Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Aismoli Prediksi Subsidi Motor Listrik Tahun 2025 hanya Rp3 Juta

Rubrik: Otomotif | Diterbitkan: 21 January 2025 | Penulis: Harun Rasyid | Editor: Redaksi
Aismoli Prediksi Subsidi Motor Listrik Tahun 2025 hanya Rp3 Juta

KABARBURSA.COM – Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) Budi Setiyadi optimistis pemerintah akan tetap memberikan insentif motor listrik pada tahun 2025. Ia memprediksi insentif motor listrik tahun 2025 tak akan sebesar tahun sebelumnya.

“Besarannya juga yang pernah saya dengar itu kisarannya Rp3 jutaan. Tapi, saya tidak tahu nanti apakah betul seperti itu atau tidak,” kata Budi ketika dihubungi kabarbursa.com, Selasa, 21 Januari 2025.

Meski jumlah subsidi yang diberikan tidak besar, ia berharap pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) segera memutuskan agar konsumen segera mendapat kejelasan.

Budi menuturkan, tujuan pemberian subsidi adalah untuk mempermudah masyarakat mendapat harga di bawah pasaran. Oleh karena itu pihaknya sangat menunggu kepastian pemerintah terkait subsidi, besarannya dan waktu pemberiannya.

Tanpa adanya subsidi, harga motor listrik kembali melonjak. Hal ini berpengaruh kepada melambatnya penjualan motor listrik di Indonesia. Saat ini harga motor listrik kembali berada di angka Rp20 jutaan.

Harga motor listrik termurah di pasaran adalah Selis Emax, Polytron Fox-R dan Rakata S9. Ketiga motor ini dibanderol dengan harga Rp20,5 jutaan.

Sedangkan harga motor listrik yang berada di kisaran Rp27 jutaan adalah Gesits Raya, Yadea G6 dan Quest Atom. Kemudian yang paling mahal adalah Gesits G1 dibanderol dengan harga Rp28,97 jutaan.

Budi mengungkapkan, pelambatan penjualan motor listrik terjadi karena secara administrasi subsidi sudah habis sehingga motor listrik kembali ke harga semula.

“Kita dari asosiasi sedang memperjuangkan kepada pemerintah supaya tidak ada penjualan yang terhenti lagi. Kemarin ibaratnya masih dikasih insentif, sekarang tiba-tiba hilang dan kembali menjadi harga normal. Mungkin masyarakat sedang menunggu ada insentif lagi,” kata Budi.

Ia menampik jika penjualan motor listrik berhenti, karena menurutnya penjualan hanya sedang melambat. Ia optimistis jika penjualan motor listrik akan kembali meningkat setelah pemerintah kembali memberikan kuota subsidi motor listrik karena masyarakat sedang menahan pembelian sampai subsidi kembali diberikan.

Menurut dia, ketiadaan subsidi akan terjadi selama sepekan hingga dua pekan ke depan. Agar industri sepeda motor listrik kembali mendapat kucuran subsidi, Aismoli telah memperjuangkan hingga ke DPR.

“Kita sudah ketemu juga dengan DPR, dan nanti akan memperjuangkan menyangkut masalah skema subsidi, besaran subsidi. Kita harapkan bisa cepat untuk keputusan bantuan pemerintah (subsidi) ini,” ujar Budi.

Minta Kejelasan ke Kemenperin

menemui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada Kamis, 23 Januari 2025, guna membahas insentif motor listrik tahun ini.

Ketua AISMOLI Budi Setiyadi mengatakan, pertemuan tersebut diharap dapat memperjelas terkait insentif motor listrik untuk tahun 2025 yang dibutuhkan untuk menstimulus pasar.

“Kami akan silaturahmi ke Dirjen ILMATE di Kemenperin. Mudah-mudahan di situ ada satu statement yang menegaskan (kepastian insentif),” kata Budi.

Budi menuturkan, meski pada akhirnya belum tahu kapan insentif bakal diberikan, namun pihaknya ingin mendapat kepastian terkait dengan adanya kuota subsidi untuk tahun ini.

Terkait dengan besaran subsidi yang bakal diberikan, Budi belum dapat memberikan gambaran. “Untuk besarannya, kita lihat nanti,” ujarnya.

Lebih lanjut, terkait dengan  Budi juga menanggapi rencana Kemenperin memberlakukan penerapan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP). Ia mengaku telah mengetahui bakal ada skema pengenaan PPN DTP. Namun, ia mencemaskan jika besaran insentif harus terpotong PPN.

“Dengan skema subsidi yang Rp7 juta pada tahun 2023-2024 sempat ada beberapa kendala dari anggota kita yang mungkin salah strategi. Namun, kita tetap berterima kasih juga kepada pemerintah dan Kemenperin yang sudah menjadi pintu untuk pemberian subsidi dua tahun ini,” ujarnya.

Insentif Belum Jelas

Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) masih belum memberikan kepastian mengenai insentif motor listrik untuk tahun 2025. Pihak Kemenperin menyatakan bahwa mekanisme pemberian insentif tahun ini akan berbeda dari tahun sebelumnya.

“Kami sedang dalam proses dan kami sedang mengusulkan,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kemenperin di Jakarta, Selasa, 14 Januari 2025.

Perbedaan insentif pada tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu berkaitan dengan mekanisme subsidi atau potongan harga. Pada tahun sebelumnya, insentif motor listrik diberikan dalam bentuk potongan sebesar Rp7 juta per unit.

Menurut pihak Kemenperin, insentif tersebut terbukti diminati masyarakat, dengan angka penyerapan pasar yang mencapai lebih dari 60 ribu unit. Berdasarkan data dari situs Sisapira, tercatat sebanyak 63.145 unit motor listrik bersubsidi telah digunakan oleh masyarakat sepanjang tahun 2024.

“Kalau ada, insentif untuk tahun ini kemungkinan tidak akan seperti tahun lalu atau tahun 2023 yang menggunakan skema subsidi. Tahun ini skemanya akan berbeda, kalau kami mengusulkan dengan PPN DTP (Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah),” jelas Setia.

Sementara itu, Budi mengungkapkan bahwa pihaknya berencana untuk mendatangi Kemenperin guna memperoleh kepastian mengenai subsidi motor listrik tahun ini. AISMOLI berharap mendapatkan kejelasan terkait harga serta mekanisme subsidi yang akan diterapkan.

Pasalnya, kondisi pasar motor listrik saat ini sedang lesu akibat ketidakpastian subsidi, sehingga banyak konsumen yang memilih untuk menunda pembelian hingga ada kepastian mengenai besaran insentif yang akan diberikan. (*)