KABARBURSA.COM – Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengungkapkan, penurunan ekspor mobil Toyota dipengaruhi oleh gejolak situasi ekonomi global seperti perang Rusia dan Ukraina.
Bob Azam menyebut, peningkatan tensi geopolitik tersebut mempengaruhi permintaan pasar kendaraan di Eropa. Konflik kedua negara ini disebut mempengaruhi pelemahan pasar.
“Karena ada perang Ukraina yang berdampak kepada pasar Eropa. Sehingga mempengaruhi ekonomi di seluruh dunia. Ada juga beberapa negara tujuan yang tadinya ekspor mobil CBU, kini menjadi CKD (Completely Knocked Down),” kata Bob kepada awak media, Selasa, 18 Maret 2025.
Meski demikian, Toyota tetap berupaya mencapai target ekspor tersebut dengan sejumlah strategi yang dicanangkan perusahaan, mulai dari produktivitas produksi hingga riset mendalam di negara tujuan.
“Kami akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi, karena ini dapat menjadi kunci untuk menghadapi daya saing global. Kami juga akan melakukan peningkatan dengan riset pasar, serta kolaborasi dengan regional office guna mengetahui perilaku konsumen di negara tujuan, terutama untuk menghadapi perubahan ekonomi dunia saat ini,” jelasnya.
Optimistis Ekspor 3 Juta Unit
Seperti diberitakan sebelumnya, TMMIN berupaya mencapai target ekspor 3 juta unit dari berbagai model mobil yang diproduksi di Tanah Air. Kendaraan tersebut bakal diekspor secara Completely Build Up (CBU) ke sekitar 100 negara tujuan pada tahun 2025.
Target Toyota tersebut merupakan jumlah akumulatif dari pencapaian ekspor brand otomotif asal Jepang ini sejak memulai ekpor di pasar global sejak tahun 1987.
Wakil Presiden Direktur PT TMMIN Bob Azam menilai, ekspor 3 juta unit mobil akan menjadi pencapaian besar Toyota. Capaian ini juga disebut-sebut sebagai bentuk kontribusi Toyota terhadap industri otomotif nasional.
“InsyaAllah tahun ini kita akan mencapai 3 juta unit ekspor. Mudah-mudahan nanti akan ada seremoninya bersama Bapak Presiden. Sebab dulu saat kami ekspor 2 juta unit juga dihadiri Bapak Presiden,” kata Bob kepada awal media, Selasa, 18 Maret 2025.
Pihak Toyota mengklaim optimisme ini adalah sesuatu yang realistis karena berdasarkan data yang diungkapkan pada periode awal tahun 2025. Secara akumulatif Toyota mampu mengekspor 2,8 juta unit kendaraan. Sementara pada Oktober tahun lalu, Toyota secara total telah mengirim 2,5 juta unit mobil.
Jika mengacu data tersebut, setidaknya TMMIN membutuhkan 200 ribu unit lagi untuk memenuhi target ekspor mobil Toyota pada tahun ini. Kemudian pada Januari dan Februari 2025, Toyota Indonesia mampu membukukan jumlah ekspor sebanyak 39 ribu unit, di mana jumlah tersebut merupakan 60 persen dari total ekspor kendaraan roda empat dari brand otomotif di Indonesia.
Namun, pangsa ekspor Toyota Indonesia ke pasar internasional bukan tanpa tantangan, sebab pada 2024 ekspor kendaraan dari jenama otomotit berlogo tiga oval tersebut tercatat mengalami penurunan. Dari 290 ribu unit pada periode 2023, menjadi 276 ribu unit pada 2024.
Capaian Toyota di IIMS 2025
PT Toyota Astra Motor mencatat 2.728 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) selama pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 yang berlangsung pada 13-23 Februari.
Sebagian besar pemesanan masih didominasi oleh mobil MPV (Multi Purpose Vehicle), menandakan bahwa segmen ini tetap menjadi favorit konsumen Indonesia. Jumlah SPK Toyota di IIMS 2025 juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatatkan 2.540 SPK.
Dengan demikian, penjualan Toyota dalam pameran di JIExpo Kemayoran tahun ini meningkat 7,4 persen dibandingkan tahun lalu, didorong oleh pertumbuhan penjualan kendaraan elektrifikasi (xEV).
Model Toyota yang paling banyak dipesan di IIMS 2025 adalah Kijang Innova Zenix Hybrid Electric Vehicle (HEV) dengan 614 SPK. Di posisi berikutnya, Toyota Avanza mencatatkan 335 SPK, disusul Toyota Rush dengan 216 SPK. Toyota Kijang Innova Zenix varian Gasoline berada di peringkat keempat dengan 181 SPK, sementara Kijang Innova Reborn masih mempertahankan eksistensinya dengan perolehan 174 SPK.
Berdasarkan daftar model terlaris tersebut, Toyota menyatakan bahwa teknologi hybrid semakin diminati konsumen, terutama kendaraan hybrid produksi lokal yang memiliki harga kompetitif dan mudah diterapkan dalam transisi menuju elektrifikasi.
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Henry Tanoto menjelaskan bahwa penjualan Kijang Innova Zenix HEV yang positif di IIMS 2025 tak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk pelanggan dan pemerintah yang memberikan insentif PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) sebesar 3 persen.
“Kami sangat mengapresiasi antusiasme pelanggan terhadap produk-produk Toyota di IIMS 2025, terutama kendaraan elektrifikasi seperti Kijang Innova Zenix Hybrid yang kembali mendominasi SPK. Dukungan pemerintah melalui insentif pajak serta persiapan libur Lebaran turut meningkatkan minat masyarakat terhadap kendaraan ramah lingkungan,” ujarnya beberapa waktu lalu. (*)