Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IHSG Dibuka Loyo di Tengah Bursa Asia yang Variatif

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 15 November 2024 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
IHSG Dibuka Loyo di Tengah Bursa Asia yang Variatif

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 2 poin atau turun 0,03 persen ke level 7,212 pada perdagangan Jumat, 15 November 2024.

Mengutip data perdagangan RTI, sebanyak 134 saham menguat, 122 saham melemah, dan 227 saham mengalami stagnan.

Meski dibuka melemah, lima menit berselang IHSG terpantau mengalami penguatan sebanyak 19 poin atau naik 0,27 persen ke level 7,233.

Sementara itu mengutip data perdagangan Stockbit, saham-saham yang berada di lima besar top gainer pada pembukaan pagi ini ialah DAAZ (+24,77 persen), NAIK (+17,53 persen), ISAP (+11,11 persen), SKRN (+10,52 persen), dan MLPT (+9,50 persen).

Adapun saham-saham yang mengalami koreksi paling dalam di antaranya DART (-10,62 persen), SOUL (-10,00 persen), SPRE (-10,00 persen), RCCC (-9,82 persen), dan LMAX (-9,38 persen).

Sementara itu Research Team PT Reliance Sekuritas Tbk memproyeksikan IHSG akan dipengaruhi oleh rilisnya data neraca perdagangan Indonesia bulan Oktober, sehingga akan bergerak bervariatif dengan kecenderungan melemah dengan support pada level 7,182 dan resistance pada level 7,319.

Secara teknikal, menurut Reliance, candle terakhir IHSG berbentuk bearish harami serta indikator stochastic dead cross pada area oversold.

"Ini mengartikan IHSG berpeluang besar melanjutkan penurunannya," tulis Reliance dalam risetnya kepada Kabarbursa.com

Adapun Reliance melihat terdapat sejumlah saham yang berpotensi mengalami kenaikan pada beberapa hari mendatang seperti BUKA, BBNI, MTEL, AMRT.

Bursa Asia Bergerak Variatif

Diberitakan sebelumnya, Perdagangan di bursa Asia pada Jumat, 15 November 2024, mencatatkan pergerakan yang beragam. Mengutip data dari Reuters, indeks Hang Seng di Hong Kong menjadi salah satu yang mengalami tekanan terbesar, anjlok 1,96 persen ke level 19.435,81. Tekanan ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap perlambatan ekonomi dan volatilitas pasar global.

Di sisi lain, indeks S&P/ASX All Ordinaries Australia berhasil menguat 0,23 persen dan ditutup di level 8.498,30, menunjukkan optimisme investor terhadap kinerja ekonomi domestik. KSE 100 Index Pakistan juga mencatatkan kenaikan signifikan, naik 0,90 persen ke 94.191,89.

Sementara itu, pasar saham di Asia Tenggara bergerak melemah. Bursa Malaysia FTSE KLCI terkoreksi 0,67 persen ke level 1.600,68, sedangkan indeks SET Thailand sedikit melemah 0,09 persen menjadi 1.450,12.

Indeks Nikkei 225 Jepang bertahan di level 38.535,70, namun dalam perdagangan berjangka (futures), Nikkei 225 dalam denominasi dolar AS turun 0,26 persen. Adapun bursa Shanghai juga melemah cukup dalam, dengan indeks Shanghai SE Composite terkoreksi 1,73 persen ke 3.379,84.

Tekanan pada pasar Asia terjadi di tengah ketidakpastian global, termasuk kebijakan moneter The Fed yang lebih berhati-hati serta dampak dari penguatan dolar AS. Selain itu, kekhawatiran perlambatan ekonomi di China terus membayangi sentimen investor, terutama dengan sektor properti yang masih menunjukkan tanda-tanda pelemahan.

Namun, optimisme di beberapa pasar seperti Australia dan Pakistan menunjukkan bahwa faktor domestik masih mampu menjadi penyeimbang bagi tekanan eksternal.

Pelaku pasar kini menanti data ekonomi utama dari AS dan China yang diperkirakan akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai arah kebijakan moneter global serta kondisi ekonomi terbesar di dunia. Dengan pergerakan yang variatif, bursa Asia masih diprediksi akan terus bergerak dalam pola campuran di pekan mendatang.

Batu Bara Dunia Bangkit

Harga batu bara dunia akhirnya berhasil rebound setelah mengalami pelemahan selama tiga hari berturut-turut. Pada penutupan perdagangan Kamis, 14 November 2024, harga batu bara di pasar berjangka tercatat naik 0,35 persen ke level USD142,4 per ton, dibandingkan penutupan sebelumnya di USD141,9 per ton.

Berdasarkan data Investing, harga batu bara Newcastle tercatat stabil tanpa perubahan pada perdagangan terakhir, dengan penutupan di level USD143,35 per ton. Harga tersebut juga menjadi level pembukaan perdagangan pada hari yang sama, menunjukkan pergerakan pasar yang cenderung datar.

Sepanjang hari kemarin, harga batu bara Newcastle bergerak dalam rentang sempit, yakni USD143,35 per ton, tanpa fluktuasi berarti. Dalam jangka waktu satu tahun terakhir, harga komoditas ini telah mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 17,02 persen.

Sepanjang pekan ini, harga batu bara menunjukkan pergerakan yang relatif stabil meski diterpa dinamika pasar global. Sejak awal November, harga komoditas ini bertahan di rentang USD142 hingga USD144 per ton, dengan sedikit koreksi pada 13 November sebelum kembali menguat pada 14 November.

Kenaikan harga batu bara didorong oleh permintaan energi global yang tetap tinggi, terutama dari sektor industri dan pembangkit listrik. Laporan dari U.S. Energy Information Administration (EIA) menyebutkan konsumsi listrik di Amerika Serikat diproyeksikan mencapai rekor tertinggi pada 2024 dan 2025, memberikan dorongan positif terhadap permintaan energi secara global.

Namun, transisi energi terus membayangi prospek batu bara dalam jangka panjang. Inggris, misalnya, baru saja menutup pembangkit listrik terakhirnya yang menggunakan batu bara, menandai langkah besar menuju pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Meski demikian, permintaan dari negara seperti China dan India, yang masih sangat bergantung pada batu bara untuk memenuhi kebutuhan energinya, tetap memberikan dukungan terhadap harga komoditas ini.(*)