Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

SUV Hybrid Baru BYD Berteknologi Drone Siap Dirilis

BYD siap luncurkan SUV hybrid baru dengan teknologi drone dan AI. Harganya tempel Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid.

Rubrik: Otomotif | Diterbitkan: 05 May 2025 | Penulis: Harun Rasyid | Editor: Pramirvan Datu
SUV Hybrid Baru BYD Berteknologi Drone Siap Dirilis BYD Sealion 7 DM-i, SUV hybrid baru dengan teknologi AI Deepseek dan drone DJI siap meluncur. Harga lebih murah dari Innova Zenix Hybrid. Foto: dok. BYD.

KABARBURSA.COM - BYD dalam waktu dekat ini akan meluncurkan mobil baru yakni Sealion 7 DM-i, sebuah SUV dengan teknologi elektrifikasi Plug-In Hybrid.

Carnewschina melaporkan, BYD Sealion 7 DM-i dipastikan meluncur untuk pasar China pada 8 Mei mendatang. 

BYD Sealion 7 DM-i bakal tergabung dalam lini Ocean Series yang menyediakan SUV di segmen medium hingga besar. Selain itu, ia juga menjadi varian dari Sealion 7 yang sebelumnya mengusung tenaga listrik berbasis baterai (BEV) seperti yang dipasarkan di Indonesia.

Soal tampilan, BYD Sealion 7 DM-i mengusung bahasa desain "Ocean Aesthetics" khas BYD untuk menghadirkan tampilan modern dan penuh gaya. 

Beberapa sorotan utama pada desainnya ialah lampu depan LED berbentuk “e” yang dilengkapi lampu DRL (Daytime Running Lights), sentuhan trim hitam-perak pada bemper depan dan ventilasi udara di sisi samping yang terkesan sporty. 

Dari samping, BYD Sealion 7 DM-i memiliki bentuk bodi membulat namun tetap tegas. Tersemat pelek bergaya palang lima yang memiliki dua warna yakni hitam dan silver. 

Sementara pada sisi belakangnya dilengkapi   lampu LED yang membentang lebar layaknya SUV modern.

Secara dimensi, SUV Hybrid BYD ini memiliki panjang 4.880 mm, lebar 1.920 mm, dan tinggi 1.750 mm, dengan jarak sumbu roda 2.820 mm. Dimensi tersebut diklaim dapat menyuguhkan kabin yang cukup luas dan nyaman di kelasnya.

Pada interiornya, Sealion 7 DM-i menawarkan hal yang tak kalah menarik. Misalnya bagian dasbor yang dirancang simetris dengan tema “Glacier World”. Dasbornya memiliki kombinasi panel hitam elegan yang melintang di seluruh kabin. Bagian tersebut dilengkapi panel layar instrumen digital 10,25 inci dan head unit layar sentuh ukuran 15,6 inci yang bisa diputar.

Kedua perangkat infotainment tersebut dikendalikan oleh sistem DiLink 100 yang mendukung perintah suara berbasis AI (Aritificial Intelligent) dan diperkuat oleh teknologi AI Deepseek.

Dasbor dan interior BYD Sealion 7 DM-i. Foto: Carnewschina.


Di samping itu, Sealion 7 DM-i juga menawarkan sistem drone pintar hasil kolaborasi BYD dengan DJI, bernama Lingyuan Intelligent Drone System. 

Sistem ini memungkinkan pengguna untuk mengoperasikan drone langsung dari dalam mobil, termasuk fungsi otomatis seperti lepas landas, pelacakan, dan kembali ke titik awal.

Performa dan Jarak Tempuh BYD Sealion 7 DM-i 


Sealion 07 DM-i dibangun di atas platform DM generasi kelima milik BYD. Varian dasar dari mobil ini ditenagai mesin bensin 1.500 cc dengan turbocharged berkekuatan 115 kW.

Mesin bakarnya dipadukan dengan motor listrik dengan penggerak roda depan berdaya 200 kW. Kombinasi ini memberikan jangkauan total hingga 1.320 km dan jangkauan listrik murni hingga 150 km.

Bagi yang menginginkan performa ekstra, tersedia varian DM-p dengan sistem penggerak semua roda atau All Wheel Drive yang didukung tambahan motor listrik kedua. 

Varian ini menawarkan tenaga gabungan hingga 350 kW atau setara 469 HP dan mampu melesat dari kecepatan 0-100 km per jam hanya dalam 4,7 detik, serta memiliki jangkauan listrik murni mencapai 135 km.

Bicara fitur keselamatan dan kenyamanan, BYD Sealion 7 DM-i disertai teknologi keselamatan aktif Advanced Driver Assistance System (ADAS) dalam dua versi yakni DiPilot 300 dilengkapi LiDAR dan DiPilot 100 yang didukung tiga kamera.

Fitur-fitur unggulan mencakup navigasi otomatis di kota dan jalan tol, pengenalan lampu lalu lintas, penghindaran rintangan, serta sistem parkir otomatis.

Harga BYD Sealion 7 DM-i ditawarkan mulai 189.800 yuan hingga 229.800 yuan, atau sekitar Rp429,7 jutaan hingga Rp520,3 jutaan.

Banderol tersebut kurang lebih bersaing dengan harga Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid yang kini dipasarkan Rp473,2 juta sampai Rp629 juta on the road Jakarta.

Pabrik BYD Diganggu Ormas, Pengamat: Masalah Kecil


Pembangunan pabrik BYD dan VinFast di Subang, Jawa barat kabarnya mendapat gangguan dari Organisasi Masyarakat (Ormas). Hal ini dinilai dapat memperkeruh kondisi investasi di Indonesia di mata investor global, khususnya di sektor otomotif.

Diketahui, skala investasi pabrik BYD di Subang juga tergolong besar karena diproyeksikan menjadi salah satu fasilitas otomotif terbesar di kawasan Asia Tenggara, dengan nilai investasi sebesar Rp11,7 triliun dan berdiri di atas lahan seluas 126 hektar.

Sementara pabrik VinFast di Indonesia juga tak kalah besar lantaran ditargetkan berdiri di atas tanah seluas 100 hektar lebih dan memiliki investasi senilai Rp3,2 triliun. Selain itu pabrik dari brand otomotif asal Vietnam ini, juga akan menjadi pusat produksi mobil VinFast setir kanan.

Kabar pabrik BYD diganggu Ormas sempat dilontarkan Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno saat mengunjungi pabrik BYD di Shenzen, China belum lama ini. Menurutnya, aksi premanisme yang mengganggu pabrik BYD di Indonesia perlu ditindak tegas.

"Sempat ada premanisme Ormas yang mengganggu sarana produksi BYD, saya kira pemerintah daerah harus tindak tegas untuk menangani permasalahan ini. Jangan sampai investor datang ke Indonesia, kemudian merasa tidak mendapat jaminan keamanan. Jaminan keamanan adalah hal paling mendasar bagi investasi untuk masuk ke Indonesia," ujarnya melalui video singkat di akun Instagramnya @eddy_soeparno.

Ilustrasi pabrik BYD di Subang, Jawa Barat. Foto: dok. BYD


Mengenai tindak premanisme dalam investasi, Pengamat Pasar Uang menilai Ibrahim Assuaibi menilai bahwa pergerakan Ormas juga dipicu kondisi ekonomi Indonesia yang sedang goyah.

"Karena daya beli masyarakat menurun, banyak pengangguran, sehingga pengangguran-pengangguran ini mereka bergabunglah dengan Ormas. Karena Ormas  juga memberikan kehidupan buat anggotanya yang begitu banyak," ujarnya saat dihubungi KabarBursa.com, Minggu 27 April 2025.

Menurut Ibrahim, Ormas biasanya meminta iuran kepada para pelaku usaha mikro hingga skala perusahaan. Hal ini merupakan permasalah klasik yang kerap terjadi di berbagai wilayah. Namun tindakan ini sebenarnya bisa dikonsolidasikan antara pihak investor dan Ormas.

"Kenapa Ormas itu meminta iuran, berarti sebelum-sebelumnya memang perusahaan tersebut memberikan. Biasanya juga di perusahaan wilayah Jakarta setiap tahun memang ada. Dan mereka biasanya tidak pernah meminta nominal yang besar," ucapnya.

Lebih lanjut Ibrahim menyatakan, proyek pembangunan seperti pabrik memang kerap didatangi Ormas untuk meminta imbalan atau istilahnya uang keamanan. Hal seperti ini terbilang lumrah bagi orang yang berkecimpung di bidang proyek atau kontraktor.

"Yang terjadi di pabrik BYD menurut saya wilayah-wilayah di Jawa Barat itu memang masih rawan (premanisme) apalagi sekarang ada ormas baru seperti GRIB (Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu). Seharusnya itu dari pihak pengelola pembangunan mengalokasikan dana untuk ormas yang termasuk dalam dana lain-lain. Tapi saya tidak tahu di pabrik BYD atau VinFast ini ormas meminta nominal besar atau tidak," imbuhnya.

Ibrahim menyebut, tindakan ormas seperti aksi premanisme di pabrik yang sedang dibangun ini memang bisa membuat investor sungkan hingga takut berinvestasi. Namun hal seperti ini sebenarnya mudah diatasi.

"Karena sudah viral, dari sudut investor ini ya pasti sangat menyayangkan kalau seandainya ini terjadi. Akhirnya para investor ketakutan. Tetapi lagi-lagi kalau misalnya sebagai seorang konsultan perusahaan bisa menjelaskan ke investor bahwa ini soal biasa, ini cuma 'riak-riak' kecil dalam kehidupan dalam urusan pembangunan perusahaan di Indonesia," jelasnya.

"Namun di sisi lain,ada juga pihak yang membawa nama Ormas untuk mencari keuntungan pribadi. Tindakan ini yang harus ditindak oleh aparat. Karena di Ormas pun misal meminta iuran atau untuk kegiatan apapun biasanya ada satu proposal yang sudah dimusyawarahkan," tambah Ibrahim.

Yang terpenting dalam situasi tersebut, kata Ibrahim, premanisme bisa diatasi dengan mediasi. Hasil mediasi dapa berujung pada kondisi saling menguntungkan bagi pihak Ormas maupun perusahaan.

"Konsultan-konsultan perusahaan ini harus memberikan informasi yang positif untuk investor bahwa ini hanya bagian-bagian kecil yang gampang diselesaikan. Yang penting kita itu bisa mediasi antara manajemen perusahaan dengan Ormas. Ormas itu, di mana-mana kalau dibaikin, mereka juga akan baik dan mengerti. Lalu jika usaha kita diusik, Ormas akan bantu mengamankan jika terjadi sesuatu. Begitu timbal baliknya," pungkasnya.(*)