KABARBURSA.COM - PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mengambil alih 49 persen partisipasi atau participating interest di Kontrak Kerja Sama (KKS) Sengkang melalui anak usahanya, PT Energi Maju Abadi (EMP).
Berdasarkan keterbukaan informasi, anak usaha EMP PT EMP Energi Jaya (EEJ), telah menandatangani Perjanjian Jual Beli (PJB) pada tanggal 10 Oktober 2024. Perjanjian ini melibatkan Energy World Corporation Ltd (EWC) dan Ventures Holdings Pty Ltd (VH) terkait dengan kepemilikan saham di Energy Equity Holdings Pty Ltd (EEH) dan Epic Sulawesi Gas Pty Ltd (ESG).
EMP menjelaskan bahwa EEH dan ESG memiliki 100 persen saham di Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd (EEES), yang memiliki 51 persen partisipasi interes di Kontrak Kerja Sama (KKS) Sengkang.
KKS Sengkang memiliki kontrak dengan PT PLN (Persero) yang mencakup kapasitas produksi sekitar 50 juta kaki kubik gas per hari, dengan PLN berperan sebagai pembeli utama. Blok gas yang berlokasi di Sulawesi Selatan ini memiliki cadangan terbukti dan terukur sebesar 380 miliar kaki kubik gas (cadangan 2P).
Setelah transaksi ini selesai, PT Energi Maju Abadi optimis dapat melanjutkan kegiatan pemboran untuk meningkatkan cadangan di KKS Sengkang, serta memulai produksi gas dari lapangan Wasambo.
"EMP akan terus berupaya mengembangkan bisnisnya secara organik maupun melalui akuisisi," ungkap manajemen perusahaan dalam keterangan resmi.
Perusahaan juga menegaskan komitmennya untuk transparansi dengan berjanji untuk menyampaikan informasi atau fakta material lainnya kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dengan langkah ini, PT Energi Maju Abadi menunjukkan tekadnya untuk memperkuat posisinya di industri energi, dan meningkatkan kontribusinya terhadap penyediaan energi nasional.
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) melaporkan kinerja keuangan yang positif pada Kuartal 2 2024, dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 550,7 miliar. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp 399,3 miliar. Dengan demikian, laba bersih per saham perusahaan mencapai Rp 22,20 per lembar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis, pendapatan (revenue) ENRG untuk enam bulan pertama 2024 mencapai Rp 3,3 triliun, mengalami kenaikan sebesar 13,8 persen dari Rp 2,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini juga tercermin dalam laba kotor yang mencapai Rp 1,1 triliun, meningkat 10 persen dibandingkan Rp 1 triliun pada tahun sebelumnya. Margin laba kotor perusahaan tercatat sebesar 33,3 persen.
Sementara itu, Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) perusahaan juga menunjukkan performa yang baik, dengan total mencapai Rp 2 triliun dan meningkat 17,6 persen dari Rp 1,7 triliun pada tahun lalu. Margin EBITDA mencapai 60,6 persen, menandakan efisiensi operasional yang baik.
Dari segi pertumbuhan, ENRG mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang signifikan, dengan peningkatan sebesar 37,9 persen dibandingkan tahun lalu, dan meningkat 96,5 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, yang mencatat laba bersih sebesar Rp 280,2 miliar.
Kinerja yang solid ini menunjukkan bahwa ENRG berhasil mengelola biaya dan meningkatkan pendapatan meskipun tantangan yang ada di sektor energi. Investor dan pemangku kepentingan diharapkan dapat melihat hal ini sebagai sinyal positif untuk prospek perusahaan di masa mendatang.
Saham ENRG ditutup stabil di harga Rp228 per saham kemarin, Senin, 14 Oktober 2024, tanpa perubahan dari harga penutupan sebelumnya. Dalam sesi perdagangan yang berlangsung, volume transaksi saham ENRG tercatat nihil, meskipun rata-rata volume perdagangan mencapai 68,65 juta saham.
Dalam analisis harga, saham ENRG menunjukkan beberapa dinamika dalam periode waktu yang berbeda. Dalam satu minggu terakhir, harga saham mengalami penurunan sebesar 6,56 persen. Namun, kinerja jangka lebih panjang menunjukkan tren positif, dengan kenaikan 3,64 persen dalam tiga bulan terakhir, dan lonjakan signifikan sebesar 14,00 persen dalam satu bulan terakhir.
Meski demikian, dalam enam bulan terakhir, harga saham ENRG masih tercatat naik sebesar 4,59 persen, namun mencatat penurunan 9,52 persen jika dilihat dari perspektif satu tahun terakhir.
Investor tampaknya terus memantau perkembangan perusahaan dan kondisi pasar secara keseluruhan, meskipun harga saham saat ini stabil. Dengan tidak adanya pergerakan yang signifikan hari ini, para analis merekomendasikan untuk tetap waspada terhadap berita dan informasi terbaru yang dapat memengaruhi nilai saham di masa mendatang.
Pergerakan harga yang stagnan ini menunjukkan ketidakpastian di pasar, namun Energi Mega Persada Tbk tetap menjadi perhatian di kalangan investor, terutama mengingat fluktuasi harga yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Sebagai tambahan, investor diharapkan terus memperhatikan faktor-faktor eksternal dan internal yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan, termasuk kebijakan pemerintah dan perkembangan di sektor energi. (*)