Industri manufaktur nasional semakin percaya diri dalam mengembangkan pasar ekspornya di kancah global.
Keyakinan ini dipicu oleh meningkatnya daya saing produk lokal dan permintaan pasar ekspor yang terus tumbuh, mendorong optimalisasi produktivitas perusahaan.
Sebagai bagian dari sektor manufaktur yang menonjol di tengah perlambatan ekonomi global, industri logam dasar menunjukkan kinerja gemilang. Industri ini dikenal sebagai "mother of industry," yang telah memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Pernyataan ini disampaikan oleh Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Investasi Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi, yang mewakili Menteri Perindustrian, pada acara pelepasan ekspor produk baja struktur produksi PT Gunung Raja Paksi (GRP) di Cikarang Barat, Bekasi, Senin (15/1).
Data Kemenperin mencatat pertumbuhan signifikan pada triwulan III tahun 2023, di mana industri logam dasar mencatat pertumbuhan double digit sebesar 10,86 persen (y-on-y).
Angka ini jauh melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,94 persen dan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas yang mencapai 5,02 persen.
Doddy Rahadi menjelaskan, "Pertumbuhan industri pengolahan nonmigas, khususnya sektor logam dasar, didorong oleh tingginya permintaan, terutama dari pasar ekspor. Kinerja positif sektor logam dasar ini sangat didukung oleh peningkatan permintaan, terutama dalam pasar ekspor."
Sebagai bentuk apresiasi terhadap komitmen GRP dalam menembus pasar ekspor, Kemenperin mencatat pencapaian positif perusahaan ini. Pada awal tahun 2024, GRP berhasil mengekspor baja struktur sebanyak 1500 Metric Tons (MT) ke Kanada, dengan nilai mencapai USD2 juta. Selama tahun 2023, GRP mencatat ekspor sebesar USD25 miliar.
Doddy Rahadi menyoroti pencapaian GRP sebelumnya, "Pada Maret 2022, GRP mengekspor baja struktur sebanyak 700 MT senilai USD1 juta ke Arizona, Amerika Serikat.
Sebelumnya, pada September 2020, GRP juga melakukan ekspor perdana baja struktur ke Vancouver, Kanada, sebanyak 4.600 ton atau senilai USD4,7 juta, pada saat itu di tengah krisis dampak pandemi Covid-19."
Keberhasilan ini mencerminkan bahwa kualitas produk baja dalam negeri diakui di pasar internasional. Doddy Rahadi menambahkan, "Sektor industri baja kita sudah memiliki daya saing yang sangat tinggi dibandingkan dengan produk serupa dari negara-negara lain, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik serta bersaing secara global."
Dalam upaya meningkatkan kemampuan industri logam dasar nasional, Kemenperin berkomitmen untuk mendorong sektor ini lebih aktif berinovasi dengan memanfaatkan teknologi terkini sejalan dengan perkembangan industri 4.0. Hal ini diharapkan dapat menciptakan diversifikasi produk sesuai dengan kebutuhan pasar.
Doddy Rahadi menjelaskan, "Industri baja merupakan sektor esensial bagi pengembangan sektor industri penting lainnya, termasuk konstruksi, alat transportasi, energi, alat pertahanan, infrastruktur, dan proyek pembangunan IKN."
Selain itu, Kemenperin telah menerapkan berbagai kebijakan strategis dalam pengembangan industri logam dasar nasional, seperti optimalisasi pengendalian impor, penerapan TKDN, verifikasi kemampuan industri baja nasional, promosi investasi produk baja, pengenaan tarif maupun tindakan non-tarif, penerapan SNI, serta pemberian fasilitas fiskal dan non-fiskal.
Doddy Rahadi menekankan, "Kami mendukung transformasi industri baja nasional menjadi industri hijau dan mengapresiasi komitmen GRP untuk mendukung dekarbonisasi melalui peluncuran Net Zero Roadmap, sesuai dengan target kami untuk mencapai target NZE pada tahun 2050 di sektor industri."
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur GRP, Fedaus, menjelaskan bahwa produk baja struktural yang diekspor GRP pada awal tahun ini mendukung pembangunan proyek Yukon Bridge di Kanada. Produk ini, dengan Weather Resistance Grade, mengandung penambahan nikel untuk ketahanan korosi, menjadikannya pilihan ideal untuk konstruksi jembatan dalam cuaca ekstrem.
Fedaus menekankan komitmen GRP untuk menciptakan prestasi baru dan memperkuat posisi Indonesia di panggung global. "Komitmen kami tidak hanya pada peningkatan kualitas produk baja, tetapi juga pada peran kami dalam mendukung pembangunan infrastruktur di skala internasional."
Menurut Fedaus, kontribusi GRP pada penguatan industri besi dan baja di Indonesia tidak hanya terbatas pada angka ekspor. Perusahaan berkomitmen untuk terus berinovasi, menjaga standar kualitas tinggi, dan memainkan peran penting dalam membentuk citra positif Indonesia di dunia industri.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.