Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

BUMI akan Geber PMTHMETD dengan Harga Rp157 per Saham

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 25 October 2024 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
BUMI akan Geber PMTHMETD dengan Harga Rp157 per Saham

KABARBURSA.COM — PT Bumi Resources Tbk (BUMI), salah satu perusahaan tambang di Indonesia, mengumumkan rencana Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD). Langkah ini menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk memperbaiki posisi keuangan dan melaksanakan kewajiban konversi atas Obligasi Wajib Konversi (OWK).

Dileep Srivastava, Sekretaris Perusahaan BUMI, mengatakan Bumi Resources menetapkan bahwa pelaksanaan PMTHMETD ini akan berlangsung pada 31 Oktober 2024, dengan pemberitahuan hasil pelaksanaan yang direncanakan pada 4 November 2024.

Sebagai bagian dari rencana tersebut, kata dia, BUMI akan menerbitkan 18.120 saham Seri C baru dengan nilai nominal Rp50 per saham. "Seluruh saham ini akan diambil oleh pemegang OWK sebagai bagian dari hak konversi obligasi yang telah diterbitkan sebelumnya," ujarnya melalui keterbukaan informasi, Jumat, 25 Oktober 2024.

Harga pelaksanaan PMTHMETD ini ditetapkan sebesar Rp157 per saham, sesuai dengan harga konversi yang telah disepakati dalam Perjanjian Perwaliamanatan OWK yang dibuat antara tahun 2017 hingga 2022. Harga ini juga mengikuti ketentuan pasar modal, sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor 1-A Bursa Efek Indonesia tentang pencatatan saham.

"Setelah pelaksanaan PMTHMETD, jumlah saham BUMI yang ditempatkan dan disetor akan meningkat dari 371.320.705.024 menjadi 371.320.723.144 saham," jelas Dileep.

Struktur modal baru ini terbagi menjadi tiga seri saham, Seri A 20.773.400.000 saham, Seri B 53.501.346.007 saham, Seri C 297.045.977.137 saham.

Meski ada penambahan saham baru, perubahan ini tidak memberikan dampak signifikan terhadap struktur kepemilikan saham secara keseluruhan karena jumlah saham tambahan relatif kecil.

Adapun PMTHMETD ini juga bertujuan untuk memenuhi kewajiban konversi OWK, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2017. OWK tersebut sebelumnya telah mengalami beberapa kali amandemen untuk menyesuaikan ketentuan dan komitmen perusahaan, dengan revisi terbaru pada Juli 2022.

Dengan konversi ini, BUMI akan memperkuat posisi ekuitasnya serta mengurangi kewajiban utang jangka panjang yang berasal dari obligasi. Ini diharapkan dapat menyeimbangkan struktur keuangan BUMI dan memberikan daya tarik yang lebih besar kepada investor potensial.

Dampak Terhadap Investor dan Prospek

Harga konversi sebesar Rp157 per saham memberikan opsi menarik bagi pemegang OWK, sementara bagi investor baru, langkah ini menandakan bahwa BUMI berkomitmen pada pengelolaan keuangan yang bertanggung jawab.

Perbaikan rasio utang terhadap ekuitas (DER) melalui penambahan modal ini diharapkan dapat memperkuat persepsi pasar terhadap prospek BUMI di masa depan.

Dengan upaya ini, BUMI Resources menegaskan komitmennya dalam memperkuat fondasi keuangan perusahaan dan memastikan keberlanjutan bisnis di tengah tantangan industri pertambangan.

Kinerja Keuangan Bumi Resources

Berdasarkan laporan kinerja keuangan konsolidasi untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2024, BUMI mengalami penurunan signifikan dalam pendapatan dan profitabilitas perusahaan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

BUMI mencatatkan pendapatan sebesar USD595,84 juta pada semester pertama 2024, turun sekitar 32,8 persen dari pendapatan sebesar USD886,27 juta pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini mungkin disebabkan oleh kondisi harga komoditas yang fluktuatif atau volume penjualan yang menurun dalam beberapa bulan terakhir.

Meski terjadi penurunan pendapatan, perusahaan berhasil menurunkan beban pokok pendapatan dari USD777,61 juta pada 2023 menjadi USD542,09 juta pada 2024. Penurunan beban ini mengindikasikan adanya efisiensi operasional atau penurunan produksi yang menyesuaikan dengan kebutuhan pasar.

Penurunan pendapatan berdampak langsung pada laba bruto perusahaan yang hanya mencapai USD53,74 juta pada semester pertama 2024, lebih rendah dibandingkan USD108,65 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, laba usaha perusahaan mengalami penurunan drastis dari USD68,33 juta menjadi hanya USD12,31 juta, mencerminkan menurunnya profitabilitas operasional BUMI di tengah penurunan pendapatan.

Laba sebelum pajak mengalami penurunan dari USD113,54 juta pada 2023 menjadi USD62,62 juta pada 2024. Namun, perusahaan menerima manfaat pajak penghasilan sebesar USD31,32 juta, yang turut membantu laba setelah pajak meningkat menjadi USD93,95 juta dari USD97,09 juta pada 2023. Manfaat pajak yang cukup besar ini berdampak positif terhadap laba bersih BUMI, meskipun penurunan pendapatan dan laba bruto cukup tajam.

BUMI mencatat total laba komprehensif sebesar USD90,68 juta untuk periode berjalan 2024, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan USD86,61 juta pada tahun lalu. Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat meningkat menjadi USD84,91 juta dibandingkan USD81,82 juta di 2023.

Harga Saham BUMI

Harga saham BUMI mengalami kenaikan tipis pada Jumat pagi, naik sebesar 1 poin atau 0,68 persen dari harga penutupan sebelumnya. Saham BUMI diperdagangkan pada level Rp147 per saham sesi I, Jumat, 25 Oktober 2024. Meski kenaikan ini tergolong kecil, volume perdagangan saham BUMI menunjukkan minat yang signifikan dari para investor.

Pada perdagangan hari ini, volume saham BUMI mencapai 1,63 miliar lembar, melebihi rata-rata volume harian sebesar 1,33 miliar lembar. Kenaikan volume ini menunjukkan bahwa saham BUMI tetap menarik perhatian pelaku pasar di tengah fluktuasi harga yang sedang berlangsung.

Saham BUMI dibuka pada harga Rp148 per saham, sedikit lebih tinggi dari harga penutupan hari sebelumnya di Rp146. Saham ini sempat menyentuh harga tertinggi di Rp153 sebelum akhirnya turun kembali. Meski mencatatkan pergerakan harga yang berfluktuasi, harga rata-rata saham BUMI terpantau stabil di sekitar Rp150 per saham. (*)