KABARBURSA.COM - Lonjakan harga beras sepanjang tahun 2023 memicu kekhawatiran di tengah ancaman El Nino. Fenomena ini menjadi sorotan utama pemerintah yang tengah memantau pergerakan harga pangan. Berikut adalah rangkuman perjalanan harga beras sepanjang tahun ini, berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS).
Kenaikan harga beras disebut-sebut terkait dengan fenomena El Nino, yang cenderung menurunkan curah hujan. Beras, sebagai makanan pokok bagi lebih dari 3 miliar orang, dan sekitar 90 persen dari tanaman intensif air diproduksi di Asia. Dalam kondisi El Nino, pola cuaca ini dapat menurunkan curah hujan, berdampak pada produksi beras.
Presiden Jokowi mengungkapkan kekhawatiran atas kenaikan harga beras, terutama setelah produksi beras dalam negeri turun akibat Super El Nino. Dalam beberapa kesempatan, Jokowi menyampaikan perhatian terhadap kenaikan harga beras yang mencapai 198 persen year-to-date atau 25 persen month-to-date.
Pemerintah terpaksa mengimpor beras, namun, langkah ini tidak semudah yang diinginkan karena sejumlah negara produsen beras telah mengamankan cadangan untuk kebutuhan domestik. India, yang menyumbang lebih dari 40 persen ekspor beras dunia, bahkan melakukan penyetopan ekspor beras.
Meskipun Indonesia berhasil mengimpor 2 juta ton beras dari sejumlah negara seperti Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Myanmar, Jokowi mengakui keterbatasan impor karena keterbatasan stok dan kebijakan ekspor negara-negara tersebut.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengumumkan tambahan kuota penugasan impor sebanyak 15 juta ton bagi Perum Bulog. Impor tambahan ini diharapkan dapat menjaga pasokan beras dan meredakan tekanan harga.