Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

BEI Resmi Luncurkan Produk Single Stock Futures

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 12 November 2024 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
BEI Resmi Luncurkan Produk Single Stock Futures

KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi meluncurkan Single Stock Futures (SSF) di Main Hall BEI, Jakarta, pada Selasa, 12 November 2024. Perlu diketahui, SSF adalah produk terbaru dari BEI untuk menjawab kebutuhan dari para investor.

Direktur Utama BEI Iman Rachman, mengatakan kehadiran SSF bisa memberikan dampak positif bagi pasar modal untuk menarik lebih banyak investor.

"Dan menciptakan peluang bagi semua pihak di pasar modal untuk meningkatkan kualitas dari pada perdagangan," ujar Iman dalam sambutannya.

Menurut Iman, manfaat dari SSF tidak akan ditemukan di produk investasi lainnya. Sebab, salah satu keunggulan produk ini ialah modal transaksi yang rendah.

"Selain itu SSF juga dapat digunakan untuk mengoptimasi keuntungan investor di pasar modal," jelas dia.

Sementara itu Kepala Departemen Pemeriksaan Khusus, Pengawasan Keuangan Derivatif, Bursa Karbon dan Transaksi Efek OJK I Made Bagus Tirthayatra, menyebut peluncuran SSF ini sejalan dengan upaya untuk mengembangkan produk pengelolaan dedikatif sebagaimana tertuang dalam road map pasar modal Indonesia 2023-2027.

"Di tengah tantangan global, pasar modal Indonesia tetap menunjukkan ketahanan dan potensi yang besar," ungkapnya.

Keuntungan Investasi di Single Stock Futures

Beberapa waktu lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan cara berinvestasi di produk terbarunya, Single Stock Futures atau biasa disebut SSF.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 1 BEI Firza Rizqi Putra, menjelaskan bahwa SSF adalah produk terbaru dari BEI untuk menjawab kebutuhan dari para investor. SSF merupakan produk pelengkap dikarenakan belum ada produk di BEI yang bisa mengambil potensi keuntungan ketika market sedang turun.

“Produk SSF dapat dimanfaatkan oleh para investor, baik ketika market sedang naik ataupun turun,” ujarnya kepada media pada Kamis, 22 Agustus 2024.

Firza melanjutkan, produk SSF juga bisa dimanfaatkan oleh investor dengan modal yang jauh lebih kecil dibandingkan transaksi saham. Hal ini bisa membuat transaksi lebih efektif dan efisien.

“Dengan SSF, investor bisa memanfaatkan potensi return dari kenaikan pasar atau keturunan harga dari saham-saham dengan modal yang jauh lebih kecil, karena untuk bertransaksi SSF dibutuhkan hanya sedikit modal saja,” jelas dia.

Adapun saham-saham yang menjadi underflying SSF berasal dari sektor yang beragam, serta merupakan saham dengan fundamental dan likuiditas yang baik.

Dari sektor finansial, ada BBRI dan BBCA, basic materials meliputi MDKA, infrastruktur ada TLKM, dan industrial ada ASII.

Sementara itu Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik, mengatakan inisiatif ini merupakan salah satu cara untuk melakukan pendalaman pasar.

“Dengan posisi bursa yang sudah sangat strategis, baik di level ASEAN maupun global, pendalaman pasar itu menjadi suatu keharusan. Dengan jumlah investor yang terus meningkat, kebutuhan investor juga akan terus meningkat, khususnya untuk produk derivatif,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Jeffrey pun berharap, para investor bisa segera memahami SSF serta dapat mengoptimalkan keuntungan dari keberadaan produk ini.

Namun untuk bisa mendapatkan keuntungan dari SSF, kata dia, para investor harus paham  karakteristik dari produk hingga bagaimana risiko yang ada.

Apa Itu Single Stock Futures (SSF)?

Single Stock Futures (SSF) adalah kontrak berjangka (futures contract) yang memungkinkan investor untuk memperdagangkan saham individual dalam bentuk kontrak derivatif. Dalam SSF, kontrak tersebut mewakili satu saham perusahaan tertentu, dan pembeli kontrak berhak untuk membeli atau menjual saham tersebut pada harga yang telah disepakati pada tanggal yang telah ditentukan di masa depan.

Dengan kata lain, Single Stock Futures memungkinkan para investor untuk berspekulasi tentang pergerakan harga saham tertentu tanpa harus membeli saham itu secara langsung. Investor bisa mendapatkan keuntungan baik dari kenaikan harga saham (jika mereka membeli kontrak) maupun penurunan harga saham (jika mereka menjual kontrak).

Cara Kerja Single Stock Futures

Single Stock Futures bekerja dengan cara yang mirip dengan kontrak berjangka lainnya, di mana dua pihak (pembeli dan penjual) sepakat untuk membeli atau menjual suatu aset (dalam hal ini saham) pada harga tertentu di masa depan. Namun, SSF berfokus pada saham individual, bukan indeks saham atau komoditas lainnya.

Berikut adalah cara kerjanya secara garis besar:

  1. Pihak yang Terlibat:

    Ada dua pihak dalam kontrak SSF:

    • Pembeli (Long Position): Berharap harga saham akan naik.
    • Penjual (Short Position): Berharap harga saham akan turun.

  2. Penentuan Harga:

    Harga yang disepakati untuk membeli atau menjual saham di masa depan disebut harga futures contract. Harga ini ditentukan berdasarkan harga saham saat kontrak dibuat, dengan tambahan faktor seperti volatilitas dan kondisi pasar.

  3. Tanggal Pengiriman:

    SSF biasanya memiliki tanggal jatuh tempo (expiration date), di mana kontrak tersebut harus dipenuhi. Pada tanggal ini, pembeli atau penjual harus melakukan transaksi fisik (penyerahan saham) atau melakukan penyelesaian tunai (cash settlement).

  4. Margin:

    Seperti kontrak berjangka lainnya, pembeli dan penjual SSF harus menyediakan sejumlah margin (dana jaminan) untuk membuka posisi. Margin ini memastikan bahwa kedua belah pihak memiliki komitmen finansial dalam kontrak tersebut.

  5. Penyelesaian:

    Pada jatuh tempo, kontrak dapat diselesaikan dalam dua cara:

    • Penyerahan fisik: Di mana pembeli menerima saham yang dijadikan objek kontrak.
    • Penyelesaian tunai: Di mana pihak yang beruntung (misalnya pembeli yang mendapat untung karena harga saham naik) menerima pembayaran tunai berdasarkan perbedaan antara harga kontrak dan harga pasar saham pada saat jatuh tempo.

Perbedaan antara Single Stock Futures dan Saham

  1. Pemilikan Saham:

    Dalam perdagangan saham, investor membeli saham perusahaan dan menjadi pemilik saham tersebut. Sementara dalam SSF, investor hanya memiliki kontrak yang mewakili saham tanpa benar-benar memiliki saham itu.

  2. Leverage:

    Saham biasanya dibeli dengan pembayaran penuh untuk setiap unit saham yang dibeli. Sementara dalam SSF, hanya diperlukan margin untuk membuka posisi, yang memberikan leverage lebih besar.

  3. Fleksibilitas Jangka Waktu:

    SSF memiliki tanggal jatuh tempo, sementara saham tidak memiliki batas waktu untuk dimiliki.

  4. Potensi Keuntungan:

    Karena menggunakan leverage, SSF memiliki potensi keuntungan yang lebih tinggi dalam waktu yang lebih singkat, tetapi juga berisiko lebih besar dibandingkan dengan membeli saham langsung.

Sebagai alat spekulasi atau lindung nilai, SSF bisa sangat berguna bagi trader dan investor yang memahami cara kerjanya dengan baik dan siap menghadapi risiko yang ada. Sebelum terlibat dalam perdagangan SSF, penting untuk memahami sepenuhnya mekanisme kontrak berjangka, margin yang dibutuhkan, serta potensi keuntungan dan kerugian yang bisa terjadi.(*)