Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

OJK Bicara soal Hasrat BTN Akuisisi Bank Syariah

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 15 November 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
OJK Bicara soal Hasrat BTN Akuisisi Bank Syariah

KABARBURSA.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa rencana akuisisi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN terhadapi bank syariah belum disampaikan secara resmi.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyebut aksi korporasi ini masih dalam tahap evaluasi internal.

“Sampai saat ini, perkembangan rencana akuisisi BTN dengan bank syariah masih dalam evaluasi internal dan belum diajukan secara formal ke OJK,” ujarnya, Kamis, 14 November 2024.

Dian menegaskan bahwa keputusan akuisisi sepenuhnya berada di tangan pemegang saham kedua pihak, namun OJK mendukung setiap langkah konsolidasi perbankan syariah yang dapat meningkatkan daya saing dan kontribusi ekonomi nasional.

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengungkapkan bahwa BTN berencana mengakuisisi bank kecil untuk memfasilitasi spin off unit usaha syariah (UUS) pada Januari mendatang sesuai dengan ketentuan pasar modal.

Nixon belum mengungkap nama bank yang akan diakuisisi, namun ia menyebutkan bahwa perjanjian jual beli bersyarat atau Conditional Sale and Purchase Agreement (CSPA) telah disepakati, dan BTN sedang melengkapi dokumen tambahan yang diminta oleh Kementerian BUMN.

Rumor menyebut BTN mengincar PT Bank Victoria Syariah (BVS) sebagai perusahaan cangkang bagi BTN Syariah.

Direktur Utama BVS Dery Januar mengonfirmasi proses due diligence yang telah berjalan namun belum mencapai kesepakatan final.

“Proses masih berjalan, belum ada kesepakatan harga dengan BTN. Pemegang saham kami yang lebih mengetahui detail rencana ini,” ujar Dery.

KPR Subsidi Ditolak Karena Terjegal Pinjol

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN) Nixon Napitupulu mengungkapkan bahwa 20 persen aplikasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi ditolak karena calon nasabah memiliki catatan buruk di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), yang mayoritas terkait pinjaman online (pinjol).

“Pinjol menjadi kendala besar di sektor perumahan. Lebih dari 20 persen aplikasi KPR subsidi ditolak karena SLIK merah, terutama akibat pinjol,” kata Nixon di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu, 13 November 2024.

BTN, lanjut Nixon, terus berupaya memperbaiki proses KPR, termasuk mempercepat akses layanan. Namun, ia menilai regulasi pinjol perlu dibahas khusus agar tidak menghambat masyarakat dalam mendapatkan pembiayaan perumahan.

Nixon juga menyebut keluhan serupa sering disampaikan oleh para pengembang perumahan.

OJK melaporkan outstanding pinjaman peer to peer (P2P) lending mencapai Rp74,48 triliun per September 2024, naik 33,73 persen dari Rp55,70 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Sedangkan Ttngkat kredit macet (TWP90) tercatat menurun menjadi 2,38 persen dibandingkan 2,82 persen pada September 2023.

Namun, OJK juga mencatat bahwa 14 dari 97 penyelenggara P2P lending belum memenuhi ketentuan ekuitas minimum Rp7,5 miliar per Oktober 2024. Lima dari 14 penyelenggara tersebut sedang dianalisis untuk solusi penyetoran modal.

Kepala Eksekutif Pengawas PVML OJK Agusman menegaskan bahwa OJK terus mendorong pemenuhan ekuitas melalui berbagai cara, termasuk injeksi modal dari pemegang saham dan strategic investor.

Kartu Debit BTN Prospera

Di tempat berbeda, PT Bank Tabungan Negara (BTN) memperkenalkan Kartu Debit BTN Prospera sebagai bentuk penghargaan bagi nasabah segmen Emerging Affluent di 11 kota, termasuk Pekanbaru, Jakarta, Tangerang Selatan, Bekasi, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Medan, Balikpapan, dan Makassar. Langkah ini bertujuan memperluas jangkauan layanan BTN.

Direktur SME & Retail Funding BTN Muhammad Iqbal menyatakan bahwa Kartu Debit BTN Prospera dirancang untuk menyediakan solusi keuangan yang modern dan sesuai dengan kebutuhan nasabah.

“Kami menghadirkan Debit Card BTN Prospera sebagai komitmen untuk memberikan layanan unggul dan terpersonalisasi, membantu nasabah mencapai kualitas hidup yang lebih baik melalui akses ke layanan keuangan eksklusif,” ujar Iqbal dalam acara BTN Prospera Movie Night di Jakarta, Rabu, 13 November 2024.

Kartu ini menawarkan berbagai keuntungan, termasuk promo “Bale by BTN” dengan merchant seperti Bluebird, XXI, Monsieur Spoon, Traveloka, The CoffeeBean & Tea Leaf, Salomon, Saucony, dan AEON Supermarket. Nasabah juga mendapat akses ke Airport Lounge, mentoring bisnis, dan kelas olahraga khusus. Program BTN Prospera Movie Night, misalnya, memberikan promo Buy 1-Get 1 tiket di XXI Cinema, sementara promo lainnya mencakup Buy 1-Get 1 di The CoffeeBean & Tea Leaf, diskon 50 persen di Bluebird, dan diskon 10 persen di Traveloka.

Untuk memiliki Kartu Debit BTN Prospera, nasabah perlu membuka rekening Tabungan BTN Prospera dengan saldo minimum Rp100 juta. Sejak diluncurkan pada Maret 2024, layanan Prospera telah menarik 55.200 nasabah dengan total dana kelolaan Rp10,6 triliun hingga Oktober, atau sekitar 17,3 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN yang mencapai Rp61,9 triliun per 31 Oktober 2024.

Iqbal optimistis segmen Emerging Affluent ini akan terus berkembang sejalan dengan strategi “Customer First & Relevant” BTN dalam memahami gaya hidup nasabah.

“Kami yakin Debit Card BTN Prospera ini akan memperkuat hubungan dengan nasabah dan berkontribusi pada pertumbuhan sektor perbankan nasional,” imbuhnya. (*)