Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Dapat Kontrak Rp4,03 Triliun, Petrosea Rencanakan Stock Split Saham

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 07 November 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Dapat Kontrak Rp4,03 Triliun, Petrosea Rencanakan Stock Split Saham

KABARBURSA.COM - PT Petrosea Tbk dengan kode saham PTRO, baru saja mendapatkan kontrak dari perjanjian jasa pertambangan batu bara dengan dua perusahaan senilai Rp4,03 triliun. Di tengah perjanjian tersebut, Petrosea juga berencana melakukan stock split saham/

PTRO melakukan pemecahan saham (stock split) dengan rasio 1:10, yang berarti setiap satu saham lama akan dipecah menjadi sepuluh saham baru. Rencana ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan sahamnya di pasar.

Mengutip keterbukaan informasi, Kamis, 7 November 2024, jadwal pelaksanaan awal perdagangan saham dengan nominal baru di pasar reguler dan negosiasi diperkirakan akan dimulai pada 30 Desember 2024.

Namun, sebelum rencana tersebut dilaksanakan, PTRO akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 16 Desember 2024 untuk membahas persetujuan dari para pemegang saham.

Selain rencana stock split, PTRO juga mengumumkan kesepakatan penting dalam bisnis jasa pertambangannya. Pada 5 November 2024, perusahaan menandatangani term sheet perjanjian jasa pertambangan batu bara dengan dua perusahaan, yaitu PT Niaga Jasa Dunia (NJD) dan PT Bara Prima Mandiri (BPM). Nilai kontrak dari perjanjian tersebut mencapai Rp4,03 triliun.

Sekretaris Perusahaan PTRO Anto Broto, menyatakan bahwa ruang lingkup pekerjaan dalam kontrak ini meliputi pengupasan lapisan penutup dan penggalian batu bara di wilayah pertambangan yang dikelola NJD dan BPM.

BPM merupakan pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi (IUP OP) di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, sedangkan NJD diberi wewenang untuk mengoperasikan tambang tersebut.

Perjanjian ini berlangsung dari 5 November 2024 hingga 31 Desember 2032, dengan estimasi volume produksi lapisan penutupan mencapai 135,46 juta BCM dan produksi batu bara sebesar 7,53 juta ton.

Meski perusahaan menunjukkan ekspansi bisnis yang signifikan dengan kontrak pertambangan baru, kinerja keuangan PTRO di kuartal III-2024 mengalami penurunan.

Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok dari USD10,57 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya menjadi hanya USD2,86 juta hingga kuartal III-2024. Penurunan laba ini dipicu oleh meningkatnya berbagai komponen beban perusahaan.

Pendapatan PTRO sebenarnya naik dari USD418,78 juta menjadi USD509,91 juta. Namun, beban usaha langsung juga melonjak dari USD363,10 juta menjadi USD438,03 juta.

Beban penjualan dan administrasi naik dari USD32,65 juta menjadi USD39,35 juta, serta beban bunga dan keuangan meningkat dari USD13,23 juta menjadi USD19,50 juta.

Selain itu, beban pajak final naik signifikan dari USD2,24 juta menjadi USD6,82 juta. Perusahaan juga mencatat rugi lain bersih sebesar USD2,20 juta.

Strategi Pengendalian oleh Prajogo Pangestu

PTRO merupakan bagian dari kelompok usaha yang dikendalikan oleh pengusaha ternama, Prajogo Pangestu. Melalui PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), Prajogo Pangestu kini menguasai 41,519 persen saham PTRO.

Sementara itu, 34,171 persen saham dimiliki oleh PT Caraka Reksa Optimal dan 23,32 persen sisanya dipegang oleh masyarakat umum.

Meski menghadapi tantangan pada laba bersih, PTRO tetap berkomitmen untuk memperkuat fondasi bisnisnya, terutama melalui kerja sama strategis dan diversifikasi kegiatan pertambangan.

Rencana stock split ini diharapkan dapat meningkatkan minat investor terhadap saham PTRO, serta memberikan ruang bagi penguatan likuiditas di pasar modal.

Dengan rencana stock split 1:10 dan kontrak besar di sektor pertambangan batu bara, PTRO tampaknya sedang mempersiapkan diri untuk memperkuat posisi bisnisnya di tengah tantangan kinerja keuangan yang menurun.

Rencana ini juga mencerminkan upaya perusahaan untuk tetap kompetitif di pasar dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham.

Meskipun ada tantangan, terutama pada sisi beban operasional, PTRO menunjukkan optimisme melalui ekspansi kontrak dan pengembangan strategi bisnis yang lebih luas.

Para investor yang tertarik pada sektor pertambangan dan energi diharapkan dapat memantau perkembangan ini, terutama terkait dengan RUPSLB yang akan datang, serta implementasi dari rencana stock split yang dijadwalkan akhir tahun ini.

Sayangnya, pada perdagangan sesi pertama hari ini, saham PTRO dibuka anjlok dengan penurunan hingga 1,31 persen atau setara dengan 225 poin hingga bertengger di level Rp16.975.

Dengan rencana stock split 1:10, maka kemungkinan harga saham PTRO setelah stock split adalah sebesar Rp1.697,5 per lembar saham.

Harga tertinggi saham PTRO hari ini mencapai Rp17.825, sementara harga terendahnya sempat menyentuh level Rp16.775. Volume perdagangan PTRO tercatat sebanyak 74.261 saham dengan nilai transaksi sekitar Rp128,1 miliar.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.