KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis 1,963 poin atau naik 0,03 persen ke level 7575 pada perdagangan Jumat, 1 November 2024.
Mengutip perdagangan RTI Business, sebanyak 151 saham menguat, 134 saham di zona merah, dan, 226 saham mengalami stagnan.
Sementara itu saham-saham yang bertengger di lima besar top gainers di antaranya GPSO (+24,35 persen), EMDE (+18,98 persen), DKFT (+14,71 persen), MYOH (+10,69 persen), dan KLIN (+9,70 persen).
Adapun lima saham yang terpantau koreksi paling dalam yakni SILO (-16,00 persen), URBN (-10,40 persen), MAIN (-9,09 persen), PRIM (-7,69 persen), dan BDKR (-6,94 persen).
Sementara itu Research Team, PT Reliance Sekuritas Tbk memproyeksikan pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh rilis data inflasi bulan Oktober, serta akan bergerak bervariasi dengan kecenderungan melemah dengan support pada level 7,522 dan resistance pada level 7,666.
"Secara teknikal, candle terakhir IHSG berbentuk white spinning top dengan body candle yang tipis dan upper shadow yang cukup panjang serta indikator stochastic masih dalam keadaan dead cross. Ini mengartikan IHSG berpeluang besar bergerak bervariasi dengan kecenderungan melemah," tulis Reliance dalam risetnya.
Adapun, Reliance melaporkan terdapat sejumlah saham yang berpotensi naik pada beberapa hari mendatang yaitu TINS, BUMI, WIFI, BRIS.
Investor Pasar Modal Lampaui 14 Juta SID
Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan, jumlah investor pasar modal di Indonesia telah melampaui 14 juta single investor identification (SID). Per Kamis, 3 Oktober 2024, jumlah investor pada modal sebanyak 14.001.651 SID, tumbuh 1.833.590 SID baru dibanding posisi di akhir tahun lalu sebesar 12.168.061 SID.
Direktur Utama BEI Iman Rachman, mengatakan industri pasar modal memiliki peran yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan perekonomian negara.
“Pasar modal Indonesia yang maju dan stabil akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata dia dalam keterangannya dikutip Jumat, 11 Oktober 2024.
Walau demikian, hal tersebut harus tetap disertai dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat. Karena, pertumbuhan investasi yang disertai dengan peningkatan literasi keuangan masyarakat dapat memperkuat daya tahan pasar modal Indonesia dalam menghadapi dinamika global, termasuk aliran dana investor asing.
Adapun BEI telah menyelenggarakan 19.779 kegiatan edukasi yang menjangkau lebih dari 24 juta peserta sejak awal tahun ini hingga akhir September 2024. Kegiatan tersebut di antaranya Sekolah Pasar Modal (SPM), program Duta Pasar Modal (DPM), dan berbagai webinar yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat di seluruh Indonesia tentang investasi.
BEI juga aktif mengampanyekan gerakan #AkuInvestorSaham, yang sukses menarik perhatian generasi muda. Saat ini, sekitar 79 persen dari total investor baru berusia di bawah 40 tahun, menunjukkan tingginya partisipasi dan ketertarikan generasi muda dalam berinvestasi di pasar modal.
Pencapaian ini berhasil diraih berkat sinergi yang erat antara BEI dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Self-Regulatory Organizations (SRO), serta para pemangku kepentingan lainnya, dan didukung oleh strategi inovasi digitalisasi edukasi yang efektif untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat yang senantiasa dilakukan oleh BEI.
Kinerja Pasar Modal RI Tumbuh 0,34 Persen
Anggota Dewan Komisioner OJK yang bertugas mengawasi pasar modal Inarno Djajadi, menilai kinerja pasar modal Indonesia mengalami pertumbuhan positif seiring dengan membaiknya ekonomi global.
Dari awal September hingga 27 September 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik sebesar 0,34 persen, mencapai level 7.696. Jika dilihat dari awal tahun, IHSG mencatatkan penguatan sebesar 5,83 persen.
“Sejalan dengan sentimen positif di pasar keuangan global, pasar saham Indonesia pada September 2024 sempat mencapai rekor tertinggi di 7.905,” ujar Inarno dalam konferensi pers RDK OJK di Jakarta pada 1 Oktober 2024.
Namun, meskipun IHSG menunjukkan penguatan, nilai kapitalisasi pasar bursa saham domestik turun sebesar 1,82 persen (month to date/mtd) menjadi Rp12.875 triliun. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap penguatan IHSG pada bulan September 2024 adalah masuknya dana asing ke pasar modal Indonesia.
“Net buy hingga 26 September tercatat sebesar Rp1,31 triliun, meskipun secara year to date net sell mencapai Rp 9,8 triliun,” tambah Inarno.
Selain itu, OJK melaporkan bahwa penghimpunan dana melalui penawaran umum di pasar modal Indonesia telah mencapai Rp137,05 triliun hingga saat ini. Mayoritas dari jumlah tersebut diperoleh melalui penawaran saham perdana, dengan nilai mencapai Rp4,39 triliun.
Inarno Djajadi menjelaskan bahwa pengumpulan dana di pasar modal masih menunjukkan tren positif, di mana nilai penawaran umum mencapai Rp137,05 triliun, dengan Rp4,39 triliun berasal dari 28 emiten baru.
OJK juga memberikan informasi mengenai perkembangan bursa karbon, yang sejak diluncurkan pada 26 September 2023 telah mengizinkan 81 pengguna jasa dengan total volume mencapai 613.897 ton CO2 ekuivalen, setara dengan Rp37,06 miliar.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.