KABARBURSA.COM - PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), holding MNC Group, mengumumkan pendapatan sembilan bulan pertama 2024 mencapai Rp5,96 triliun. Hasil ini turun 1 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp6,04 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis, Co-CEO MNC Group Angela Tanoesoedibjo mengatakan meski secara tahunan turun, pendapatan di kuartal III 2024 naik 1 persen yoy menjadi Rp1,62 triliun.
"Perseroan masih berhasil meraih pertumbuhan pendapatan yang positif pada kuartal III 2024," ujar dia dalam keterangan resminya, Senin, 4 Oktober 2024.
Dalam rinciannya, MNCN melaporkan kenaikan pendapatan digital sebesar 2 persen yoy, mencapai Rp1,94 triliun untuk periode Januari-September 2024. Pertumbuhan ini didorong oleh kinerja yang kuat di seluruh platform digitalnya, termasuk superapp AVOD RCTI+, portal daring melalui iNews Media Group, dan pendapatan dari media sosial.
Selain itu, mulai November 2024, manajemen MNCN menyampaikan akan ada peningkatan pendapatan iklan pada saluran FTA di RCTI+ karena perseroan mengintegrasikan penjualan inventaris iklan, yang digabungkan antara platform TV FTA & RCTI+ dan inventaris iklan baru pada RCTI+.
Sementara itu, pendapatan nondigital perseroan turun 26 persen yoy menjadi Rp2,52 triliun di sembilan bulan pertama 2024. Namun, meskipun mengalami penurunan, MNCN tetap mempertahankan posisinya sebagai pemimpin industri dengan menyediakan pemrograman TV yang terbaik dengan pangsa pasar sebesar 36,9 persen.
Selain itu, MNCN berharap dapat meningkatkan pendapatan TV FTA pada kuartal IV 2024, didorong oleh jajaran program unggulan sampai dengan akhir tahun. Inisiatif baru untuk TV FTA MNCN juga akan berasal dari penayangan konten orisinil Vision+ dan memanfaatkan peluang pada penjualan iklan TV lokal melalui iNews Local TV Networks.
"Saya puas dengan hasil yang cukup baik pada sembilan bulan pertama tahun 2024. Dalam menghadapi berbagai tantangan di industri, MNCN telah berhasil meningkatkan lini pendapatan lainnya yang berasal dari digital, berlangganan, dan penjualan konten," ungkap Angela.
Hingga September 2024, pendapatan dari konten dan IP MNCN telah mencapai Rp1,35 triliun, mencerminkan peningkatan 44 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Angela mengatakan, pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh peningkatan penjualan konten orisinil dan lisensi dari pustaka konten kepada pihak ketiga. Dengan begitu, secara neto, pendapatan tersebut kepada pihak ketiga mencapai Rp916 miliar, dihitung sebagai pendapatan konten dan IP dikurangi eliminasi.
Selanjutnya, periode Januari-September 2024 itu pula pendapatan berlangganan dari superapp SVOD MNCN, Vision+, tumbuh signifikan dari Rp375 miliar menjadi Rp493 miliar. Kenaikannya mencapai 31 persen yoy. Sementara di kuartal III 2024, pendapatan berlangganan MNCN meningkat 37 persen yoy menjadi Rp173 miliar.
"Katalis utama atas peningkatan pendapatan dari Vision+ tahun ini berasal dari paket premium berlangganan yang lebih baik," jelas Angela.
Di samping itu, MNCN mencatat beban langsung turun sebesar 2 persen yoy menjadi Rp2,83 triliun di periode sembilan bulan tahun pertama 2024. Penyebabnya adalah peningkatan efisiensi dalam pengadaan konten dan memproduksi konten tertentu di fasilitas studio luar ruangan milik perseroan, Movieland, yang menawarkan berbagai backlot dan fasad yang cocok untuk proses produksi konten dan dapat berkontribusi pada efisiensi dan efektivitas biaya.
Anak Hary Tanoesoedibjo ini menyampaikan, meskipun beberapa aktivitas produksi telah dilakukan di Movieland, perlu diketahui bahwa pembangunan akan selesai sepenuhnya hingga tiga bulan pertama tahun 2025 mendatang. Ini akan dapat menurunkan biaya produksi secara signifikan pada kisaran 10-15 persen.
"EBITDA perseroan mencapai sebesar Rp1,91 triliun yang mencerminkan peningkatan 1 persen yoy dari tahun sebelumnya. Hal ini mewakili marjin EBITDA sebesar 32 persen," jelas dia.
Selanjutnya, kata Angela, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp1,02 triliun pada periode yang sama sehingga menghasilkan marjin laba bersih sebesar 17 persen.
"Dengan sumber daya media MNCN yang luar, membina ekosistem yang kohesif menjadi semakin penting dalam kondisi saat ini. Ke depan, kami akan terus memprioritaskan dan mengembangkan sumber pendapatan lainnya, berinvestasi pada area yang tepat untuk mendukung bisnis dan fokus pada kemajuan teknologi yang berkelanjutan. Kami yakin upaya ini akan semakin meningkatkan kinerja MNCN," pungkas Angela.
Saham MNCN terpantau mengalami penurunan sebesar 2,52 persen pada perdagangan hari ini, Senin, 4 November 2024 pukul 14.25 WIB. Saham MNCN dibuka pada level 320, sedikit lebih tinggi dibandingkan harga penutupan sebelumnya di 318. Namun, harga saham ini terus bergerak turun, mencapai level terendah 308, sebelum akhirnya berada di 310, mengalami penurunan sebesar 8 poin.
Volume perdagangan MNCN mencapai 33,42 juta saham, sedikit di bawah rata-rata volume perdagangan sebesar 54,19 juta saham. Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp10,5 miliar dengan frekuensi 334 ribu lot, menunjukkan minat investor yang masih cukup tinggi meskipun harga saham mengalami tekanan.
Dalam performa harga selama seminggu terakhir, saham MNCN tercatat mengalami koreksi 4,32 persen. Sementara itu, dalam jangka waktu tiga bulan terakhir, saham ini masih menunjukkan kenaikan sebesar 1,97 persen. Namun, kinerja harga dalam enam bulan terakhir memperlihatkan tren penurunan sebesar 7,74 persen. Lebih jauh lagi, selama satu tahun terakhir, harga saham MNCN telah merosot hingga 32,61 persen, menggambarkan tantangan yang dihadapi perseroan di tengah kondisi pasar yang bergejolak.
Investor mengamati bahwa batas atas harga (ARA) saham ini adalah 396, sedangkan batas bawah (ARB) berada di 240, dengan harga rata-rata hari ini di level 313. (*)