KABARBURSA.COM - PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) tengah menjajaki opsi mengakuisisi aset energi terbarukan, baik di dalam negeri maupun luar negeri. BREN juga berencana memperluas portofolio ke pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Dalam keterbukaan informasi, Kamis, 24 Oktober 2024, Direktur Utama Barito Renewables Energy Tan Hendra Soetjipto, mengatakan langkah tersebut diharapkan menjadi motor penggerak pertumbuhan perusahaan di tengah meningkatnya permintaan energi berkelanjutan secara global.
Selama sembilan bulan pertama tahun 2024 (9M24), BREN telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar 52 juta dolar AS, yang mencapai 32 persen dari total alokasi capex perusahaan untuk tahun ini sebesar 165 juta dolar AS. Dari dana tersebut, sekitar 33 juta dolar AS digunakan untuk pemeliharaan aset-aset yang sudah ada (existing assets), sementara 19 juta dolar AS dialokasikan untuk pengembangan aset baru, khususnya dalam bidang energi terbarukan.
Tan Hendra menjelaskan bahwa perusahaan terus melakukan investasi strategis dalam pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur eksisting untuk memastikan efisiensi operasional yang optimal. Selain itu, investasi untuk pengembangan juga penting untuk mempersiapkan pertumbuhan jangka panjang, sejalan dengan komitmen BREN terhadap transisi energi bersih.
Rencana BREN untuk masuk ke sektor PLTA dan PLTS menjadi salah satu pilar penting dari strategi jangka panjang perusahaan. Energi air dan surya memiliki potensi besar di Indonesia, yang didukung oleh sumber daya alam yang melimpah dan meningkatnya permintaan akan energi bersih dari berbagai industri dan pemerintah.
Ekspansi ke PLTA menawarkan prospek yang kuat karena Indonesia memiliki potensi besar dalam energi air, dengan ribuan sungai yang belum dimanfaatkan untuk pembangkit listrik skala besar. PLTS juga semakin diminati mengingat efisiensi biaya yang terus meningkat serta penurunan harga teknologi panel surya secara global.
Dengan memanfaatkan teknologi dan aset yang ada, BREN berpotensi mempercepat transisi ke energi terbarukan, yang sejalan dengan agenda global untuk menekan emisi karbon dan mencapai net-zero emissions.
Selain mengembangkan aset baru, BREN membuka peluang untuk mengakuisisi aset energi terbarukan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Langkah ini akan memungkinkan perusahaan untuk mempercepat ekspansi tanpa harus memulai dari nol, serta meningkatkan kapasitas operasionalnya di sektor energi hijau.
Pasar global energi terbarukan saat ini menawarkan peluang besar, dengan banyak perusahaan energi yang sedang melakukan divestasi aset mereka atau mencari mitra untuk proyek bersama. Akuisisi strategis ini juga akan memungkinkan BREN untuk memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam transisi energi bersih di kawasan Asia Tenggara.
Rencana ekspansi Barito Renewables Energy ini mencerminkan respons perusahaan terhadap meningkatnya permintaan global untuk energi terbarukan dan komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi karbon. Namun, meskipun prospek sektor ini cukup menjanjikan, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi, termasuk regulasi, infrastruktur, serta persaingan dari perusahaan global dan domestik lainnya.
Dengan capex yang terus terealisasi dan strategi ekspansi yang agresif, BREN memiliki potensi untuk memanfaatkan peluang di pasar energi terbarukan yang sedang berkembang. Langkah-langkah strategis ini juga diharapkan dapat memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi tantangan global menuju transisi energi yang lebih berkelanjutan.
Barito Renewables Energy sedang mengarahkan perhatiannya pada akuisisi aset energi terbarukan dan pengembangan PLTA dan PLTS sebagai bagian dari strategi pertumbuhannya. Dengan realisasi capex yang signifikan dan fokus pada pengembangan energi hijau, BREN berada di jalur yang tepat untuk memainkan peran penting dalam transisi energi bersih di Indonesia dan kawasan Asia.
Langkah-langkah ini menempatkan BREN sebagai salah satu pemimpin dalam industri energi terbarukan, dengan potensi pertumbuhan yang menjanjikan di tahun-tahun mendatang.
Tadi pagi diberitakan, perusahaan ini menargetkan untuk membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik geotermal dengan kapasitas 1.549 MW dan pembangkit tenaga angin sebesar 397 MW pada tahun 2030. Rencana ambisius ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil.
Diketahui, BREN memiliki anak usaha, Star Energy Geothermal, yang saat ini mengoperasikan pembangkit listrik geotermal dengan kapasitas 886 MW. Selain itu, Barito Renewables Energy juga mengelola pembangkit tenaga angin Sidrap di Sulawesi Selatan yang memiliki kapasitas 75 MW.
Baru-baru ini, Star Energy Geothermal mengumumkan rencana peningkatan kapasitas sebesar 102,6 MW dalam acara International Geothermal Conference and Exhibition 2024 (IIGCE), menegaskan komitmennya untuk memperluas kontribusi energi terbarukan di Indonesia.
Meskipun terdapat rencana ekspansi yang positif, saham Barito Renewables mengalami penurunan tipis sebesar 0,66{6fb4e9191d3a368937c8efd0d66239a5ef26a13b97be884ddf8bd2ce9168b1d8} pada perdagangan 23 Oktober 2024, ditutup di harga Rp 7.575. Dalam sesi perdagangan tersebut, sebanyak 39,54 juta saham BREN ditransaksikan dengan frekuensi 18.299 kali, menghasilkan nilai transaksi sebesar Rp 302,13 miliar.
Dengan misi yang jelas untuk mendukung transisi energi di Indonesia, PT Barito Renewables Energy Tbk menunjukkan dedikasi untuk memperkuat portofolio energi terbarukan mereka. Paparan publik tahunan yang akan datang diharapkan memberikan wawasan lebih lanjut mengenai kinerja perusahaan serta strategi untuk mencapai target ambisius di masa depan.