Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Profil Adiwarna Anugerah (NAIK), Perusahaan yang IPO Besok

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 12 November 2024 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
Profil Adiwarna Anugerah (NAIK), Perusahaan yang IPO Besok

KABARBURSA.COM - PT Adiwarna Anugerah Tbk (NAIK) direncanakan bakal melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 13 November 2024.

Sebelumnya, NAIK memasang angka harga penawaran sebesar Rp107 per lembar saham dengan nilai emisi yang mencapai Rp80,25 miliar.

Merujuk prospektus yang diumumkan melalui Stockbit, seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham tersebut akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

"Termasuk, namun tidak terbatas untuk pembelian material utama, material pembantu, material consumables, biaya gaji, lembur tenaga kerja, akomodasi, serta mobilisasi tenaga kerja," bunyi prospektus yang dikutip, Selasa, 12 November 2024.

Sementara itu, perseroan juga menerbitkan waran seri I sebanyak 375 juta atau sebesar 15 persen dari jumlah total saham yang ditetapkan.

Perseroan menyampaikan, waran seri I diberikan cuma-cuma sebagai insentif para pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham yang ditawarkan pada tanggal penjatahan.

Adapun seluruh dana yang diperoleh Perseroan dari pelaksanaan waran seri I, jika dilaksanakan oleh pemegang waran, akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

Sekilas Profil Adiwarna Anugerah

Mengutip situs resmi perusahaan, PT Adiwarna Anugerah Abadi didirikan pada tahun 2007 dan telah menjadi perusahaan yang berkembang pesat dengan fokus pada bisnis proteksi kebakaran.

PT Adiwarna Anugerah Abadi adalah spesialisasi dalam solusi proteksi kebakaran yang lengkap. Perusahaan fokus pada proteksi kebakaran dengan risiko tinggi dan industri dengan risiko khusus seperti pabrik minyak dan gas, pusat data, perbankan, pembangkit listrik, petrokimia, dan industri.

NAIK cukup yakin kekuatan kompetitif yang dipunya bisa mendukung perseroan dalam melaksanakan strateginya dan memberikan keunggulan kompetitif jika dibandingkan dengan kompetitor.

Adapun kekuatan kompetitif NAIK meliputi layanan fire protection system yang lengkap, memegang distributorship produk-produk fire protection system, memiliki sitem manajemen yang handal dan berpengalaman, dan memiliki fasilitas penunjang layanan khusus di bidang fire protection system.

Di sisi lain, NAIK memiliki strategi usaha seperti meningkatkan segmen pasar di high-end industry, efektifitas dan efesiensi pelaksanaan proyek, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memperluas segmen pasar dan produk, serta mengoptimalkan pendanaan.

Selain NAIK, Bursa Efek Indonesia sebelumnya telah kedatangan dua emiten baru pada pekan ini yakni Daaz Bara Lestari (DAAZ) dan Newport Marine Services (BOAT).

Investor di Indonesia Meningkat 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan pertumbuhan jumlah investor di Indonesia hingga November 2024. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menyebut bahwa kenaikannya mencapai 2,21 juta Single Investor Identification (SID).

“Sehingga total SID saat ini telah mencapai lebih dari 14 juta,” ujar dia dalam acara Capital Market Summit & Expo 2024 (CMSE 2024) di Jakarta pada Kamis, 7 November 2024.

Inarno menjelaskan, dari penambahan tersebut, sebesar 55 persen di antaranya merupakan investor berusia muda di bawah 30 tahun. Catatan positif itu, lanjut dia, mencerminkan masih tingginya minat dan juga kepercayaan dari masyarakat terhadap pasar modal Indonesia.

Selain itu, Inarno mengungkapkan per 6 November 2024 pula Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  mencatatkan peningkatan sebesar 1,53 persen. “Sehingga year to date itu indeks sudah mencapai di angka 7.383,” tutur dia. Saham Investasi

Kapitalisasi pasar Indonesia juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Inarno menyebut per 6 November 2024 kapitalisasi telah mencapai Rp12.356 triliun rupiah.

“Ini menunjukkan kenaikan yang mencerminkan minat dan kepercayaan investor baik domestik maupun asing terhadap potensi ekonomi Indonesia,” ungkapnya.

Inarno menuturkan OJK terus berupaya menjaga stabilitas pasar modal dengan menjalin sinergi dan juga kerja sama yang kuat dengan pemerintah dan juga stakeholder terkait dalam rangka meningkatkan literasi yang pertama dan inklusi keuangan.

“Selanjutnya, OJK terus meningkatkan pengawasan dan juga penegakan hukum, yang ketiga adalah meningkatkan kerja sama dengan pemangku kepentingannya yaitu untuk memperkuat pertumbuhan dan juga keberlanjutan pasar modal,” sebut dia.

Dan yang terakhir, OJK mengeluarkan berbagai kebijakan yang berorientasi pada penguatan kewenangan untuk menjaga volatilitas, peningkatan variasi produk, dan juga perlindungan investor.

Sementara itu Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan, jumlah investor pasar modal di Indonesia telah melampaui 14 juta single investor identification (SID). Per Kamis, 3 Oktober 2024, jumlah investor pada modal sebanyak 14.001.651 SID, tumbuh 1.833.590 SID baru dibanding posisi di akhir tahun lalu sebesar 12.168.061 SID.

Iman Rachman, mengatakan industri pasar modal memiliki peran yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan perekonomian negara.

“Pasar modal Indonesia yang maju dan stabil akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata dia dalam keterangannya dikutip Jumat, 11 Oktober 2024.

Walau demikian, hal tersebut harus tetap disertai dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat. Karena, pertumbuhan investasi yang disertai dengan peningkatan literasi keuangan masyarakat dapat memperkuat daya tahan pasar modal Indonesia dalam menghadapi dinamika global, termasuk aliran dana investor asing.

Adapun BEI telah menyelenggarakan 19.779 kegiatan edukasi yang menjangkau lebih dari 24 juta peserta sejak awal tahun ini hingga akhir September 2024. Kegiatan tersebut di antaranya Sekolah Pasar Modal (SPM), program Duta Pasar Modal (DPM), dan berbagai webinar yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat di seluruh Indonesia tentang investasi.

BEI juga aktif mengampanyekan gerakan #AkuInvestorSaham, yang sukses menarik perhatian generasi muda. Saat ini, sekitar 79 persen dari total investor baru berusia di bawah 40 tahun, menunjukkan tingginya partisipasi dan ketertarikan generasi muda dalam berinvestasi di pasar modal.

Pencapaian ini berhasil diraih berkat sinergi yang erat antara BEI dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Self-Regulatory Organizations (SRO), serta para pemangku kepentingan lainnya, dan didukung oleh strategi inovasi digitalisasi edukasi yang efektif untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat yang senantiasa dilakukan oleh BEI.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.