Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Akhiri Oktober dengan Manis, IHSG dan Rupiah Ditutup Perkasa

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 31 October 2024 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
Akhiri Oktober dengan Manis, IHSG dan Rupiah Ditutup Perkasa

KABARBURSA.COM - Mengakhiri Oktober 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah sama-sama ditutup perkasa. IHSG menguat 4 poin atau naik 0,06 persen ke level 7574 pada perdagangan Kamis, 31 Oktober 2024.

Mengutip data perdagangan RTI Business, pergerakan IHSG pada hari ini bervariasi dengan level tertinggi mencapai 7617 dan terendah di angka 7558. Sementara 294 saham terpantau berada di zona hijau, 285 saham melemah, dan 208 saham mengalami stagnan.

Adapun saham-saham yang menduduki lima besar top gainers yakni DKFT (+34,21 persen), SKLT (+34,12 persen), GPSO (+34,03 persen), DMMX (+23,81 persen), dan BKSW (+14,10 persen).

Sedangkan saham-saham yang mengalami koreksi di antaranya BDKR (-20,88 persen), TNCA (-15,48 persen), MPOW (-8,24 persen), PYFA (-6,49 persen), dan JTPE (-6,38 persen).

Sementara mengutip data perdagangan Stockbit, mayoritas sektor juga ditutup menguat. Sektor yang mengalami penguatan signifikan yaitu health (2,11 persen), energi (1,31 persen), dan industrial (0,59 persen).

Adapun terdapat dua saham yang berada di zona merah seperti basic ind (-0,12 persen) dan infrastruktur (-0,16 persen).

Di sisi lain, nilai tukar rupiah juga ditutup menguat 6,5 poin atau naik 0,04 persen ke level Rp15.698 per dolar Amerika Serikat.

Kinerja rupiah yang positif ini terjadi di tengah realisasi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari ekspektasi pelaku pasar, serta beragam sentimen eksternal yang turut mempengaruhi pergerakan mata uang Indonesia.

Salah satu faktor utama yang mendukung penguatan rupiah hari ini adalah data pertumbuhan ekonomi AS yang dirilis lebih rendah dari harapan. Menurut laporan yang dirilis pada Kamis (31/10), ekonomi AS hanya tumbuh sebesar 2,8 persen secara tahunan (annualized) pada kuartal III 2024, sedikit lebih rendah dari proyeksi ekonom yang memprediksi angka 3 persen.

Meskipun pertumbuhan tersebut masih menunjukkan ekspansi ekonomi, hasil ini memberikan sinyal bahwa ekonomi AS mungkin mulai melambat, yang pada gilirannya melemahkan indeks dolar AS. Hal ini membuat rupiah mendapat dorongan positif dari pelemahan dolar di pasar global.

Selain data pertumbuhan ekonomi, laporan terkait tenaga kerja AS menunjukkan kondisi pasar yang mulai longgar. Laporan dari ADP (Automatic Data Processing) menunjukkan bahwa meskipun ada lonjakan penggajian swasta di bulan Oktober 2024, pasar tenaga kerja AS mulai menunjukkan tanda-tanda pelonggaran.

Ini mengurangi tekanan pada inflasi, yang pada gilirannya menurunkan ekspektasi kenaikan suku bunga agresif dari Federal Reserve, sehingga memicu pelemahan dolar AS.

Pendorong lainnya adalah adanya kabar positif dari Timur Tengah. Perdana Menteri Lebanon menyatakan harapannya bahwa kesepakatan gencatan senjata dengan Israel akan tercapai dalam beberapa hari ke depan, setelah adanya laporan yang menyebutkan bahwa Israel telah menyiapkan rancangan perjanjian gencatan senjata awal selama 60 hari.

Selain itu, upaya diplomatik serupa untuk mengakhiri permusuhan di Gaza juga memberikan sentimen positif di pasar global, karena meredanya ketegangan geopolitik berpotensi mendorong stabilitas ekonomi di kawasan. Stabilitas ini kemudian menciptakan kondisi yang lebih baik bagi investor yang memegang mata uang di negara berkembang seperti rupiah.

Di sisi lain, penguatan rupiah juga dibatasi oleh ketidakpastian terkait pemilihan presiden AS yang akan digelar pada 5 November 2024.

Menurut beberapa jajak pendapat, kandidat dari Partai Republik, Donald Trump, memiliki peluang kemenangan yang cukup kuat. Spekulasi ini mempengaruhi pasar karena kebijakan perdagangan dan imigrasi yang agresif dari Trump selama periode sebelumnya dianggap memicu kenaikan inflasi dan tarif, yang berdampak pada ekonomi global.

Sebaliknya, kandidat dari Partai Demokrat, Kamala Harris, dinilai lebih stabil dalam kebijakan-kebijakan ekonomi yang cenderung mendukung pasar. Oleh karena itu, ketidakpastian terkait hasil pemilihan presiden AS turut membatasi penguatan rupiah, meskipun ada sentimen positif dari pelemahan dolar.

Investor Pasar Modal Lampaui 14 Juta SID

Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan, jumlah investor pasar modal di Indonesia telah melampaui 14 juta single investor identification (SID). Per Kamis, 3 Oktober 2024, jumlah investor pada modal sebanyak 14.001.651 SID, tumbuh 1.833.590 SID baru dibanding posisi di akhir tahun lalu sebesar 12.168.061 SID.

Direktur Utama BEI Iman Rachman, mengatakan industri pasar modal memiliki peran yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan perekonomian negara.

“Pasar modal Indonesia yang maju dan stabil akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata dia dalam keterangannya dikutip Jumat, 11 Oktober 2024.

Walau demikian, hal tersebut harus tetap disertai dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat. Karena, pertumbuhan investasi yang disertai dengan peningkatan literasi keuangan masyarakat dapat memperkuat daya tahan pasar modal Indonesia dalam menghadapi dinamika global, termasuk aliran dana investor asing.

Adapun BEI telah menyelenggarakan 19.779 kegiatan edukasi yang menjangkau lebih dari 24 juta peserta sejak awal tahun ini hingga akhir September 2024. Kegiatan tersebut di antaranya Sekolah Pasar Modal (SPM), program Duta Pasar Modal (DPM), dan berbagai webinar yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat di seluruh Indonesia tentang investasi.

BEI juga aktif mengampanyekan gerakan #AkuInvestorSaham, yang sukses menarik perhatian generasi muda. Saat ini, sekitar 79 persen dari total investor baru berusia di bawah 40 tahun, menunjukkan tingginya partisipasi dan ketertarikan generasi muda dalam berinvestasi di pasar modal.

Pencapaian ini berhasil diraih berkat sinergi yang erat antara BEI dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Self-Regulatory Organizations (SRO), serta para pemangku kepentingan lainnya, dan didukung oleh strategi inovasi digitalisasi edukasi yang efektif untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat yang senantiasa dilakukan oleh BEI.(*)