KABARBURSA.COM - PT. Petrosea Tbk. (PTRO) akan melaksanakan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:10.
Dalam pengumumannya manajemen PTRO menjelaskan bahwa perusahaan akan mengubah nilai nominal saham dari Rp50 per lembar menjadi Rp5 per lembar, yang secara otomatis akan meningkatkan jumlah saham yang beredar dari 1.008.605.000 saham menjadi 10.086.050.000 saham. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis 7 November 2024.
Langkah korporasi ini telah mendapatkan persetujuan prinsip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), sebagaimana tercantum dalam Surat No. S-11477/BEI.PP1/10-2024 tanggal 30 Oktober 2024.
PTRO berharap, melalui pemecahan nominal saham ini, harga saham yang lebih terjangkau akan mempermudah investor individu, khususnya investor ritel, untuk membeli saham perusahaan. Langkah ini diharapkan akan meningkatkan likuiditas serta frekuensi perdagangan saham PTRO di pasar modal.
Harga saham yang lebih rendah diharapkan akan memicu peningkatan permintaan, menarik perhatian calon investor baru, dan memperluas basis pemegang saham, baik di kalangan investor domestik maupun asing. Dengan demikian, diharapkan pula dapat terjadi diversifikasi antara pemegang saham individu dan institusi. Pemecahan saham ini tidak akan memberikan dampak negatif terhadap kondisi keuangan PTRO.
Menurut rencana, pemecahan saham ini akan dilakukan pada akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 27 Desember 2024. Sedangkan perdagangan saham dengan nilai nominal baru akan dimulai pada 30 Desember 2024 di pasar reguler dan pasar negosiasi. Periode penghentian perdagangan saham di pasar tunai akan berlangsung selama dua hari bursa, yaitu pada 30 Desember 2024 dan 2 Januari 2025.
Selain itu, tanggal terakhir penyelesaian perdagangan saham dengan nilai nominal lama dan pencatatan saham yang berhak atas pemecahan saham (record date) adalah pada 2 Januari 2025. Sementara itu, perdagangan saham dengan nominal baru di pasar tunai akan dimulai pada 3 Januari 2025.
Untuk memastikan kelancaran pelaksanaan aksi korporasi ini, PTRO akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 16 Desember 2024 guna mendapatkan persetujuan pemegang saham.
PT Petrosea Tbk. (PTRO), perusahaan jasa konstruksi, secara tidak langsung telah mendirikan entitas baru melalui anak usahanya, PT Petrosea Infrastruktur Nusantara (PIN), pada 31 Oktober 2024.
Corporate Secretary PTRO, Anto Broto, menyampaikan bahwa PTRO melalui PIN telah resmi membentuk anak usaha baru bernama PT Usaha Berlayar Lancar (UBL). Entitas ini berdiri berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No.10, tertanggal 28 Oktober 2024, yang dibuat di hadapan Notaris Marliansyah, SH, M.Kn. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat 1 Novenmber 2024.
Pendirian UBL telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM RI dengan Nomor: AHU-0086389 AH.01.01.TAHUN 2024 pada 31 Oktober 2024, dengan modal dasar sebanyak 40.000 lembar saham bernilai nominal Rp40 miliar.
Komposisi kepemilikan saham di UBL adalah sebagai berikut: PIN memegang 3.000 lembar saham (30 persen), PT Armada Maritim Persada memiliki 4.000 lembar saham (40 persen), dan PT Bumi Artha Bahari sebesar 3.000 lembar saham (30 persen).
UBL didirikan untuk beroperasi dalam bidang pengangkutan dan pergudangan barang, dengan fokus pada layanan angkutan laut di perairan pelabuhan dalam negeri.
Anto menambahkan bahwa pendirian UBL diharapkan memberi dampak positif bagi PTRO, mendukung kegiatan bisnis, dan memperluas jaringan usaha sejalan dengan rencana strategis pengembangan PTRO.
PT Petrosea Tbk (PTRO) mengumumkan realisasi ekspansi bisnis dengan menggelontorkan anggaran belanja modal senilai Rp 6 triliun atau setara dengan USD400 juta. Investasi besar ini diwujudkan melalui pembelian peralatan pertambangan dari sejumlah mitra strategis, seperti PT United Tractors Tbk, PT Trakindo Utama, PT Indotruck Utama, PT Indo Traktor Utama, dan PT Eka Dharma Jaya Sakti.
Menurut Iman Darus Hikhman, Direktur Mining and Mine Services PT Petrosea Tbk, akuisisi peralatan baru ini akan menopang proyek-proyek jasa penambangan yang baru dimulai sekaligus menjadi bagian dari strategi keberlanjutan dan pengembangan bisnis jangka panjang. “Langkah ini merupakan upaya antisipatif guna mendukung pertumbuhan usaha di masa depan,” ujar Iman. Seperti dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa 1 Oktober 2024.
enambangan baru yang berlokasi di Kalimantan Tengah. Aktivitas ini menandai dimulainya operasi penuh di sejumlah konsesi yang telah disepakati. Proyek jasa penambangan untuk PT Multi Tambangjaya Utama di Kabupaten Barito Selatan, misalnya, telah memulai first cut pada 2 September 2024.
Sementara itu, proyek life of mine untuk PT Pasir Bara Prima di Kabupaten Kapuas juga resmi memasuki tahap pertama operasi pada 8 September 2024. Selain dua proyek tersebut, beberapa site baru di Kalimantan Tengah turut melaksanakan kegiatan serupa.
Sebagai penyedia solusi tambang terintegrasi, Petrosea menawarkan rangkaian layanan komprehensif mulai dari pit-to-port services yang mencakup open pit contract mining services, konstruksi sipil dan infrastruktur, manajemen proyek, hingga layanan konsultasi teknis dan studi kelayakan.
Perusahaan juga menyediakan mine planning & optimization services, serta mengandalkan platform digital Minerva untuk memaksimalkan efisiensi operasional. Minerva, yang didukung teknologi terkini, memungkinkan Petrosea memonitor dan mengendalikan berbagai proyek secara real-time melalui Remote Operations Center di kantor pusat mereka.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.