Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IMF Intervensi BOJ Minta Kerek Suku Bunga: Jepang Ikut, Asal Kondisi Begini!

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 28 October 2024 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Redaksi
IMF Intervensi BOJ Minta Kerek Suku Bunga: Jepang Ikut, Asal Kondisi Begini!

KABARBURSA.COM - Dana Moneter Internasional (IMF) menyambut positif langkah Bank of Japan (BOJ) menaikkan suku bunga pada Juli lalu, namun mengimbau agar penyesuaian ke depan dilakukan bertahap.

Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF, Krishna Srinivasan, menyatakan bahwa lembaga keuangan global ini memproyeksikan suku bunga kebijakan BOJ, yang saat ini berada di 0,25 persen, akan mencapai 1,5 persen pada 2027.

"Mengingat risiko inflasi yang seimbang, kenaikan suku bunga berikutnya harus dilakukan secara bertahap," ujar Srinivasan dalam konferensi pers yang membahas kebijakan moneter Jepang selama pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Washington, dikutip dari The Business Times, Jumat, 25 Oktober 2024.

Srinivasan menambahkan bahwa kenaikan suku bunga kebijakan BOJ dapat menyebabkan efek limpahan di pasar keuangan internasional, terutama di negara-negara dengan posisi investasi besar dari Jepang. Namun, dampaknya masih cukup terkendali karena komunikasi BOJ yang transparan dan penyesuaian yang dilakukan secara bertahap.

Bank of Japan mengakhiri kebijakan suku bunga negatifnya pada Maret lalu dan menaikkan suku bunga jangka pendek menjadi 0,25 persen pada Juli dengan optimisme akan tercapainya target inflasi Jepang sebesar 2 persen secara berkelanjutan.

Gubernur BOJ Kazuo Ueda menyatakan pihaknya siap melanjutkan kenaikan suku bunga jika kondisi ekonomi sesuai perkiraan. Namun, ia menekankan pentingnya memantau ketidakpastian global, termasuk prospek ekonomi Amerika Serikat, dalam menentukan waktu kenaikan selanjutnya.

Secara luas, Bank of Japan diperkirakan akan mempertahankan kebijakan moneter pada pertemuan minggu depan. Sebagian kecil ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan penundaan kenaikan suku bunga hingga akhir tahun ini, sementara sebagian besar memperkirakan kenaikan pada Maret.

Fokus Utama Pemulihan

Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda menegaskan pentingnya sikap waspada terhadap gejolak pasar yang tak menentu dan ketidakpastian global. Menurutnya, BOJ harus berhati-hati dalam mengambil kebijakan moneter, dengan fokus utama pada pemulihan ekonomi yang stabil dan pendekatan yang hati-hati sebelum mempertimbangkan kenaikan suku bunga.

Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, juga menyuarakan pandangan senada dengan mendorong agar BOJ tetap mempertahankan kebijakan moneter longgar. Pemerintah Jepang tengah berupaya keluar dari periode stagnasi ekonomi yang berkepanjangan. Pertemuan antara Ishiba dan Ueda dijadwalkan berlangsung pada Rabu waktu setempat, yang akan menjadi pertemuan pertama keduanya sejak Ishiba resmi menjabat sebagai perdana menteri.

Dalam pidato di hadapan pelaku industri sekuritas, Ueda kembali menegaskan bahwa ekonomi Jepang diperkirakan akan terus mengalami pemulihan moderat. Pemulihan ini, diharapkan dapat mendukung inflasi bergerak menuju target 2 persen yang ditetapkan oleh BOJ dalam beberapa tahun ke depan.

Namun, Ueda kali ini tidak menyatakan komitmen untuk terus menaikkan suku bunga jika inflasi mencapai target, seperti yang pernah disampaikan pada September lalu. Sebaliknya, ia menyoroti sejumlah risiko yang dapat mempengaruhi perekonomian Jepang.

“Ketidakpastian mengenai prospek ekonomi dan harga masih tinggi,” ujar Ueda dalam pidatonya yang dikutip dari The Business Times, Kamis 3 Oktober 2024. Ia menambahkan bahwa ketidakpastian dari ekonomi luar negeri, khususnya Amerika Serikat, masih menjadi tantangan besar. Di samping itu, kondisi pasar keuangan global juga belum sepenuhnya stabil.

“Kami akan terus memantau perkembangan tersebut dengan kewaspadaan yang sangat tinggi,” tegas Ueda.

Sebagai informasi, BOJ mengakhiri kebijakan suku bunga negatif pada Maret lalu dan menaikkan suku bunga jangka pendek menjadi 0,25 persen pada Juli. Langkah ini diambil dengan keyakinan bahwa Jepang sedang berada di jalur yang tepat untuk mencapai target inflasi 2 persen secara berkelanjutan.

Penguatan Tajam Yen

Bank Sentral Jepang (BOJ), tetap pada keputusan untuk tidak mengubah suku bunga acuan meskipun ada harapan dari beberapa pihak untuk kenaikan lebih lanjut. Setelah menaikkan suku bunga pada Juli lalu, yang mengakibatkan penguatan tajam yen dan kegoncangan di pasar dunia, keputusan ini dinilai sebagai langkah untuk menenangkan pasar dan menjaga stabilitas ekonomi domestik dan global.

Keputusan tersebut terjadi hanya dua hari setelah Federal Reserve Amerika Serikat menurunkan suku bunganya untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19.

Hari ini, 20 September 2024, BOJ memilih untuk mempertahankan suku bunga di level 0,25 persen, langkah yang banyak diprediksi oleh pasar mengingat dampak signifikan dari kenaikan sebelumnya. Langkah BoJ kali ini juga dipengaruhi oleh data inflasi terbaru yang menunjukkan kenaikan seperti yang diharapkan pada Agustus.

Sebenarnya bukan menjadi hal yang aneh ketika Bank of Japan mengambil jalur kebijakan moneter yang sangat berbeda dengan negara lain. Jepang telah berusaha mencapai target inflasi sebesar 2 persen yang didorong oleh peningkatan permintaan dan kenaikan upah.(*)