Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Marketing Sales Melonjak, APLN Siap Jaga Momentum di Akhir Tahun

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 04 November 2024 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
Marketing Sales Melonjak, APLN Siap Jaga Momentum di Akhir Tahun

KABARBURSA.COM - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) bertekad menjaga momentum di akhir 2024 setelah melaporkan kinerja perusahaan untuk kuartal III 2024.

Corporate Secretary APLN, Justini Omas mengatakan memasuki kuartal IV 2024 perusahaan optimistis bisa menjaga momentum pertumbuhan bisnis dari segmen utamanya.

Termasuk dari segmen perhotelan dan pusat perbelanjaan yang selalu menghasilkan kinerja impresif dengan datangnya hari raya Natal dan musim liburan akhir tahun.

"Komitmen kami adalah menghadirkan layanan dan pengalaman terbaik bagi setiap konsumen. Itulah sebabnya tren kunjungan konsumen di hotel dan pusat perbelanjaan yang dimiliki dan dikelola APLN terus meningkat setiap tahun pasca pandemi Covid 19 berakhir," jelas dia dalam keterangan resmi di Jakarta dikutip, Senin, 4 November 2024.

Sebagaimana diketahui, catatan positif sukses diraih APLN dari dua segmen bisnis utamanya pada kuartal III tahun ini. Penjualan properti dan bisnis perhotelan dan pusat perbelanjaan menjadi sumber pendapatan berulang perusahaan.

Marketing sales APLN mencapai Rp1,37 triliun hingga September 2024, melonjak 46,5 persen dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp933,30 miliar.

Sementara itu pendapatan berulang APLN sebesar Rp1,14 triliun pada sembilan bulan pertama 2024, tumbuh 6,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp1,07 triliun.

Adapun cash flow perusahaan semakin kokoh berkat kinerja operasional yang positif dan menurunnya beban biaya pinjaman. Hingga September 2024, dana kas dan setara kas perusahaan mencapai Rp1,06 triliun, meningkat hampir Rp400 miliar dibandingkan periode sama tahun 2023.

Di sisi lain, APLN membukukan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp2,78 triliun hingga September 2024. Angka ini menurun 29,1 persen jika dibandingkan dengan periode serupa tahun lalu karena pada 2023 terdapat pendapatan yang tidak berulang senilai Rp1,30 triliun dari hasil penjualan Neo Soho.

Penjualan Neo Soho juga mempengaruhi angka pengakuan penjualan APLN hingga September 2023 yang mencapai Rp2,85 triliun, sementara periode sama tahun ini sebesar Rp1,64 triliun.

Pada periode sembilan bulan pertama 2024 Perseroan mampu membukukan laba komprehensif sebesar Rp 64,64 miliar, dibandingkan Rp1,35 triliun kuartal yang sama tahun 2023, yang mana sebesar Rp1,30 triliun berasal dari hasil penjualan Neo Soho.

Justini menjelaskan, peningkatan kinerja perusahaan di seluruh lini bisnis menunjukkan kemampuan APLN dalam mengoptimalkan peluang bisnis dan mengkreasikan peluang-peluang baru dari berbagai segmen usaha.

Menurut dia, pihkanya berhasil meningkatkan marketing sales properti disaat tingkat suku bunga perbankan masih tinggi dengan mengoptimalkan fasilitas KPR dari berbagai bank nasional.

"Sejalan dengan upaya pemerintah yang akan lebih fokus ke sektor perumahan, APLN juga akan terus membangun dan mempercepat serah terima properti kepada para konsumen kami di berbagai kota," pungkasnya.

Adapun terdapat proyek properti APLN yang tersebar di berbagai kota, seperti Jakarta, Bogor, Karawang, Bandung, Bali, Balikpapan, Batam, dan Medan.

Klik Hal Selanjutnya...

PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) berhasil mencatatkan pendapatan prapenjualan atau marketing sales properti sebesar Rp980 miliar selama periode Januari hingga Juli 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan sekitar 40 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, di mana pendapatan hanya mencapai Rp682 miliar.

Justini Omas, Corporate Secretary PT Agung Podomoro Land Tbk, mengungkapkan bahwa kenaikan signifikan dalam penjualan properti tahun ini adalah hasil dari inisiatif strategis dan kejelian seluruh tim APLN dalam memahami serta merespons kebutuhan pasar.

“Keberhasilan ini menjadi bukti kemampuan APLN dalam memaksimalkan penjualan produk properti yang sesuai dengan berbagai kebutuhan konsumen di berbagai segmen, mulai dari kelas bawah, menengah, hingga atas,” katanya dalam pernyataan resmi pada Senin, 2 September 2024.

Untuk memperkuat daya beli konsumen, perusahaan aktif mendorong pembelian properti melalui skema pembiayaan perbankan, terutama kredit kepemilikan rumah (KPR) yang lebih mudah diakses. Meskipun daya beli masyarakat di beberapa kalangan mengalami penurunan, APLN melihat KPR sebagai solusi efektif bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhan mereka akan properti.

“Dukungan pembiayaan melalui KPR dengan suku bunga yang kompetitif telah menjadi sumber utama penjualan properti APLN tahun ini,” tambah Justini.

Lebih lanjut, Justini menjelaskan bahwa skema pembelian melalui KPR tidak hanya memberikan kemudahan dan keterjangkauan bagi konsumen, tetapi juga mempercepat pembangunan proyek-proyek properti APLN.

“Skema ini menciptakan multiplier effect yang dirasakan luas oleh sektor-sektor pendukung properti serta pelaku ekonomi lainnya,” jelasnya.

Saat ini, APLN memiliki dan sedang mengembangkan berbagai proyek properti, seperti Bukit Podomoro Jakarta, Podomoro Golf View, Podomoro Park Bandung, Parkland Podomoro Karawang, Borneo Bay Residences di Balikpapan, dan The Premiere Hills di Samarinda yang dekat dengan Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Proyek-proyek ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup masyarakat yang terus berkembang,” ujarnya.

Corporate Marketing Director Agung Podomoro, Agung Wirajaya, menyatakan bahwa APLN berkomitmen memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan properti di Balikpapan dan Samarinda. Kedua kawasan ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi kebutuhan hunian dan investasi properti, terutama dalam menyambut hadirnya IKN.

Pengembangan ini diharapkan dapat mendukung kemajuan ekonomi regional, seiring dengan pola baru masyarakat yang muncul akibat kehadiran IKN.

Proyek properti di Balikpapan, Borneo Bay Residences, yang berkonsep superblock, saat ini menawarkan program Rental Guarantee selama 2 tahun untuk tipe 1 kamar tidur dan program Fully Furnished untuk tipe 2 kamar tidur, yang diharapkan dapat menjawab kebutuhan hunian yang siap pakai.

Selain itu, APLN juga mengembangkan The Premiere Hills di Samarinda. Dengan mengutamakan kualitas dan lokasi strategis di Samarinda, proyek ini diharapkan menjadi pilihan investasi properti terbaik di Kalimantan Timur. Seiring dengan terus meningkatnya harga properti residensial, investasi ini menawarkan nilai tambah serta kesempatan menikmati hunian yang mendukung gaya hidup sehat.

Menurut Agung, peningkatan investasi di sekitar kawasan IKN menunjukkan peran strategis sektor properti dalam menarik investor dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur. Pembangunan IKN telah menarik minat banyak pengusaha dan pebisnis di Indonesia untuk berinvestasi di wilayah Kalimantan Timur, termasuk di kota-kota penyangga IKN seperti Balikpapan dan Samarinda.

Tahap Awal Pembangunan IKN

APLN sendiri optimistis melihat potensi ekonomi yang positif dengan dimulainya tahap awal pembangunan IKN, yang diprediksi akan mendorong perpindahan penduduk ke kawasan tersebut dan meningkatkan permintaan akan hunian.

APLN mencatat penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp1,88 triliun pada semester I 2024, sedikit meningkat dibandingkan Rp1,86 triliun pada periode yang sama di tahun 2023. Rincian pendapatan mencakup penjualan sebesar Rp1,16 triliun dan pendapatan berulang sebesar Rp723,52 miliar.

Meskipun demikian, APLN masih mengalami rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp27,77 miliar di semester I 2024. Rugi tersebut berhasil dikurangi signifikan dari kerugian bersih sebesar Rp103,37 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Hingga akhir Juni 2024, total aset APLN tercatat sebesar Rp26,72 triliun, menurun dari Rp28,32 triliun pada akhir Desember 2023. Ekuitas juga mengalami penurunan kecil menjadi Rp13,40 triliun, dibandingkan Rp13,45 triliun di akhir tahun lalu.

Dalam hal liabilitas, APLN berhasil melunasi seluruh pinjaman Senior Notes milik anak usaha di Singapura, APL Realty Holdings Pte. Ltd., yang berjumlah USD300 juta. Obligasi tersebut diterbitkan pada tahun 2017. Pada 3 Juni 2024, APLN membayar sisa pinjaman sebesar USD131,96 juta. Sebelumnya, pada Juli 2023, APL Realty telah melakukan Tender Offer dan berhasil membeli kembali sebagian dari Senior Notes sebanyak USD168,04 juta.

Pelunasan utang obligasi dolar Amerika Serikat (AS) yang dikonversi ke pinjaman dalam rupiah ini sejalan dengan sumber pendapatan yang diperoleh APLN, yang menyebabkan total liabilitas APLN turun menjadi Rp13,32 triliun pada semester I 2024, dari Rp14,87 triliun pada akhir 2023.

“Likuiditas perusahaan semakin kuat seiring dengan berkurangnya tekanan dari beban bunga utang dalam valuta asing,” jelasnya. (*)