KABARBURSA.COM - PT Surya Citra Media Tbk dengan kode saham SCMA baru saja terdepak dari indeks MSCI, yaitu sebuah indeks yang digunakan sebagai acuan untuk mengukur kinerja pasar saham di berbagai negara dan kawasan serta untuk membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi.
Terdepaknya SMCA diumumkan MSCI dalam hasil tinjauan berkala indeks yang mencakup perubahan pada berbagai kategori indeks saham di Indonesia.
Dalam pengumuman ini, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA)—salah satu emiten grup media terbesar di Indonesia—menjadi salah satu saham yang dihapus dari MSCI Small Cap Indexes, bersama dengan PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS).
Sementara itu, PT Avia Avian Tbk (AVIA) ditambahkan ke indeks tersebut. Perubahan ini efektif berlaku pada penutupan perdagangan tanggal 25 November 2024, dan sepenuhnya diterapkan pada 26 November 2024.
MSCI adalah acuan penting bagi investor global dalam menilai peluang investasi di pasar modal. Saham-saham yang terdaftar dalam indeks MSCI sering kali mendapatkan eksposur lebih besar terhadap modal asing, yang berpotensi mendorong volume transaksi dan harga saham.
Oleh karena itu, keluarnya SCMA dari MSCI Small Cap Index berpotensi mempengaruhi sentimen pasar terhadap saham ini dalam jangka pendek.
Investor institusi yang mengandalkan indeks MSCI untuk menyesuaikan portofolionya mungkin akan melakukan aksi jual terhadap saham SCMA, sehingga menimbulkan tekanan pada harga saham perusahaan dalam waktu dekat.
Namun, dampak ini juga dapat bersifat sementara, tergantung pada prospek bisnis SCMA dan minat investor dalam negeri maupun asing terhadap saham tersebut.
Di tengah kabar dikeluarkannya SCMA dari indeks MSCI, perusahaan juga mengumumkan rencana pembagian dividen tunai interim untuk para pemegang saham.
Dalam keterbukaan informasi pada 6 November 2024, SCMA akan membagikan dividen interim sebesar Rp316,84 miliar, atau Rp5 per saham. Jumlah ini akan dibagikan kepada para pemegang 73,97 miliar saham yang beredar.
Dividen ini diambil dari laba bersih SCMA pada kuartal III-2024, yang mencapai Rp509,34 miliar, dengan saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya sebesar Rp7,08 triliun.
Keputusan pembagian dividen telah disetujui oleh Direksi dan Dewan Komisaris SCMA pada 4 November 2024.
Investor yang ingin mendapatkan dividen interim ini harus mencatat beberapa tanggal penting terkait jadwal pembagian dividen SCMA:
Meskipun SCMA dikeluarkan dari indeks MSCI, perusahaan masih menunjukkan kinerja keuangan yang positif dengan laba bersih yang signifikan.
Pembagian dividen interim ini menjadi salah satu upaya perusahaan untuk mempertahankan kepercayaan investor dan menunjukkan komitmennya dalam memberikan keuntungan kepada para pemegang saham.
Selain itu, sebagai bagian dari grup Emtek yang kuat, SCMA tetap memiliki prospek bisnis yang menarik di sektor media, yang terus berkembang dengan adanya transformasi digital dan meningkatnya permintaan untuk konten berbasis digital.
Namun, di sisi lain, keluarnya SCMA dari indeks MSCI dapat menjadi sinyal peringatan bagi investor, terutama terkait volatilitas harga saham dalam waktu dekat.
Investor harus cermat dalam memantau pergerakan harga saham SCMA dan memperhitungkan prospek jangka panjang perusahaan sebelum mengambil keputusan investasi.
Pada perdagangan terbaru, saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) ditutup pada harga Rp127 per saham, mengalami kenaikan sebesar Rp1 atau 0,79 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp126.
Kenaikan harga ini terjadi di tengah volume transaksi yang relatif moderat. Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa SCMA baru saja dikeluarkan dari MSCI Small Cap Indexes, yang dapat memengaruhi sentimen investor dan likuiditas saham dalam jangka pendek.
Secara teknikal, harga saham SCMA saat ini berada di bawah MA200 harian (Rp139), dengan EPS growth sebesar -5550 persen dan Price Earning Ratio (PER) sebesar 30. Meskipun demikian, saham ini masih dianggap layak untuk investasi.
Penghapusan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dari MSCI Small Cap Indexes dapat memengaruhi sentimen pasar jangka pendek, terutama di kalangan investor institusional yang mengacu pada indeks MSCI.
Namun, di tengah tantangan ini, SCMA tetap menunjukkan kinerja keuangan yang kuat dengan rencana pembagian dividen interim sebesar Rp5 per saham.
Bagi investor yang tertarik dengan saham SCMA, perhatikan tanggal-tanggal penting terkait dividen serta prospek bisnis perusahaan di masa mendatang. Meskipun ada tekanan jangka pendek, peluang dalam sektor media dan transformasi digital dapat tetap memberikan prospek yang cerah bagi SCMA dalam jangka panjang.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.