KABARBURSA.COM - PT Intiland Development Tbk (DILD), berencana pengembangan proyek baru di Jombang.
Direktur Utama Intiland Development, Hendro S Gondokusumo, mengungkapkan bahwa rencana ini sejalan dengan upaya pengembangan proyek eksisting mereka.
Hendro menyebutkan bahwa kawasan industri di Jombang dianggap sebagai salah satu kunci portofolio masa depan perusahaan. "Kami berencana memulai proyek di Jombang. Semuanya masih dalam tahap perencanaan," ujar Hendro.
Selain proyek di Jombang, Hendro menegaskan fokus Intiland pada pengembangan proyek yang sudah ada, termasuk rumah tapak, rumah susun, kawasan industri, dan diversifikasi pendapatan dari aset yang sudah dimiliki.
Salah satu inisiatif untuk meraih keuntungan dari aset yang ada adalah kerjasama dengan perusahaan Korea Selatan, Saltware, untuk pengembangan smart farming. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan nilai aset perusahaan dari lahan dan bangunan yang dimiliki.
"Meskipun bisnis utama Intiland tetap di sektor properti, kerja sama ini mencerminkan komitmen kami untuk memperkuat ketahanan pangan dengan pemanfaatan teknologi, serta meningkatkan nilai aset yang dimiliki," ungkap Hendro.
Pada Jumat, 5 Januari 2024, DILD dan Saltware telah menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU). MoU ini disaksikan oleh Moeldoko, Kepala Staf Presiden sekaligus Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
Founder dan CEO Saltware, Lee Jeong Kun, percaya bahwa Indonesia memiliki potensi untuk budidaya tanaman bernilai tinggi seperti stroberi dengan menerapkan metode smart farming.
Langkah awal dari kerja sama ini adalah pembibitan stroberi. Saltware, sebagai perusahaan yang fokus pada teknologi Internet of Things (IoT) dan pengembangan kecerdasan buatan (AI), memberikan kontribusi melalui perangkat lunak yang mendukung smart farming. Potensi keberhasilan budidaya ini dapat membuka jalan bagi pengenalan standar model smart farming stroberi di Indonesia.
Hendro menyebutkan bahwa Intiland Development memiliki sekitar 18 proyek properti yang tersebar di Jakarta, Tangerang, dan Surabaya. Proyek-proyek ini meliputi rumah tapak, apartemen, low-rise residential, perkantoran komersial, SOHO, hingga unit-unit pergudangan.
Meskipun tengah menghadapi kondisi pasar properti yang masih dalam fase "wait and see", terutama dengan kenaikan suku bunga dan tahun Pemilihan Umum 2024, Hendro optimistis bahwa pembeli dan investor akan lebih aktif setelah Pemilu selesai.