Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Harga Emas Global Merosot, MDKA-ANTM Kehilangan Pamor

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 14 November 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Harga Emas Global Merosot, MDKA-ANTM Kehilangan Pamor

KABARBURSA.COM - Harga emas global merosot, dua saham emiten emas yaitu Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan Aneka Tambang Tbk (ANTM) terus kehilangan pamor.

Harga emas global terus merosot untuk sesi kelima berturut-turut, menyentuh level terendah dalam delapan pekan pada Kamis, 14 November 2024, akibat penguatan dolar AS dan lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury).

Ketidakpastian atas laju pemotongan suku bunga Federal Reserve (Fed) juga memberikan tekanan tambahan terhadap harga logam mulia ini.

Pada perdagangan emas spot, harga emas turun 0,7 persen menjadi USD2.555,85 per ons pada pukul 14.44 WIB, setelah sempat menyentuh level terendah sejak 18 September di awal sesi. Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat tercatat merosot sekitar 1 persen menjadi USD2.560,90 per ons.

Penguatan indeks dolar AS (Indeks DXY) ke level tertinggi dalam satu tahun menjadi salah satu faktor utama yang menekan harga emas. Kenaikan nilai dolar membuat emas lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang selain dolar, sehingga permintaan emas cenderung menurun.

Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS mencapai level tertinggi sejak Juli, yang turut menurunkan daya tarik emas sebagai aset investasi.

Seorang analis dari Capital.com Kyle Rodda, mengungkapkan bahwa pergerakan harga emas saat ini terutama dipengaruhi oleh kekuatan dolar dan imbal hasil US Treasury.

“Emas saat ini mengalami penurunan mekanis dalam jangka pendek akibat faktor dolar dan imbal hasil," kata Rodda.

Meskipun data inflasi terbaru Amerika Serikat yang dirilis Rabu, 13 November 2024, waktu setempat menunjukkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (CPI) sesuai ekspektasi, inflasi masih bergerak lambat dalam beberapa bulan terakhir.

Kondisi ini mengindikasikan bahwa Federal Reserve mungkin akan mulai memangkas suku bunga secara bertahap pada Desember 2024. Namun, ekspektasi inflasi yang tetap tinggi untuk tahun depan membatasi ruang bagi penurunan suku bunga yang agresif.

Sementara itu, pejabat Fed juga menyuarakan kehati-hatian terkait potensi pemotongan suku bunga lebih lanjut. Presiden Fed St Louis Alberto Musalem, memproyeksikan inflasi akan menurun secara bertahap, tetapi Presiden Fed Dallas Lorie Logan, memperingatkan bahwa pelonggaran moneter yang berlebihan dapat memicu tekanan inflasi kembali.

Harga Emas Pelindung Nilai Inflasi

Secara tradisional, emas dianggap sebagai instrumen lindung nilai terhadap inflasi. Namun, suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik emas karena aset ini tidak memberikan imbal hasil seperti obligasi atau instrumen keuangan lainnya yang didukung oleh kenaikan suku bunga.

Dengan demikian, investor lebih memilih untuk beralih ke instrumen investasi berbunga tinggi, sementara minat terhadap emas menurun.

Para pelaku pasar kini menantikan rilis data ekonomi penting Amerika Serikat, termasuk Indeks Harga Produsen (PPI) dan klaim pengangguran mingguan yang akan diumumkan pada Kamis malam waktu setempat. Selain itu, komentar dari Chairman Federal Reserve Jerome Powell, juga akan diawasi dengan ketat untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter Fed ke depan.

Tidak hanya emas, logam mulia lainnya juga mengalami penurunan harga.

Perak spot anjlok 1,7 persen menjadi USD29,83 per ons, menyentuh level terendah sejak 18 September. Platinum turun 0,7 persen menjadi USD931,30 per ons, sementara paladium melemah 0,4 persen menjadi USD929,85 per ons.

Penurunan harga logam mulia ini mengindikasikan sentimen pasar yang tertekan oleh faktor eksternal, terutama terkait dengan kebijakan moneter AS dan penguatan dolar. Jika tekanan ini terus berlanjut, harga emas dan logam mulia lainnya diperkirakan akan tetap berada di bawah tekanan dalam waktu dekat.

Dua Saham Hilang Pamor

Di pasar saham Indonesia, dua emiten emas yaitu MDKA dan ANTM, mulai kehilangan pamor. Masing-masing saham merosot tajam, MDKA turun 2,68 persen atau setara dengan 60 point menuju level Rp2.180. Sementara itu, saham ANTM terpuruk sejauh 1,33 persen atau setara dengan 20 poin dan terdampar di level Rp1.480.

ANTM hari ini diperdagangkan dengan volume sebesar 63,86 juta lembar saham, lebih rendah dibandingkan rata-rata volume perdagangan harian yang mencapai 104,91 juta lembar saham.

Penurunan volume perdagangan ini dapat mengindikasikan berkurangnya minat atau aktivitas investor terhadap saham ANTM pada hari tersebut. Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi penurunan volume antara lain sentimen pasar yang kurang positif, ketidakpastian ekonomi, atau kurangnya katalis positif yang mendorong investor untuk bertransaksi.

Hal yang sama dialami MDKA, di mana pada hari ini saham tersebut mencatakan volume perdagangan sebanyak 25,96 juta lembar saham. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata volume perdagangan harian sebesar 40,79 juta lembar saham.(*)