KABARBURSA.COM – PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mengumumkan selesainya transaksi pengambilalihan saham mayoritas PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) sebesar 91,99 persen. Aksi korporasi ini dilakukan dengan membeli 4.390.121.595 lembar saham SMDM senilai Rp2,33 triliun dari PT Tunas Gemilang Lestari (TGL) dengan harga Rp531 per saham.
Langkah ini, kata Ricardo Arif Dharmawan, Sekretaris Perusahaan BSDE menandai Bumi Serpong Damai sebagai pengendali baru SMDM, selaras dengan strategi pertumbuhan perusahaan dalam memperkuat portofolio di sektor properti.
"Kami menyambut baik keberhasilan transaksi ini sebagai bagian dari upaya memperkuat posisi perusahaan di pasar properti melalui integrasi SMDM," ujar Ricardo melalui keterbukaan informasi, Jumat, 25 Oktober 2024.
Transaksi yang diumumkan pada 1 Agustus 2024 ini masuk dalam kategori transaksi afiliasi sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 42/POJK.04/2020, karena adanya hubungan kekerabatan antara pemegang saham akhir TGL dan pengurus BSDE. Meski demikian, hasil analisis dari KJPP RHR yang ditunjuk BSDR menilai bahwa transaksi ini wajar dan tidak menimbulkan benturan kepentingan.
Setelah pengambilalihan ini, BSDR resmi menjadi pemegang saham pengendali SMDM dan akan bertanggung jawab atas pengembangan dan pengelolaan aset-aset yang dimiliki perusahaan tersebut.
Dalam pernyataan resminya juga, BSDR juga menyampaikan bahwa mereka telah memenuhi semua regulasi yang disyaratkan, termasuk pengumuman kepada publik dan pelaporan kepada OJK, sebagai bentuk komitmen terhadap transparansi dan keterbukaan informasi.
"BSDE kini diharapkan mampu mengintegrasikan SMDM ke dalam strategi pertumbuhan jangka panjangnya, memperkuat posisi perusahaan di sektor properti yang semakin kompetitif," kata Ricardo.
Adapun dampak dari aksi korporasi ini diharapkan mampu mendukung kinerja keuangan BSD dengan adanya sinergi bisnis yang kuat antara dua entitas tersebut.
Dengan selesainya transaksi pada 23 Oktober 2024, BSDE semakin memperkuat langkahnya sebagai pemain utama di industri properti nasional.
Sementara itu, BSDE mampu mencatat kinerja keuangan yang kuat dan stabil selama enam bulan pertama tahun 2024. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang berakhir pada 30 Juni 2024, perusahaan pengembang properti ini berhasil membukukan peningkatan pendapatan dan laba bersih yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan usaha BSDE mencapai Rp7,35 triliun, meningkat 47 persen dari Rp4,99 triliun pada semester pertama 2023. Peningkatan ini menunjukkan adanya kenaikan aktivitas penjualan dan layanan yang diberikan oleh perusahaan, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan.
Tidak hanya itu, laba kotor perusahaan juga mengalami kenaikan, mencapai Rp4,86 triliun, naik dari Rp3,17 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan pendapatan ini tidak hanya menambah laba kotor, tetapi juga berkontribusi pada kenaikan laba usaha yang tercatat sebesar Rp2,95 triliun, hampir dua kali lipat dari Rp1,61 triliun pada semester pertama 2023.
Aset lancar BSDE tercatat sebesar Rp27,73 triliun pada akhir Juni 2024, meskipun sedikit menurun dari Rp29,37 triliun pada akhir 2023. Penurunan ini terutama disebabkan oleh berkurangnya nilai uang muka dan pajak dibayar dimuka.
Namun, terdapat peningkatan pada kas dan setara kas serta piutang usaha, yang menunjukkan peningkatan arus kas masuk dan tingkat pengumpulan piutang yang lebih baik.
Salah satu pencapaian paling mencolok dalam laporan ini adalah peningkatan laba bersih yang mencapai Rp2,64 triliun, tumbuh dari Rp1,35 triliun pada semester pertama tahun lalu. Kenaikan laba bersih ini menandakan peningkatan profitabilitas yang kuat di tengah efisiensi biaya dan optimalisasi pengeluaran pada berbagai lini bisnis perusahaan.
Saham BSDE tercatat mengalami penurunan sebesar 0,81 persen pada sesi perdagangan Jumat, 25 Oktober 2024 siang, hingga pukul 14:43 WIB. Harga saham BSDE turun 10 poin ke level Rp1.225 per saham, setelah sebelumnya dibuka pada Rp1.250 dan mencapai titik tertinggi di level Rp1.255.
Penurunan ini terjadi di tengah volume perdagangan harian yang cukup aktif, dengan transaksi mencapai 15,41 juta lembar saham hingga siang hari. Volume tersebut lebih rendah dari rata-rata volume perdagangan harian BSDE yang tercatat sebesar 29,05 juta lembar saham, menunjukkan minat beli yang sedikit lebih rendah dari biasanya. Meski demikian, nilai transaksi hari ini tetap cukup tinggi, mencapai Rp19 miliar.
Saham BSDE sempat bergerak di rentang harga Rp1.215 hingga Rp1.255 selama sesi perdagangan hari ini. Level tertinggi yang dicapai sebesar Rp1.255 tidak jauh dari harga pembukaan Rp1.250, sementara harga terendah berada di Rp1.215, menunjukkan adanya tekanan jual yang cukup besar di tengah hari perdagangan.
Dalam perdagangan hari ini, BSDE memiliki Auto Rejection Atas (ARA) di level Rp1.540 dan Auto Rejection Bawah (ARB) di level Rp930. Harga rata-rata saham BSDE tercatat di angka Rp1.232 per saham, dengan frekuensi transaksi yang mencapai 154 ribu lot. Aktivitas ini mencerminkan tingginya likuiditas saham BSDE di pasar, meskipun tekanan jual yang terjadi menyebabkan penurunan harga.
Pergerakan saham ini sejalan dengan tren yang dialami sejumlah saham di sektor properti, yang mengalami fluktuasi harga seiring dengan kondisi makroekonomi dan perubahan permintaan investor dalam beberapa hari terakhir.
Para pelaku pasar akan terus memantau pergerakan saham BSDE untuk melihat apakah koreksi ini bersifat sementara atau mencerminkan tren yang lebih dalam di sektor properti. (*)