Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Begini Potensi Saham BRIS (Bank Syariah Indonesia) di 2024

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 04 January 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Begini Potensi Saham BRIS (Bank Syariah Indonesia) di 2024

KABARBURSA.COM - Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk, atau lebih dikenal sebagai Saham BRIS, semakin memancarkan daya tariknya dengan melanjutkan tren penguatan yang berlangsung selama sebulan terakhir.

BRIS bahkan berhasil mencatatkan diri sebagai salah satu dari lima bank dengan peningkatan harga saham tertinggi.

Pada penutupan perdagangan Rabu (3/1/2024), BRIS berhasil mengukuhkan posisinya di level Rp1.800, mengalami kenaikan sebesar 3,45{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya. Kenaikan harga saham BRIS ini terjadi di tengah penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar -0,61{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} ke level 7.279 dari 7.323 pada hari sebelumnya.

Prestasi ini tidak hanya sekadar angka, melainkan mencerminkan keberhasilan BRIS memberikan return yang mengesankan, mencapai 41,02{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} secara year on year. Dengan pencapaian ini, BRIS memasuki jajaran lima besar emiten bank dengan return saham tertinggi.

Dorongan positif terhadap pergerakan saham BRIS tidak lepas dari meningkatnya minat investor institusi, baik asing maupun domestik. Tercermin dari aktivitas net buy investor institusi yang mencapai tingkat yang signifikan.

Berdasarkan laporan keuangan hingga November 2023, BRIS membukukan laba bersih sebesar Rp5,1 triliun, menunjukkan pertumbuhan sebesar 30{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20}. Pertumbuhan laba ini sejalan dengan peningkatan jumlah pembiayaan yang telah disalurkan oleh BRIS, mencapai Rp235,01 triliun atau naik sekitar 14{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} secara tahunan.

Kenaikan laba BRIS didukung oleh pertumbuhan pendapatan sebesar 8,4{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} YoY menjadi Rp15,17 triliun. Pendapatan setelah distribusi bagi hasil tumbuh 7,4{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} menjadi Rp12,8 triliun, sementara pendapatan berbasis biaya dan komisi mencapai Rp3,02 triliun, menunjukkan peningkatan sebesar 12,4{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20}.

Pendapatan dari penyaluran dana juga mencatatkan pertumbuhan yang mengesankan, naik 14,77{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} YoY menjadi Rp17,1 triliun pada kuartal III-2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp14,9 triliun.

Tidak hanya fokus pada pertumbuhan laba, BRIS berhasil menurunkan rasio cost pembiayaan dari 1,96{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} pada sembilan bulan pertama tahun sebelumnya menjadi 1,33{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20}. Meskipun margin bersih bank ini turun menjadi 5,93{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} dari 6,22{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} pada periode yang sama tahun sebelumnya, hal ini tidak menghalangi kemajuan positif BRIS.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menegaskan bahwa pencapaian laba bersih BRIS tidaklah mudah, terutama di tengah kondisi suku bunga yang tinggi dan persaingan yang semakin ketat. Gunardi menyampaikan rasa syukur atas pertumbuhan yang baik dan berkelanjutan. Ia berharap pertumbuhan ini dapat berlanjut di Kuartal IV 2023 dan terus berkembang dengan baik hingga tahun 2024.

Dari sisi intermediasi, sektor pembiayaan BSI terus menunjukkan ekspansi, dengan pertumbuhan mencapai 15,9{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} menjadi Rp231,6 triliun dari September tahun sebelumnya.

Pertumbuhan pembiayaan ini merata di semua segmen, dengan pembiayaan korporasi dan komersial tumbuh 16,8{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} secara year on year menjadi Rp66,3 triliun. Sementara pembiayaan konsumer meningkat 17,6{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} menjadi Rp119 triliun, pembiayaan gadai tumbuh 17,6{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} menjadi Rp6,77 triliun, dan pembiayaan UMKM naik 9,8{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} menjadi Rp40,1 triliun.

Prestasi ini juga memengaruhi pertumbuhan aset BSI, yang tumbuh 4,6{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} menjadi Rp319,8 triliun pada September 2023, dibandingkan dengan posisi Desember 2022 sebesar Rp305,7 triliun.

Pertumbuhan pembiayaan yang diimbangi dengan perbaikan kualitas aset, terlihat dari penurunan rasio Non-Performing Financing (NPF) BSI menjadi 2,15{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} dari 2,67{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} pada September 2022.

Dari segi rasio keuangan, profitabilitas dari Return on Assets (RoA) BSI juga mengalami peningkatan, naik dari 0,28{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} menjadi 0,24{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20}. Direktur Finance & Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho, menyebut bahwa efisiensi juga terus mengalami perkembangan positif, dengan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) turun dari 74,02{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} menjadi 71,4{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20}.

Meskipun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) hanya tumbuh 6,9{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} secara tahunan menjadi Rp272,11 triliun, BRIS tetap optimis melihat peluang bisnis di sektor pendanaan. Ade Cahyo menekankan bahwa progres BRIS sebagai bank nomor lima di antara bank umum menunjukkan kepercayaan masyarakat kepada perbankan syariah yang terus membaik.

Dengan melihat perkembangan terakhir, meskipun suku bunga mengalami kenaikan, namun permintaan dari masyarakat terhadap pembiayaan atau kredit tetap tinggi. Hal ini membuat BSI optimis dapat mencapai pertumbuhan pinjaman di kisaran 14{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20}-16{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} hingga akhir tahun.

Pencapaian positif ini menjadi sesuatu yang sangat baik dan optimisme ini tidak hanya berlaku hingga akhir tahun, melainkan juga untuk melihat bagaimana pertumbuhan pinjaman BSI akan berlanjut di tahun mendatang. Permintaan yang terus positif menjadi dorongan kuat, ungkap Ade Cahyo.

BSI berhasil menjaga kualitas aset dengan sangat baik, terbukti dengan penurunan Non-Performing Financing (NPF) gross menjadi 2,15{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20}, dibandingkan dengan posisi November 2022 sebesar 2,53{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20}.

Melihat ke depan, dengan hampir 20 juta nasabah dan penetrasi perbankan syariah yang masih dianggap rendah saat ini, potensi pertumbuhan BRIS masih sangat menjanjikan.

Dengan faktor fundamental yang menjanjikan tersebut, 16 analis yang meng-cover BRIS merekomendasikan “Buy”. Data Bloomberg menunjukkan target harga BRIS berdasarkan konsensus sebesar Rp2.110. Potensi keberlanjutan pertumbuhan BRIS di masa depan semakin menggirangkan, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemimpin dalam industri perbankan syariah.