Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Pentingnya Power Nap Atasi Kantuk Berlebih saat Mengemudi

Pengemudi sebaiknya jangan memaksakan kegiatan mengemudi ketika tubuh sudah terasa sangat lelah dan mengantuk

Rubrik: Otomotif | Diterbitkan: 25 March 2025 | Penulis: Harun Rasyid | Editor: Syahrianto
Pentingnya Power Nap Atasi Kantuk Berlebih saat Mengemudi Tips mengatasi rasa kantuk berlebih saat mengemudi dalam keadaan puasa hingga mudik Lebaran. (Foto: Sleep Foundation)

KABARBURSA.COM - Ibadah puasa di bulan Ramadan dapat mempengaruhi aspek biologis pengemudi yang mudah merasakan kantuk saat berkendara maupun kegiatan sehari-hari.

Rasa kantuk saat mengemudi disebabkan oleh perubahan kebiasaan mulai dari pola makan, tidur, hingga aktivitas harian. Perubahan ini berimbas pada jam biologis dan metabolisme tubuh, seperti kebiasaan sahur saat dini hari.

Selain itu kualitas tidur juga dapat menurun akibat lebih banyaknya waktu makan dan minum pada malam hari. Akibatnya, pengemudi dapat mengalami kantuk berlebih, khususnya di saat krusial seperti pada siang hingga sore hari antara pukul 13.00 hingga 16.00. 

Sebab dalam kurun waktu tersebut, tubuh cenderung mengalami kondisi lapar dan kekurangan cairan yang dapat memperparah rasa kantuk.

Kondisi ini, tentu dapat menimbulkan bahaya saat pengemudi karena rasa kantuk yang bisa meningkatkan risiko kecelakaan.

"Rasa kantuk saat mengemudi di bulan Ramadan sangat membahayakan. Karena itu, penting bagi AutoFamily untuk mengatur pola makan dan tidur agar tetap aman di jalan," ujar Yagimin selaku Chief Marketing Auto2000 dalam keterangan resmi yang dikutip Senin, 24 Maret 2025. 

Tips Mengatasi Kantuk saat Mengemudi di Bulan Ramadan

Auto2000 sebagai main dealer dari merek kendaraan Toyota, memberikan sejumlah tips untuk mengurangi kantuk saat mengemudi. Hal ini perlu menjadi perhatian pengemudi, terlebih bagi yang melakukan perjalanan jarak jauh semisal mudik Lebaran ke kampung halaman.

Langkah pertama yaitu konsisten menjaga pola tidur di malam hari.

Pengemudi disarankan untuk tetap menjaga jadwal tidur malam yang teratur, minimal 6 jam per malam. Pasalnya, kurangnya waktu tidur akibat kurang istirahat dapat menumpuk dan memicu rasa kantuk berlebih di siang hari. Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan microsleep saat mengemudi.

Selanjutnya, maksimalkan paparan sinar matahari dan kurangi aktivitas di depan layar gadget.

Paparan sinar matahari di siang hari dapat membantu tubuh menjaga jam biologis agar tetap stabil. Hindari menatap layar gadget atau televisi menjelang tidur malam, tujuannya agar tubuh lebih cepat rileks dan terhindar dari gangguan tidur.

Cara ketiga, pengemudi perlu mengatur pola makan secara seimbang.

Mengonsumsi makanan bergizi seimbang saat sahur dan berbuka sangat penting untuk kualitas tidur yang optimal. Hindari makan berlebihan di malam hari karena akan membuat tidur menjadi tidak nyenyak dan perut terasa penuh saat waktu sahur tiba.

Selanjutnya, pengemudi perlu menghindari porsi makan sahur secara berlebihan.

Sebab mengonsumsi makanan secara berlebihan saat sahur hanya akan membuat tubuh mudah mengantuk dan cenderung ingin kembali tidur. Kondisi ini dapat menjadi masalah serius apabila setelah sahur harus mengemudikan kendaraan. Alasannya tubuh belum sepenuhnya segar, sehingga respons atau refleks tubuh seseorang cenderung menjadi lambat.

Pengemudi juga perlu mencermati porsi makan saat berbuka puasa. Caranya dengan menahan diri untuk tidak makan terlalu banyak saat berbuka, khususnya jika masih memiliki aktivitas berkendara.

Ini karena perut yang kekenyangan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman saat duduk di balik kemudi kendaraan. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko kantuk akibat lonjakan gula darah yang terjadi secara drastis.

Selain itu, pengemudi juga dapat membatasi konsumsi minuman yang mengandung kafein dan bersoda.

Konsumsi minuman yang mengandung kafein tinggi seperti kopi saat malam hari dapat mengganggu waktu tidur. Sedangkan minuman bersoda dapat menimbulkan rasa tidak nyaman di perut, terutama bagi yang memiliki gangguan lambung.

Solusi Mengatasi Rasa Kantuk Tak Tertahankan

Pertama pengemudi sebaiknya jangan memaksakan kegiatan mengemudi ketika tubuh sudah terasa sangat lelah dan mengantuk. Situasi ini dapat memicu microsleep yaitu kondisi di mana pengemudi tertidur sekejap selama satu sampai dua detik.  Microsleep ini berisiko fatal, karena dapat menyebabkan mobil keluar jalur dan hilang kendali saat pengemudi hilang fokus.

Selain itu, kelelahan secara ekstrem dapat membuat pengemudi mudah tersulut emosi dan menurunkan kewaspadaan, sehingga rentan memicu kecelakaan lalu lintas.

Sebagai solusi, pengemudi bisa mengambil langkah power nap atau tidur dalam waktu singkat selama 20 hingga 30 menit di siang hari, contohnya saat jam istirahat makan siang.

Sebab tidur singkat ini dapat membantu mengembalikan kesegaran tubuh dan konsentrasi yang dibutuhkan saat mengemudi.

Setelah itu, pengemudi juga perlu menjaga produktivitas tanpa memforsir tenaga, dan pastikan asupan cairan tubuh tetap terjaga. Caranya dengan meminum air putih dalam jumlah yang cukup saat sahur dan berbuka. Tindakan ini bisa menjadi kunci untuk mencegah dehidrasi yang kerap menyebabkan tubuh terasa lemas saat berpuasa.

Pentingnya Power Nap dalam Kesehatan

Dalam jurnal berjudul "Rahasia Dibalik Power Nap yang Bermanfaat" yang diterbitkan oleh Unit Kesehatan Mahasiswa dari Universitas Gajah Mada (UGM) pada 13 September 2022, power nap memiliki beragam manfaat. Khususnya bagi seseorang yang sering mengalami kekurangan waktu istirahat.

Sebab kekurangan waktu istirahat ini memicu sleep debt atau hutang tidur. Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa aktivitas tidur adalah suatu hal yang bersifat kumulatif dan seseorang dengan jumlah jam tidur yang kurang maka orang tersebut akan merasakan efeknya di kemudian hari. 

Ilustrasi power nap dalam mengatasi rasa kantuk tak tertahankan saat mengemudi. (Foto: YourCareEverywhere)
Sleep Debt adalah istilah yang tepat untuk menjelaskan dua hal tersebut, hutang tidur dapat dicontohkan dengan seseorang yang membutuhkan waktu 8 jam untuk tidur akan tetapi hanya mendapatkan 5 jam tidur saja, orang tersebut membangun hutang tidur 3 jam pada hari itu. Dan apabila kejadian ini terulang selama 5 hari, maka hutang tidur orang tersebut jika diakumulasikan menjadi 15 jam.

Kondisi tersebut akan memberikan dampak buruk, sebab hutang tidur yang menumpuk mengakibatkan fungsi otak dan tubuh menjadi menurun, maka tidur yang cukup diperlukan untuk membayar hutang tidur ini. Maka dari itu, power nap adalah salah satu dari banyak cara untuk memenuhi hutang tidur.

Berikut beberapa manfaat power nap:

- Power nap dapat mengembalikan kewaspadaan, meningkatkan kinerja, dan
mempertahankan kemampuan kerja/belajar.

- Power nap dapat menyalurkan dampak negatif hormonal dari kurang tidur di malam
hari, serta dapat memperbaiki kerusakan tubuh akibat kurang tidur di malam hari.

- Power nap dapat meningkatkan kinerja seseorang pada tingkatan yang tertinggi.

- Power nap menjadikan seseorang memiliki rasio kematian yang jauh lebih rendah
karena penyakit jantung dibandingkan mereka yang tidak melakukan power napping.

- Power nap dapat mengurangi tingkat stres dan menjaga suasana hati.

- Power nap dapat meningkatkan kapasitas atau kemampuan kognisi, salah satunya
dalam kemampuan mengingat suatu informasi.

Selain itu menurut sebuah studi tahun 2019 yang dimuat di jurnal inggris “Heart” menemukan, bahwa seseorang yang melakukan power nap sekali atau dua kali dalam seminggu memiliki kemungkinan 48 persen lebih kecil terkena penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan seseorang yang tidak melakukan power nap. (*)