Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Penjualan Motor Listrik Lesu, Dealer Minta Kepastian Insentif

Rubrik: Otomotif | Diterbitkan: 30 January 2025 | Penulis: Harun Rasyid | Editor: Redaksi
Penjualan Motor Listrik Lesu, Dealer Minta Kepastian Insentif

KABARBURSA.COM – Hingga kini pemerintah belum memberikan keputusan terkait dengan pemberian insentif motor listrik. Hal ini membuat konsumen melakukan penundaan pembelian.

Agar dapat memangkas harga motor listrik, pabrikan mencoba memberi potongan harga dan beragam hadiran agar menarik minat konsumen membeli motor listrik.

Salah satu merek motor listrik yang memberi potongan kepada pembeli adalah Polytron. Brand ini memberi potongan hingga jutaan rupiah untuk berbagai lini produknya seperti halnya Fox R, Fox S hingga Fox R Darbotz Limited Edition.

Menurut Taufiq Rohim, Marketing dari dealer motor listrik Terbike di Depok, Jawa Barat, promo motor listrik Polytron cukup menjadi angin segar di tengah penurunan daya beli konsumen saat ini.

“Promo dari Polytron ini berupa diskon Rp5 juta untuk Fox R dan Fox S. Untuk Fox R Darbotz diskonnya Rp6 juta. Dengan promo ini, permintaan unit cukup meningkat karena subsidi dari pemerintah di awal tahun ini belum ada,” ujarnya saat ditemui kabarbursa.com, Kamis 30 Januari 2025.

Taufiq menyebut, promo tersebut berlaku sejak 20 Januari 2025 di semua jaringan yang menjual motor listrik Polytron di Indonesia dan bakal berakhir pada 28 Februari mendatang.

“Promo ini dari pihak agen pemegang merek dan bisa didapat konsumen di mana saja, karena berlaku di seluruh Indonesia,” jelasnya.

Daya Beli Bergantung pada Insentif

Saat ini permintaan motor listrik dari konsumen masih menunggu hadirnya insentif atau subsidi dari pemerintah. Hal inilah yang membuat terjadinya penundaan pembelian.

“Sejak 2023 konsumen terbiasa beli motor listrik dengan subsidi, makanya semua konsumen menanyakan. Makanya dengan promo diskon dari Polytron ini, kami cukup terbantu dalam penjualan meskipun dampaknya tidak sesiginifkan seperti saat ada subsidi Rp7 juta dari pemerintah,” terangnya.

Oleh sebab itu, Taufiq berharap pemerintah segera mengadakan kembali program insentif yang dianggap bisa menolong bisnis motor listrik di Indonesia.

Ia berharap agar subsidi diadakan lagi untuk meningkatkan daya beli. Karena promo ini terbatas, dan kalau tidak ada promo serta subsidi, penjualan akan stagnan, stok barang menumpuk dan bakal memberatkan buat bisnis di dealer,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) Budi Setiyadi menyatakan bahwa pihaknya tetap optimistis pemerintah akan tetap memberikan insentif motor listrik pada tahun 2025. Namun diprediksi insentif motor listrik tahun 2025 tidak akan sebesar tahun sebelumnya.

“Besarannya juga yang pernah saya dengar itu kisarannya Rp3 jutaan. Tapi, saya tidak tahu nanti apakah betul seperti itu atau tidak,” kata Budi ketika dihubungi kabarbursa.com, Selasa, 21 Januari 2025.

Walaupun besaran subsidi yang diberikan tidak besar, ia berharap pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) segera memberi kepastian agar konsumen mendapat kejelasan.

Budi menerangkan, tujuan pemberian subsidi adalah untuk mempermudah masyarakat mendapat harga di bawah pasaran. Oleh karena itu pihaknya sangat menunggu kepastian pemerintah terkait subsidi, besarannya hingga waktu pemberiannya.

Sebab jika tanpa adanya subsidi, harga motor listrik bakal kembali melonjak. Hal ini tentu berpengaruh kepada melambatnya penjualan motor listrik di Indonesia. Saat ini harga motor listrik kembali berada di angka Rp20 jutaan.

Harga motor listrik di kisaran harga Rp20 jutaan di pasaran yakni Selis Emax, Polytron Fox-R dan Rakata S9. Sedangkan harga motor listrik yang berada di kisaran Rp27 jutaan adalah Gesits Raya, Yadea G6 dan Quest Atom. Kemudian yang paling mahal adalah Gesits G1 dibanderol dengan harga Rp28,97 jutaan.

Budi mengungkapkan, pelambatan penjualan motor listrik terjadi karena secara administrasi subsidi sudah habis sehingga motor listrik kembali ke harga semula.

“Kita dari asosiasi sedang memperjuangkan kepada pemerintah supaya tidak ada penjualan yang terhenti lagi. Kemarin ibaratnya masih dikasih insentif, sekarang tiba-tiba hilang dan kembali menjadi harga normal. Mungkin masyarakat sedang menunggu ada insentif lagi,” kata Budi.

Ia menampik jika penjualan motor listrik berhenti, karena menurutnya penjualan hanya sedang melambat. Ia optimistis jika penjualan motor listrik akan kembali meningkat setelah pemerintah kembali memberikan kuota subsidi motor listrik karena masyarakat sedang menahan pembelian sampai subsidi kembali diberikan.

Lebih lanjut Budi mengatakan, ketiadaan subsidi akan terjadi selama sepekan hingga dua pekan ke depan. Agar industri sepeda motor listrik kembali mendapat kucuran subsidi, Aismoli telah memperjuangkan hingga ke DPR.

“Kita sudah ketemu juga dengan DPR, dan nanti akan memperjuangkan menyangkut masalah skema subsidi, besaran subsidi. Kita harapkan bisa cepat untuk keputusan bantuan pemerintah (subsidi) ini,” ujarnya. (*)