri Utama Finance (MUF) serta sejumlah pabrikan yang memiliki portofolio kendaraan listrik dan hybrid.

Menjelang perayaan milad ke-4 pada Februari tahun ini, BSI menawarkan berbagai promo menarik, seperti biaya administrasi Rp4, voucher car grooming senilai Rp3 juta, voucher e-commerce, serta perluasan asuransi banjir dan personal accident.

Pembiayaan UMKM

Sebelumnya, BSI dan BSI Maslahat menyalurkan zakat kepada ekosistem Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Koperasi Ikhtiar Swadaya Mandiri (ISM) Ngudi Makmur di Jakarta Selatan.

Koperasi ini merupakan salah satu binaan yang diberdayakan oleh BSI dan BSI Maslahat. Saat ini ISM menaungi 100 pelaku UMKM pedagang bakso di Jakarta Selatan dan telah mendapat sertifikasi halal.

Sekadar informasi, program pemberdayaan berkelanjutan kepada UMKM diwujudkan melalui pemberian bantuan permodalan, pendampingan sertifikasi halal dan pelatihan pengelolaan keuangan.

Harapan dari pemberian zakat ini adalah agar para pedagang bakso yang berstatus mustahik atau penerima zakat dapat naik kelas menjadi muzaki atau pemberi zakat di kemudian hari.

Salah satu pengurus Koperasi ISM Ngudi Makmur mengatakan, bantuan BSI dan BSI Maslahat memberi kemanfaatan bagi 100 UMKM yang berada di dalam naungan koperasi ini.

“Tidak hanya menjadi rumah bagi 100 UMKM, Koperasi ISM Ngudi Makmur juga membuka kemitraan/franchise di 3 lokasi lainnya, yaitu Roxy di Jakarta Pusat, Halim di Jakarta Timur, dan di wilayah Bekasi, Jawa Barat,” kata Joko dalam keterangan tertulis, Kamis, 30 Januari 2025.

Joko menjelaskan, bantuan yang disalurkan oleh BSI dan BSI Maslahat tidak hanya berupa pendanaan dan pelatihan, tetapi juga mencakup penyediaan peternak sapi dan ayam, Rumah Potong Hewan (RPH), hingga sertifikasi halal.

Dengan adanya dukungan tersebut, pihaknya merasakan manfaat besar karena bantuan ini mampu menciptakan sinergi dan pemberdayaan berkelanjutan melalui ekosistem yang solid.

Bantuan dari BSI dan BSI Maslahat ini mencakup seluruh rantai pasok, dari hulu ke hilir. Di bagian hulu, terdapat peternak binaan di Lampung, sementara koperasi berperan sebagai hilir. Peternak di Lampung merupakan bagian dari program pembinaan BSI Maslahat, sehingga kualitas dan kesehatan ternaknya lebih terjamin.

Nantinya, sapi hidup yang dikirim oleh peternak akan diterima oleh RPH, yang bekerja sama dengan pihak koperasi dan telah memiliki sertifikasi halal.

Melalui sistem pemberdayaan ini, daging yang telah diproses tidak dipasarkan secara konvensional, melainkan langsung disalurkan kepada pelaku UMKM yang tergabung dalam koperasi pedagang bakso.

Pola ini memperpendek jalur distribusi dan mengurangi biaya produksi, sehingga harga jualnya menjadi lebih terjangkau bagi konsumen tanpa mengorbankan kualitas.

“Dengan sistem ini, ada satu mata rantai yang berhasil kita potong. Sekarang kami berada di tangan kedua, bukan lagi di tangan ketiga,” ujar Joko.

Ia menambahkan bahwa bantuan dari BSI dan BSI Maslahat telah berdampak positif bagi 100 UMKM pedagang bakso di bawah naungan Koperasi ISM Ngudi Makmur. (*)