Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IHSG Diprediksi Rebound, tapi Fluktuatif di Sisa Pekan Depan

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 03 November 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
IHSG Diprediksi Rebound, tapi Fluktuatif di Sisa Pekan Depan

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki peluang rebound pada pembukaan perdagangan di awal pekan depan, Senin, 4 November 2024. Adapun peluang tersebut sejalan dengan arah positif indeks-indeks global.

Sebagaimana diketahui, indeks-indeks Wall Street berbalik menguat pada penutupan perdagangan Jumat, 1 November 2024 kemarin. Adapun penguatan tersebut ditopang keyakinan pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan The Fed dalam forum Federal Open Maarket Commitee (FOMC) yang berlangsung pada 6 dan 7 November mendatang.

Pemicu keyakinan tersebut tak terlepas dari realisasi penyerapan tenaga kerja baru di Amerika Serikat (AS) sebesar 12.000 pada Oktober 2024 lalu. Adapun realisasi tersebut jauh lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 100.000.

Realisasi tersebut sekaligus menjadi level terendah sejak Desember 2020. Sebagai informasi, kondisi sektor tenaga kerja yang relatif solid menjadi salah satu pemicu keraguan terhadap agresivitas pemangkasan sukubunga acuan oleh the Fed di sisa tahun 2024 ini.

Meski diramal akan rebound mengingat indeks global yang berangsur membaik, Phintraco Sekuritas menilai IHSG akan berada pada posisi yang fluktuatif di sisa pekan depan. Kondisi tersebut dinilai berpotensi terjadi, tergantung sentimen yang muncul dari faktor-faktor di atas.

"IHSG berpotensi rebound di awal pekan sejalan dengan arahan positif dari indeks-indek global. Akan tetapi, IHSG diperkirakan kembali fluktuatif di sisa pekan ini tergantung pada sentimen-sentimen dari major events di atas," tulis analisa Phintraco, Minggu, 3 November 2024.

Diketahui, pada penutupan perdagangan Jumat lalu, IHSG mengalami pelemahan yang salah satu penyebabnya akibat penyesuaian portofolio investor bersamaan dengan efektifnya indeks LQ45, IDX80 dan IDX30 hasil review terbaru. Selanjutnya, hasil major review oleh MSCI pada 7 November 2024 juga kemungkinan memicu fluktuasi IHSG.

Sementara dari eksternal, pasar cenderung berhati-hati jelang Pemilu AS di 5 November 2024 dan pengumuman FOMC The Fed pada 9 November 2024. "Potensi-potensi kejutan dari kedua event tersebut memicu sikap hati-hati tersebut," tulis analisa Phintraco.

Lebih jauh, Phintraco Sekuritas juga merekomendasikan beberapa saham yang patut diperhatikan, diantaranya:

  • PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
  • PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA)
  • PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
  • PT PP (Persero) Tbk (PTPP)
  • PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN)
  • PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)

IHSG dan Rupiah Melemah

Diberitakan sebelumnya, IHSG ditutup melemah 68 poin atau turun 0,91 persen ke level 7505 pada perdagangan Jumat, 1 November 2024. Melansir perdagangan RTI Bussiness, sebanyak 189 saham di zona hijau, 423 saham melemah, dan 175 saham mengalami stagnan. Adapun sepanjang hari ini pergerakan IHSG terpantau bervariasi dengan level tertinggi di 7583 dan terendah 7485.

Saham-saham yang bertengger di lima besar top gainers di antaranya ERTX (+34,83 persen), GPSO (+34,72 persen), EMDE (+25,55 persen), JIHD (+25,00 persen), DOSS (17,01 persen). Sementara lima saham yang mengalami koreksi paling dalam ialah BDKR (-24,31 persen), BULL (-18,46 persen), MLPL (-14,35 persen), DGNS (-12,50 persen), dan TKIM (-7,77 persen).

Mengutip Stockbit, hampir semua sektor terpantau memerah. Pelemahan paling dalam ialah health (-2,65 persen), transportasi (-2,64 persen), dan non cylical (-2,55 persen). Adapun hanya satu sektor yang menguat pada penutupan perdagangan hari ini yakni teknologi (+0,01 persen).

Di sisi lain, nilai tukar rupiah juga terpantau ditutup melemah 34 poin atau turun 0,22 persen ke level Rp15.732. Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang di Asia juga terkoreksi. Hingga pukul 15.00 WIB, peso Filipina menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia, setelah ditutup anjlok 0,51 persen. Begitu pula dengan yen Jepang yang terkoreksi 0,39 persen.

Dolar Singapura terkikis 0,35 persen dan baht Thailand tertekan 0,34 persen. Sedangkan won Korea Selatan ditutup turun 0,18 persen. Ringgit Malaysia juga terdepresi 0,16 persen dan yuan China tergelincir 0,08 persen. Kemudian, dolar Hong Kong melemah tipis 0,05 persen. Terakhir, dolar Taiwan menjadi satu-satunya mata uang Asia yang menguat setelah diutup naik 0,28 persen.(*)