KABARBURSA.COM - Toyota bakal memiliki mobil listrik baru bernama bZ3Xyang akan dirilis di China pada 3 Maret 2025.
Electric Vehicle (EV) bZ3X merupakan hasil kerja sama dua jenama otomotif dari dua negara yakni Toyota asal Jepang dan GAC di Tiongkok.
Dari laporan Carnewschina, Toyota bZ3X akan terdiri dari tiga varian yakni 430 Air+, 520 Pro+, dan 620 Max.
Mobil listrik berbentuk Sport Utility Vehicle (SUV) tersebut menawarkan tujuh warna eksterior yaitu dua warna putih, abu-abu, silver, hitam, pink, dan gold.
Bicara desainnya, bZ3X tampak gagah dan futuristik namun tetap minimalis dengan penggunaan handle pintu yang menyatu denngan bodi serta lampu DRL horizontal yang melintang di bawah emblem logo Toyota di bagian fascianya. Pada sisi buritan, tersemat lampu LED dengan DRL horizontal.
Sementara pada interiornya, tersedia tiga skema warna kabin yaitu krem, hitam, dan oranye. Area kokpitnya dilengkapi dasbor berlapis yang menampung stir, layar Multi Information Display (MID) 8,8 inci, dan head unit dengan layar model mengambang ukuran 14,6 inci yang didukung oleh chip Qualcomm Snapdragon 8155. Head unit tersebut juga mendukung pengenalan suara dan pembaruan software OTA (Over The Air).
Fitur pada kabin Toyota bZ3X juga cukup menarik dengan adanya lampu ambient 32 warna, tujuh airbags, 11 speaker audio dari Yamaha, wireless charger untuk pengisian ponsel, panoramic sunroof pada atap kabin, dan sandaran tangan (armrest) yang dapat dilipat untuk kursi belakang.
[caption id="attachment_117328" align="alignnone" width="680"] Kabin Toyota bZ3X. Foto: Carnewschina[/caption]
Meski belum resmi meluncur, GAC-Toyota sudah mengemukakan spesifikasi bZ3X. Dari segi dimensi, bZ3X panjang mobil listrik ini 4.600 mm, lebar 1.875 mm, tinggi 1.645 mm dan jarak sumbu roda 2765 mm.
Toyota bZ3X juga diberikan teknologi keselamatan canggih berupa Advanced Driver Assistance System (ADAS) Momenta 5.0, yang didukung oleh chip NVIDIA DRIVE AGX Orin X dan diwujudkan melalui 27 sensor, termasuk 11 kamera definisi tinggi, 12 radar ultrasonik, tiga radar gelombang milimeter, lidar, serta 3 mm wave radar.
Kemampuan ADAS Toyota bZ3X mendukung 25 fitur semisal pre-collision system, blind spot monitoring, remote parking, emergency driving stop system, traffic light assist, lane departure assist, hingga lane change assist.
Soal performa, bZ3X akan dibekali motor listrik dengan penggerak roda depan model TZ175XSAY501, motor tersebut mampu menghasilkan tenaga 201 HP.
Motor listriknya dipadukan dengan baterai Lithium Iron Phosphate yang tersedia dalam tiga pilihan kapasitas yaitu 50,03 kWh (Kilowatt-hour) untuk jarak tempuh hingga 430 km, 58 kWh dengan jarak tempuh 520 km, dan 67,9 kWh yang diklaim dapat melaju sejauh 610 km dalam sekali pengecasan baterainya.
[caption id="attachment_117329" align="alignnone" width="680"] Mobil listrik Toyota bZ3X bakal meluncur di China pada Maret 2025. Foto: Carnewschina[/caption]
Kemampuan Toyota bZ3X tersebut didukung dengan pengecasan cepat. Misalnya dari kapasitas baterai 30 sampai 80 persen membutuhkan pengisian selama 24 menit. Sementara dengan pengecasan lambat atau AC charging, akan memakan waktu hingga 10 jam.
GAC-Toyota telah membuka keran pemesanan untuk mobil listrik baru tersebut melalui preorder sejak Desember 2024 dengan kisaran harga 100.000 hingga 200.000 Yuan. Jika dirupiahkan harganya setara dengan Rp227.257.000 sampai Rp454.514.000.
Harga yang cukup menarik untuk sebuah SUV listrik dari brand kenamaan beserta fitur-fiturnya yang tergolong canggih.
Performa Penjualan GAC-Toyota
Sepanjang tahun 2024, perusahaan patungan GAC-Toyota berhasil menjual 770.100 unit kendaraan, turun 14,5 persen dari 901.000 unit kendaraan di tahun 2023.
Di antara berbagai model kendaraan, penjualan model smart plug-in hybrid terhitung meningkat hingga 48 persen dari total penjualan di tahun 2024.
Sementara pada tahun 2025, GAC-Toyota berencana meluncurkan bZ3X dan memperkenalkan sedan bZ7 yang sepenuhnya bertenaga listrik untuk mendongkrak penjualan di China.
Jadi Merek Mobil Terlaris di Dunia
Toyota mempertahankan posisinya sebagai merek mobil terlaris di dunia tahun 2024. Capaian ini berhasil dipertahankan selama lima tahun berturut-turut.
Selama tahun lalu, Toyota berhasil menjual sebanyak 10,8 juta unit mobil baru. Namun angka tersebut termasuk dari penjualan merek-merek otomotif seperti Lexus, Daihatsu dan Hino yang berada di bawah naungan Toyota Group. Total angka penjualan grup tersebut mencapai 10.821.480 unit.
Meski begitu, penjualan Toyota pada tahun 2024 tercatat turun sebesar 3,7 persen dibanding tahun 2023 yang mencapai 11,2 juta unit. Hal ini terjadi karena penjualan domestik di Jepang menurun akibat skandal keselamatan terkait prosedur uji sertifikasi, terutama dari pihak Daihatsu.
Sementara penjualan mobil baru dari Toyota Group yang terdiri dari merek Toyota dan Lexus tahun 2024, tercatat sebanyak 10.159.336 unit atau turun sebesar 1,4 persen dibanding tahun 2023.
Penurunan penjualan signifikan pada mobil baru Toyota dan Lexus juga terjadi di negeri asalnya yakni Jepang, dengan penurunan sebesar 13,8 persen.
Namun capaian positif berhasil dibukukan kendaraan elektrifikasi Toyota Group yang pada 2024 mengalami peningkatan penjualan sebesar 23,2 persen dibanding tahun sebelumnya atau sebanyak 4.532.721 unit.
Toyota menyatakan, mobil hybrid menyumbang penjualan yang cukup besar dengam kontribusi 40,8 persen dari total penjualannya. Sementara mobil listrik bertenaga baterai menyumbang harus puas dengan kontribusi 1,4 persen dari keseluruhan volume penjualan.
Secara rinci, mobil hybrid Toyota terjual sebanyak 4.142.412 unit pada tahun 2024, kemudian jenis Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV) mampu terjual 153.829 unit, mobil listrik atau Battery Electric Vehicle (BEV) mampu terjual 139.892 unit.
Sedangkan pada jenis mild-hybrid mampu terjual sebanyak 94.810 unit, dan kategori Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) atau mobil berbahan bakar hidrogen hanya terjual sebanyak 1.778 unit.
Sementara untuk wilayah pasarnya, permintaan mobil hybrid dari Toyota terhitung kuat di wilayah Amerika Serikat. Meski begitu, Toyota Group mengakui bahwa penjualan di China menurun sebesar 6,9 persen karena persaingan harga yang agresif dan intensif di pasar mobil terbesar di dunia. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.