KABARBURSA.COM - Senior Economist Bank Mandiri, Reny Eka Putri menilai, keterpilihan Donald Trump dalam Pemilihan Umum (Pemilu) di Amerika Serikat (AS) berpeluang meningkatkan inflasi harga komoditas energi yang dapat mendorong administered price.
Pasalnya, tutur Reny, Trump lebih fokus pada produksi energi fosil ketimbang mendukung transisi energi hijau. Dia menilai, hal tersebut akan berdampak pada peningkatan prospek permintaan dan harga minyak ke depan.
"Jika dilihat dampaknya terhadap perekonomian Indonesia, maka terdapat risiko kenaikan inflasi harga energi yang dapat mendorong inflasi administered price," kata Reny kepada Kabarbursa.com, Kamis, 7 November 2024.
Sementara dampak keterpilihan Trump terhadap pasar keuangan, Reny menyebut, aset-aset USD berpeluang untuk kembali dilirik investor yang menekan rupiah untuk kembali melemah. Di samping itu, dia juga menilai adanya potensi pasar saham terkoreksi hingga yield obligasi domestik meningkat.
"Kita perlu mewaspadai aliran dana asing yang dapat keluar akibat kemenangan Trump," ungkapnya.
Untuk meredam volatilitas pasar yang kembali meningkat, Reny menilai, Bank Indonesia ke depan akan lebih defensif terhadap kebijakan suku bunganya untuk stabilisasi nilai tukar, sambil melihat perkembangan guidance The Fed, data ekonomi AS terakhir terkait inflasi dan tingkat pengangguran, serta spread antara UST yield dengan bunga acuan domestik.
Pasalnya, ungkap Reny, outlook inflasi yang kembali meningkat akan membuat The Fed lebih berhati-hati dalam memutuskan arah suku bunga acuannya. Apalagi, stance kebijakan Trump, seperti belanja tinggi dan pemotongan pajak berpotensi kembali meningkatkan inflasi AS ke depan, dan akan berimbas ke prospek pemangkasan suku bunga menjadi less aggressive.
"BI akan mengoptimalkan salah satunya melalui instrumen SRBI untuk stabilisasi rupiah ke depan," jelasnya.
Di sisi lain, Reny juga menilai, keterpilihan Trump juga berdampak pada kinerja perdagangan negara mitra, seperti Indonesia. Dia menyebut, tarif yang tinggi dari AS dapat menyebabkan perlambatan ekonomi di Tiongkok, terutama di sektor manufaktur.
"Perlambatan tersebut bisa memberikan penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dari hitungan kaki, penurunan 1 perseb PDB (Produk Domestik Bruto) Tiongkok akan menurunkan 0,37 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia," ungkapnya.
Kendati demikian, Reny tak menampik terdapat sisi positif dari keterpilihan Trump dalam Pemilu AS. Dia menyebut, Indonesia memiliki peluang ekspor ke AS yang dapat meningkatan peluang masuknya investasi dari Tiongkok.
Tarif pajak yang tinggi terhadap produk Tiongkok, kata Reny, menjadi peluang bagi Indonesia untuk mendiversifikasi komoditas ekspor ke AS. Relokasi produksi produk Tiongkok ke Indonesia juga berpotensi dapat meningkatkan investasi asing ke Indonesia.
"Peningkatan investasi yang saat ini menjadi salah satu penggerak ekonomi, diharapkan dapat mendorong ekonomi untuk tetep tumbuh solid di sekitar 5 persen pada tahun 2024 dan 2025," tutupnya.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengaku tengah memonitoring perkembangan Pemilu AS, di mana hasil penghitungan cepat menunjukkan Trump mengungguli Kamala Harris. Akan tetapi, dia menyebut, keterpilihan Trump akan berdampak pada perekonomian sejumlah negara.
"Penghitungan sementaranya adalah Trump itu unggul. Dan prediksi-prediksi dari pasar dan kami juga akan melihat kemungkinan-kemungkinan akan menyebabkan dolar, mata uang dolar itu akan kuat, suku bunga Amerika itu akan tetap tinggi," kata Perry dalam paparan di Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 6 November 2024.
Perry menyebut, keterpilihan Trump berpotensi memperpanjang perang dagang antara Tiongkok dan AS. Untuk negara emergin market seperti Indonesia sendiri, kata Perry, keterpilihan Trump akan berdampak pada tiga aspek ekonomi.
"Satu tekanan terhadap nilai tukar, kedua arus modal, dan ketiga adalah bagaimana ini berpengaruh kepada dinamika ketidakpastian di pasar keuangan," jelasnya.
Karenanya, Perry sendiri mengaku, BI akan berhati-hati dalam menyusun kebijakan moneter ke depan. Dia menegaskan, BI akan terus menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta bersinergi erat dengan pemerintah dan KSSK.
"Bank Indonesia, untuk itu terus menyampaikan komitmen kami; menjaga stabilitas dan turut mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan; bersinergi erat dengan pemerintah dan KSSK," tutupnya.
Dihimpun dari Associated Press (AP) pukul 10.00 WIB, Donald Trump berhasil memenangkan Pemilu AS dengan perolehan suara 72.560.841 pemilih atau sekitar 50,9 persen dari total keseluruhan pemilih di AS. Sementara Kamala Harris, membuntut dengan perolehan suara 67.878.826 pemilih atau 47,6 persen dari total pemilih sah di Pemilu AS.(*)