KABARBURSA.COM - PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) mencatat penjualan neto sebesar Rp475,53 miliar hingga 30 September 2024, meningkat dari Rp464,40 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Dalam laporan keuangan yang dirilis Rabu, tercatat beban pokok penjualan turut naik menjadi Rp398,93 miliar dari Rp377,20 miliar, sementara laba bruto terkoreksi menjadi Rp76,59 miliar dari Rp87,20 miliar. Seperti dalam keterangannya di Jakarta, Rabu 30 Oktober 2024.
Laba usaha mengalami kenaikan, mencapai Rp29,78 miliar dibandingkan Rp19,22 miliar pada periode sebelumnya. Laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp7,53 miliar, membalikkan rugi sebelum pajak sebesar Rp21,49 miliar pada tahun sebelumnya.
Laba tahun berjalan tercatat Rp12,05 miliar, berbalik dari rugi tahun berjalan sebesar Rp17,54 miliar di tahun sebelumnya. Total aset turun menjadi Rp940,47 miliar hingga 30 September 2024, dibandingkan Rp998,12 miliar hingga 31 Desember 2023.
PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV), perusahaan yang bergerak dalam daur ulang limbah PET, mengumumkan pencapaian penjualan yang mengesankan untuk kuartal pertama tahun 2024. Total penjualan mencapai Rp 151,6 miliar, menandai pertumbuhan sebesar 4,4 persen dari tahun sebelumnya.
Peningkatan tersebut terutama didorong oleh kinerja yang kuat dari produk Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF), yang menyumbang sebanyak 76 persen dari total penjualan, menunjukkan kenaikan sebesar 20,1 persen dari tahun sebelumnya. Informasi ini terungkap dalam laporan keuangan Q1 yang dirilis hari ini.
Meskipun berhasil mencatat laba kotor sebesar Rp24,4 miliar, INOV menghadapi kerugian kurs akibat pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS, karena mayoritas utangnya terdenominasi dalam mata uang tersebut. Setelah memperhitungkan rugi kurs tersebut, laba operasional INOV pada Kuartal 1-2024 mencapai Rp2,3 miliar.
Proyeksi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa timbulan sampah plastik diperkirakan mencapai 9,9 juta ton pada tahun 2025, sebuah angka yang mendorong optimisme INOV terhadap masa depan bisnis daur ulang plastik, menurut Direktur INOV, Victor Choi.
Perusahaan telah konsisten meningkatkan kapasitas produksinya, mencapai 40.000 ton per tahun saat ini, untuk menjawab permintaan yang terus meningkat akan bahan yang ramah lingkungan. Dengan menambah fasilitas pencucian di Subang, Jawa Barat, yang mampu memproses 12.000 ton per tahun, dan pabrik re-PSF dengan kapasitas produksi 7.200 ton per tahun, INOV semakin kokoh sebagai pemimpin dalam industri daur ulang.
Strategi INOV untuk mempertahankan kinerjanya adalah dengan membangun fasilitas pencucian dan pusat daur ulang di lokasi-lokasi strategis seperti Tangerang, Solo, Mojokerto, Salatiga, Palembang, Medan, dan Makassar. Fasilitas-fasilitas ini memungkinkan pengolahan bahan baku berupa sampah botol plastik PET secara terpadu.
Produk-produk INOV banyak digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai industri, seperti otomotif dan garmen. Serat non-woven yang dihasilkan merupakan bahan baku utama bagi berbagai produk sehari-hari, sementara Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF), yang menjadi kontributor penjualan terbesar pada kuartal ini, sering digunakan untuk pembuatan produk rumah tangga seperti bantal, selimut, dan sarung kasur.
PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV), perusahaan terkemuka dalam daur ulang limbah PET di Indonesia, mengusung target peningkatan penjualan dan ekspor produk Re-PSF pada tahun 2024. Re-PSF (Recycled Polyester Staple Fiber) merupakan serat sintetis yang dihasilkan dari daur ulang sampah botol PET, digunakan dalam berbagai produk seperti boneka, jaket, sepatu, dan lainnya.
Kinerja penjualan ekspor Re-PSF INOV pada tahun lalu mencapai prestasi cemerlang, terutama hingga Q3 2023 yang berkontribusi sebesar 73 persen dari total penjualan. Laporan keuangan perusahaan pada kuartal tersebut mencatat peningkatan signifikan sebesar 25 persen QoQ untuk ekspor Re-PSF, diperkuat oleh meningkatnya permintaan akan produk ini dalam industri pembuatan barang perlengkapan tidur.
“Perkembangan permintaan terhadap Re-PSF sebagai bahan baku produksi menjadi alasan utama kami untuk fokus pada pasar ekspor. Potensi pertumbuhan masih terbuka lebar pada tahun ini, sesuai dengan proyeksi pertumbuhan 2024,” ungkap Direktur INOV, Victor Choi, Senin 4 Maret 2024.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q1 2024 tetap optimis. Danareksa Sekuritas meramalkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,16 persen (yoy) pada Q1 2024, mengalami kenaikan dari angka 5,04 persen (yoy) pada Q4 2023. Hal ini didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah. Ekspor, diantisipasi tumbuh sebesar 1,70 persen (yoy) pada Q1 2024, melampaui pertumbuhan 1,64 persen (yoy) pada Q4 2023, terdorong oleh permintaan yang tetap positif dari Tiongkok dan negara-negara berkembang lainnya.
Botol PET plastik menjadi bahan baku utama untuk memproduksi Re-PSF, yang kemudian diolah dan didaur ulang. Inocycle telah menyediakan titik pengumpulan dan meningkatkan kesadaran melalui anak perusahaannya, PT Plasticpay Teknologi Daurulang.
Botol PET yang terkumpul dibersihkan secara menyeluruh di fasilitas pencucian yang telah dioperasikan di 5 kota, seperti Solo, Mojokerto, Medan, Makassar, dan Subang. Sementara itu, pabrik Re-PSF tersebar di 4 kota, yaitu Tangerang, Solo, Mojokerto, dan Medan.
INOV dan PlasticPay juga melanjutkan upaya ekspansi dan berbagai inisiatif sosial untuk mengatasi masalah sampah. Misalnya, mereka berkolaborasi dengan UMKM dan pelaku Industri Kreatif di Indonesia untuk menciptakan produk upcycle yang terbuat dari 100 persen sampah botol plastik yang telah didaur ulang oleh INOV.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.