Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Pinjaman UMKM di Bank BUMN Menurun di Kuartal III-2024

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 14 November 2024 | Penulis: Ayyubi Kholid | Editor: Redaksi
Pinjaman UMKM di Bank BUMN Menurun di Kuartal III-2024

KABARBURSA.COM - Porsi pinjaman UMKM kepada bank BUMN seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Mandiri pada kuartal III-2024 mengalami penurunan. Apa penyebabnya?

Penurunan porsi pinjaman tersebut apakah disebabkan risiko kredit macet yang menjadi faktor utama memberikan pinjaman? Padahal, Presiden Prabowo Subianto telah menyatakan akan mendorong pertumbuhan UMKM di Tanah Air.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan perlambatan pertumbuhan kredit UMKM saat ini dipengaruhi oleh faktor makro ekonomi.

“Pertumbuhan kredit, termasuk di sektor UMKM, sangat dipengaruhi kondisi makroekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi, daya beli masyarakat, hingga dinamika global yang turut membawa dampak pada perekonomian domestik,” kata Dian dalam keterangan resmi, Kamis, 16 November 2024.

Meski masih menghadapi tantangan dalam penyaluran kredit kepada UMKM hingga September 2024, Dian menegaskan bahwa Himpunan Bank Negara (Himbara) dan perbankan lainnya tetap berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kredit UMKM secara berkelanjutan.

Upaya ini antara lain dilakukan melalui program inklusi keuangan seperti ‘Laku Pandai’, serta konsistensi pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah menjadi instrumen penting dalam pembiayaan UMKM.

“Himbara dan perbankan lainnya tetap optimis dan mendukung upaya pemerintah untuk dapat meningkatkan penyaluran kredit kepada pelaku UMKM secara sehat dan berkesinambungan, sebagaimana secara historis telah secara konsisten dilakukan,” ujarnya.

Ke depan, Dian optimis bahwa perekonomian Indonesia yang diproyeksikan akan semakin membaik, didukung oleh stabilitas politik, dapat membawa dampak positif terhadap pertumbuhan UMKM.

“Sehingga pada gilirannya kredit UMKM juga akan mampu tumbuh secara berkelanjutan,” ujar dia.

Dia juga mengakui bahwa perlambatan ini tidak lepas dari kondisi dunia usaha yang masih dalam tahap pemulihan pasca pandemi.

“Perlambatan pertumbuhan kredit UMKM saat ini juga tidak terlepas kondisi dunia usaha yang masih dalam tahap recovery pasca era COVID-19,” ungkap Dian Ediana.

Adapun dia mengatakan faktor lain seperti pelunasan fasilitas kredit oleh pelaku UMKM serta hapus buku yang dilakukan oleh bank penyalur turut memengaruhi angka pertumbuhan yang lebih rendah dibanding tahun lalu.

“Selain itu, angka pertumbuhan kredit UMKM yang lebih rendah juga dipengaruhi adanya pelunasan fasilitas oleh pelaku UMKM dan hapus buku yang dilakukan oleh bank penyalur kredit UMKM,” ungkap Dian.

Kendati demikian, OJK menegaskan akan terus mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan sektor UMKM yang dinilai sebagai pilar penting dalam mendorong ekonomi nasional.

“OJK akan terus mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit UMKM dengan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik,” pungkas Dian.

Sebagai informasi, hingga September 2024, tercatat kredit UMKM yang disalurkan perbankan mencapai Rp1.495,94 triliun, dengan pertumbuhan 5,04 persen year on year (YoY), sedikit lebih tinggi dari posisi Agustus 2024 yang hanya tumbuh 4,42 persen YoY, meskipun masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan pertumbuhan 8,34 persen YoY. Adapun rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga di angka 4,00 persen.

Kredit UMKM BRI Tembus Rp1.105,70 Triliun

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus memperkuat komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kerakyatan melalui akses pembiayaan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia.

Hingga akhir Triwulan III 2024, BRI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp1.353,36 triliun atau tumbuh 8,21 persen secara year on year (yoy), dan dari total penyaluran kredit tersebut, 81,70 persen diantaranya atau sekitar Rp1.105,70 triliun merupakan kredit kepada segmen UMKM.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan dukungan BRI kepada segmen UMKM menjadi prioritas utama dalam memperkuat ekonomi kerakyatan.

“BRI hadir untuk memperkuat UMKM sebagai pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Melalui pemberdayaan UMKM, BRI mengambil peran dalam membangun ekonomi yang inklusif dan berkeadilan,” ujar Sunarso.

Pada kesempatan terpisah, Sunarso mengungkapkan bahwa perseroan telah memiliki strategi dalam memberdayakan UMKM sehingga layak dilirik oleh perbankan dan mendapatkan pembiayaan.

“Sesungguhnya UMKM kita itu lebih membutuhkan edukasi daripada advokasi. Kenapa demikian? Kalau advokasi sebenarnya menempatkan UMKM di bawah. Di bawah bank, di bawah lembaga pembiayaan. Kalau diedukasi sebenarnya menempatkan UMKM sejajar dengan bank sebagai mitra,” ujar Sunarso.

Menurut Sunarso terdapat lima hal yang perlu diedukasi kepada UMKM. Pertama, tentang spirit atau semangat kewirausahaan.

“Itu yang harus kita educate kepada UMKM. Karena pelaku UMKM sangat banyak sehingga masih beragam level-nya,” ujar Sunarso.

Kedua yaitu tentang kemampuan mereka melakukan administrasi dan manajerial. Menurut Sunarso ini merupakan pekerjaan rumah yang penting. Sebab kedua hal tersebut masih merupakan area yang sangat luas untuk dikerjakan.

Ketiga, tentang aksesibilitas UMKM terhadap informasi, pasar, teknologi dan pendanaan. “Itu juga penting,” ujarnya.

Keempat, Sunarso mengatakan UMKM juga harus diedukasi soal keberlanjutan. Baik itu tentang keberlanjutan bisnis terlebih juga keberlanjutan lingkungan. Terakhir, Sunarso menekankan pentingnya edukasi soal prinsip Good Corporate Governance kepada UMKM.

“Kita perlu educate UMKM untuk menjalankan bisnis dengan prinsip-prinsip GCG dengan baik. Itulah yang akan menjadikan UMKM bertumbuh dan berkembang berkelanjutan,” tandasnya.

Sunarso menegaskan komitmen BRI untuk terus memberikan dukungan terhadap UMKM di Indonesia.

“Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, yakni dengan tetap mendorong penciptaan lapangan pekerjaan, khususnya pada segmen UMKM, melalui penyaluran kredit yang berkualitas serta program-program pemberdayaan lainnya,” pungkas Sunarso. (*)