KABARBURSA.COM - Saham Samsung Electronics, produsen chip memori global terkemuka, mengalami penurunan signifikan pada Rabu, 13 November 2024, mencatatkan harga terendah dalam lebih dari empat tahun.
Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran mengenai dampak tarif yang kemungkinan diterapkan oleh pemerintah AS di bawah kepemimpinan Donald Trump.
Berdasarkan laporan dari The Korea Times, saham Samsung termasuk dalam jajaran saham dengan kinerja terburuk di antara produsen chip global seperti TSMC dan Nvidia, tahun ini.
Hal ini disebabkan oleh ketertinggalan perusahaan dalam memanfaatkan lonjakan permintaan chip untuk kecerdasan buatan (AI), yang tengah berkembang pesat.
Potensi pengenaan tarif oleh Trump terhadap produk impor dari China memperburuk kondisi, dengan Samsung yang memiliki ketergantungan lebih besar pada pelanggan China dibandingkan dengan pesaing domestiknya, SK Hynix.
“Hynix lebih mampu meningkatkan penjualan chip server AI kelas atas ke pelanggan di AS, seperti Nvidia,” ujar Lee Min-hee, analis dari BNK Investment & Securities.
Menurut Greg Noh, analis di Hyundai Motor Securities, ancaman tarif sebesar 10 persen untuk impor dan hingga 60 persen untuk produk China dapat mengurangi permintaan terhadap produk elektronik yang menggunakan chip, memberikan dampak negatif bagi perusahaan-perusahaan seperti Samsung.
Kekhawatiran ini juga diungkapkan oleh Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, yang mencatat bahwa tarif tinggi yang dikenakan Trump pada produk impor dari China dapat mendorong kompetitor China untuk menurunkan harga ekspor mereka, berpotensi merugikan perusahaan chip Korea di pasar internasional.
Pada tahun ini, saham Samsung tercatat turun 34 persen dan diperkirakan akan mengalami kinerja tahunan terburuk dalam lebih dari dua dekade.
Sebaliknya, saham SK Hynix mencatatkan kenaikan 32 persen, dan produsen chip AS, Nvidia, melonjak hingga 199 persen.
Pada perdagangan pagi hari, saham Samsung turun 2,1 persen pada pukul 10.26 waktu setempat, mencapai 51.700 won, level terendah sejak 24 Juni 2020, sementara indeks Kospi turun 1,5 persen. SK Hynix, yang sempat turun selama dua sesi berturut-turut, naik 2 persen.
AS Larang Samsung Pasok Chipset ke Perusahaan China
Amerika Serikat (AS) dituding telah melarang Samsung untuk memasok chipset tertentu kepada perusahaan-perusahaan asal China.
Jika hal ini terbukti benar, hal ini mencerminkan perkembangan terbaru dalam perang semikonduktor yang semakin memanas, seiring dengan langkah-langkah serupa yang diambil oleh AS terhadap perusahaan-perusahaan teknologi China.
Pada awal bulan ini, AS memerintahkan TSMC, pabrik pembesut chipset terbesar di dunia, untuk menghentikan pasokan chip 7nm dan yang lebih kecil ke perusahaan-perusahaan China.
Setelah perintah tersebut dikeluarkan, TSMC dilaporkan membatalkan pengapalan chipset yang mendukung kecerdasan buatan (AI) ke merek-merek asal China.
Mengutip Android Headlines, Rabu, 13 November 2024, langkah-langkah pembatasan ini dilakukan di tengah ketegangan perdagangan semikonduktor yang terjadi antara AS dan China, dengan AS mengurangi pasokan chip high-end ke perusahaan-perusahaan China sebagai bagian dari kebijakan perdagangan mereka.
Menurut laporan The Economic Daily News, otoritas regulasi AS telah melarang Samsung untuk memasok chipset Exynos 7nm atau lebih kecil ke perusahaan-perusahaan China. Samsung dikabarkan telah mengirim email kepada pelanggan mereka di China untuk memberitahukan tentang larangan terbaru ini, yang datang setelah TSMC melakukan hal serupa.
Pelarangan tersebut dipandang sebagai kerugian besar bagi bisnis semikonduktor, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang bergantung pada teknologi canggih dari Samsung dan TSMC untuk mendukung pengembangan produk mereka.
Amerika Serikat (AS) terus memperketat kebijakan perdagangan untuk mencegah China mengakses chipset flagship. Setelah TSMC, Samsung kini juga tidak lagi diizinkan untuk mengirimkan chip 7nm dan node berikutnya kepada perusahaan-perusahaan China.
Langkah ini adalah bagian dari strategi AS yang lebih luas untuk membatasi akses China terhadap teknologi tinggi, termasuk paten dan alat-alat yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Amerika.
Laporan yang sama mengungkapkan bahwa divisi semikonduktor Samsung tengah menghadapi kerugian dan kesulitan akibat kebijakan ini. Pasalnya, Samsung terpaksa menutup 50 persen kapasitas produksi semikonduktornya karena kurangnya pesanan. Kondisi ini diperkirakan akan semakin memburuk dengan adanya larangan terbaru dari AS, yang mencegah Samsung memasok chip ke China.
Keputusan ini dipandang akan memberikan dampak signifikan bagi unit semikonduktor Samsung, yang akan kehilangan bisnis penting dari pasar China.
Selain Samsung dan TSMC, perusahaan lain seperti Intel juga diperkirakan akan terpengaruh oleh larangan serupa yang diberlakukan oleh AS. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.