Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Teknikal Analisis IHSG (15/1/2024) Diproyeksi Bullish

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 15 January 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Teknikal Analisis IHSG (15/1/2024) Diproyeksi Bullish

KABARBURSA.COM - Pada sesi perdagangan Jumat (12/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan sebesar 21,17 poin atau 0,29 persen, mencapai level 7.241. Investor aktif melakukan transaksi sebesar Rp9,32 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 17,18 miliar lembar.

Dalam sepekan terakhir, IHSG mengalami dua kali penguatan, namun tiga hari sisanya mengalami pelemahan. Akibatnya, kinerja IHSG mengalami pelemahan sebesar 1,49 persen.

Kautsar Primadi Nurahmad, Pj. S. Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), menyampaikan bahwa data perdagangan bursa menunjukkan kinerja positif pada periode 8-12 Januari 2024. Rata-rata nilai transaksi harian saham meningkat 17,20 persen dari Rp8,74 triliun menjadi Rp9,78 triliun. Namun, kapitalisasi pasar bursa mengalami penurunan sebesar 3,63 persen dari Rp11,78 triliun menjadi Rp11,35 triliun.

Rata-rata volume transaksi harian saham mengalami kenaikan sebesar 3,2 persen dari 16,28 miliar menjadi 16,81 miliar lembar saham. Frekuensi transaksi harian saham juga meningkat sebesar 5,23 persen menjadi 1.214.622 kali transaksi dari 1.154.208 kali transaksi pada minggu sebelumnya.

Investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp1,12 triliun. Namun, sepanjang 2024, investor asing telah mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp6,07 triliun.

Proyeksi Pergerakan IHSG ke Depan

Menurut Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, IHSG diperkirakan mampu melanjutkan tren penguatan setelah berhasil ditutup di zona hijau pada perdagangan Jumat lalu. Analis ini menilai IHSG memiliki potensi penguatan berkat sentimen positif yang akan muncul dari hasil rilis data ekspor, impor, dan neraca dagang Indonesia yang akan diumumkan pada Senin (15/1/2024).

Dengan pertimbangan ini, Herditya memproyeksikan bahwa IHSG akan bergerak di kisaran 7.205 hingga 7.250 dalam sesi perdagangan berikutnya.

Meskipun demikian, Herditya menekankan bahwa dalam kondisi pasar seperti ini, masih terdapat beberapa saham prospektif yang layak diamati oleh pelaku pasar. Beberapa di antaranya adalah saham ARNA, saham UNTR, dan saham BBNI.

Pengamat Pasar Modal, Riska Afriani, memproyeksikan bahwa IHSG akan mengalami penguatan terbatas sepanjang pekan ini. Indeks saham diperkirakan akan bergerak di rentang support 7.250 dan resistance 7.394. Faktor pendukung pergerakan IHSG meliputi perekonomian Indonesia yang kuat dan kondisi politik yang kondusif.

Riska juga menyoroti pengaruh dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang diantisipasi akan menurunkan suku bunga di semester II tahun ini, seiring dengan kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

Dari sisi global, Riska mencatat bahwa IHSG akan dipengaruhi oleh rilis data pertumbuhan ekonomi China, penjualan ritel China dan Amerika Serikat (AS), serta tingkat pengangguran AS.

Rekomendasi Saham dari Analis Teknikal

Oktavianus Audi, Supervisor Customer Literation and Education PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, menyatakan bahwa IHSG diproyeksikan menguat terbatas dalam rentang support 7.140 dan resistance 7.405.

Indikator RSI menunjukkan adanya penguatan, meskipun indikator MACD menunjukkan tren pelemahan. Pada sisi positif, terjadi aliran dana asing di seluruh perdagangan sebesar Rp2,08 triliun.

Audi melihat bahwa indeks akan dipengaruhi oleh keputusan suku bunga BI periode Januari 2024 yang diperkirakan akan tetap di level 6 persen. Dengan inflasi yang terkendali dan fokus pada stabilitas nilai tukar rupiah, BI diharapkan akan mempertahankan suku bunga acuan, mendukung respons positif dari pasar.

Pengaruh juga akan datang dari rilis data neraca perdagangan yang diperkirakan surplus sebesar US$3 miliar. Audi merekomendasikan tiga saham dari sisi teknikal, yaitu ESSA, BTPS, dan ASII.

Sebagai kesimpulan, pasar modal Indonesia menghadapi sepekan yang penuh tantangan, tetapi dengan sejumlah faktor mendukung, para investor tetap berharap untuk melihat perkembangan positif di bursa saham.