KABARBURSA.COM - Penjualan Tesla di negara-negara Eropa untuk periode Januari 2025 tengah terpuruk.
Padahal Tesla yang dikenal dengan produk mobil listriknya, punya target untuk bisa menjual 20 juta unit per tahun pada 2030 mendatang.
Mengutip Electrek pada 10 Maret 2025, penyebab anjloknya penjualan Tesla selaku perusahaan yang dipimpin Elon Musk ini berdasarkan berbagai faktor.
Namun hak yang paling disorot adalah karena ketidakpuasan warga Eropa terhadap campur tangan Elon Musk terhadap politik di wilayah Benua Biru.
Selain itu berdasarkan data penjualan kendaraan di beberaga negara Eropa, penjualan Tesla hampir terjadi di setiap negara Eropa, bahkan jumlah kendaraan yang terkirim ke konsumen pada Januari 2025 sangat jauh dibandingkan periode yang sama di tahun 2024.
Sebut saja di Inggris, penjualan Tesla Januari 2025 mencapai 1.293 unit atau turun sebesar 18,2 persen dibanding tahun sebelumnya dengan penjualan 1.581 unit.
Kemudian di Swedia, penjualan mobil Tesla periode Januari 2025 tercatat 394 unit, turun 46 persen ketimbang raihan penjualan di Januari 2024 dengan 730 unit.
Lebih parah lagi, anjloknya penjualan Tesla terjadi di Prancis dengan penurunan sebesar 63,4 persen, di mana pada Januari tahun ini mobil Tesla di Prancis hanya laku 1.141 unit.
Padahal pada Januari 2024, mobil listrik dari brand asal Amerika Serikat tersebut mampu terjual 3.118 unit.
Namun selain Prancis, penjualan mobil Tesla juga terbilang ambles di wilayah Spanyol dengan penurunan sebesar 75,4 persen secara year on year (yoy). Sebab pada Januari 2025, Tesla cuma menjual 269 unit. Sementara pada Januari 2024, jenama otomotif milik Elon Musk ini mampu menjual 3.118 unit di Negeri Matador tersebut.
Kemudian apabila ditotal, penjualan Tesla di delapan negara Eropa seperti Spanyol, Prancis, Inggris, Belanda, Norwegia, Swedia, Denmark dan Portugal mengalami penyusutan market sebesar 47,7 persen dengan perolehan penjualan sebanyak 5.517 unit di Januari 2025 dan 10.556 unit pada bulan yang sama di tahun sebelumnya.
Reputasi Negatif Elon Musk di Eropa
Electrek melaporkan, reputasi Elon Musk sedang jatuh di Eropa. Hal ini diperkuat lewat hasil survei yang menunjukkan adanya koreksi penjualan Tesla di banyak pasar setelah campur tangannya dalam politik, dan efeknya berpengaruh ke bisnis Tesla.
Contohnya, survei di Swedia menunjukkan bahwa hanya 11 persen populasi yang memiliki pandangan positif terhadap Tesla.
Dalam survei yang digelar Novus tersebut, jumlah masyarakat Swedia yang punya pandangan positif terhadap Tesla menurun dari 19 persen menjadi 11 persen. Survei ini dilakukan setelah pelantikan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dalam jajak pendapat serupa yang dilakukan selama 15-17 Januari silam.
Walaupun reputasi Elon Musk yang bergabung menjadi anggota kabinet de facto Donald Trump berpengaruh besar terhadap penjualan Tesla, itu bukan satu-satunya faktor yang berperan dalam fenomena ini.
Sebab pada kuartal I (Januari-Maret) biasanya menjadi periode yang cenderung sulit bagi Tesla karena perusahaan berupaya melikuidasi inventarisnya di kuartal IV (Oktober-Desember) demi meningkatkan kinerja keuangannya di akhir tahun.
Tesla akhirnya memiliki sangat sedikit inventaris untuk digunakan di kuartal pertama pada setiap tahunnya. Hal serupa dalam penurunan penjualan juga permah terjadi pada kuartal I 2023.
Faktor lainnya, Tesla Model Y yang menjadi model terlarisnya, belum lama ini baru dirilis ke pasaran. Sehingga ia sedang mengalami transisi pasar karena mengusung desain baru yang mempengaruhi permintaan maupun tingkat produksinya.
Walau demikian, bisnis Tesla di Eropa tidak terlihat bagus dan berat. Tahun 2024 sudah menjadi tahun yang cukup buruk, dan kini tahun 2025 mulai mengalami penurunan sebesar 50 persen.
Penjualan Tesla Tak Berdaya di China
Brand kendaraan yang digawangi Elon Musk juga mengalami nasib suram di China, padahal Negeri Tirai Bambu merupakan salah satu pasar paling vital Tesla di seluruh dunia.
Melansir Carscoops, data dari Asosiasi Mobil Penumpang China menunjukan bahwa Tesla membuat dan menjual 30.688 unit kendaraan pada Februari 2025. Jumlah penjualan di pasar domestik China maupun ekspor tersebut turun 49,16 persen dari 60.365 unit mobil Tesla yang terjual pada Februari 2024.
Kondisi ini jelas menggambarkan bahwa pangsa pasar Tesla di China turun. Apalagi China dikenal sebagai pusatnya industri mobil listrik dunia, sehingga bisnis Tesla di Tiongkok bisa menjadi lebih suram.Selain itu, laju pertumbuhan global Tesla telah menemui beberapa hambatan, meskipun perusahaan tersebut tetap menjadi pemimpin dalam bidang kendaraan listrik, dominasinya yang dulu tak tergoyahkan di pasar-pasar utama kini menunjukkan tanda-tanda kesulitan.
Entah itu dari sisi produk, sifat kontroversial Elon Musk, kejenuhan pasar, atau hanya soal waktu yang memiliki periode kurang baik bagi bisnis, terutama dengan transisi yang terjadi pada model terlarisnya yakni Tesla Model Y yang popularitasnya mulai meredup.(*)