Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Wall Street Menguat Didukung Kinerja Positif Sektor Perbankan

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 14 October 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Wall Street Menguat Didukung Kinerja Positif Sektor Perbankan

KABARBURSA.COM - Pada perdagangan Jumat, 11 Oktober 2024, indeks bursa saham di Amerika Serikat (AS), atau Wall Street, menunjukkan penguatan signifikan. Lonjakan ini didorong oleh laporan kinerja keuangan yang positif dari sejumlah bank besar, memberikan angin segar bagi investor.

Secara keseluruhan, penguatan bursa juga menciptakan tren positif untuk pekan ini. Kondisi ini dipengaruhi oleh penurunan imbal hasil obligasi AS yang terjadi setelah rilis laporan inflasi.

Data kepercayaan konsumen yang lebih kuat juga turut mendorong optimisme di pasar, meningkatkan harapan investor terhadap potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) tercatat mengalami kenaikan 409,74 poin atau 0,97 persen, mencapai level 42.863,86. Ini menandai rekor tertinggi bagi indeks tersebut.

Penyumbang utama dari lonjakan ini adalah sektor perbankan, yang mengalami kenaikan 4,21 persen, merupakan peningkatan harian terbesar sejak Mei 2023. Indeks S&P 500 juga mencatatkan kemajuan, naik 34,98 poin atau 0,61 persen, menjadi 5.815,03, sementara Nasdaq Composite melonjak 60,89 poin atau 0,33 persen, mencapai 18.342,94.

Craig Sterling, Kepala Riset Ekuitas di Amundi AS yang berbasis di Boston, menyatakan bahwa dirinya optimis akan peningkatan kinerja perusahaan menjelang akhir tahun ini dan di tahun depan.

Sterling menilai bahwa pertumbuhan ini akan mencakup berbagai saham di seluruh pasar, bukan hanya terbatas pada sektor tertentu.

Menurutnya, laporan keuangan dari bank-bank besar mengindikasikan perkembangan positif yang cukup signifikan.

“Dua bank terbesar kami saat ini mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja,” ujar Sterling, seperti dikutip dari Reuters, Senin, 14 Oktober 2024.

Berdasarkan data dari LSEG, diperkirakan pertumbuhan pendapatan untuk perusahaan yang tergabung dalam S&P 500 akan mencapai 4,9 persen. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan proyeksi awal yang mencapai 5,2 persen di awal bulan Oktober. Namun, lonjakan kinerja pasar ini sedikit tertahan oleh penurunan 8,78 persen pada saham Tesla, yang setelah acara peluncuran robotaxi, tidak memberikan banyak informasi yang praktis.

Peluang Penurunan Suku Bunga oleh The Fed

Di tengah penguatan pasar saham, data terbaru menunjukkan bahwa Indeks Harga Produsen (PPI) untuk bulan September tidak mengalami perubahan yang signifikan dan sedikit di bawah ekspektasi dengan kenaikan hanya 0,1 persen. Kondisi ini mengindikasikan bahwa inflasi mulai melambat, memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga di masa depan. Dalam periode 12 bulan yang berakhir pada September, PPI tercatat naik 1,8 persen, sedikit di atas perkiraan 1,6 persen.

Di sisi lain, Indeks Harga Konsumen (CPI) menunjukkan kenaikan yang lebih tinggi dari yang diperkirakan, terutama akibat meningkatnya biaya barang.

Survei dari University of Michigan menunjukkan bahwa sentimen konsumen awal bulan ini berada di angka 68,9, lebih rendah dibandingkan dengan angka 70,1 pada bulan September serta di bawah ekspektasi 70,8. Hal ini mencerminkan kekhawatiran konsumen terhadap tingginya harga barang dan jasa.

Sementara itu, spekulasi mengenai kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed pada pertemuan November mendatang sempat berfluktuasi, namun kini peluang tersebut mencapai 88,4 persen. Sebaliknya, peluang untuk mempertahankan suku bunga tetap tidak berubah berada di angka 11,6 persen.

Sebelumnya, pasar menunjukkan harapan akan penurunan suku bunga yang lebih besar. Namun, dengan data ketenagakerjaan yang lebih kuat, banyak investor yang kini lebih berhati-hati dalam memperkirakan langkah kebijakan moneter The Fed.

Selain itu, komentar dari Ketua The Fed (Bank Sentral AS) Jerome Powell dan pejabat lainnya menunjukkan adanya pergeseran fokus dari penanganan inflasi tinggi menuju stabilitas di pasar tenaga kerja. Hal ini mencerminkan bahwa meskipun inflasi tetap menjadi perhatian, The Fed kini lebih memperhatikan kondisi di lapangan kerja yang semakin membaik.

Dengan dinamika yang terjadi di bursa saham dan kebijakan moneter, investor akan terus memantau perkembangan selanjutnya, terutama terkait dengan kinerja perusahaan dan kebijakan ekonomi yang diambil oleh The Fed. Penguatan bursa di hari Jumat memberikan harapan bagi para investor menjelang akhir tahun, meskipun tantangan tetap ada di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Trump Jadi Presiden AS, Harga Emas dan Bitcoin Melambung

Calon Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, diprediksi akan mengungguli rivalnya, Kamala Harris, dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS mendatang.

Survei terbaru yang dilakukan oleh Polymarket menunjukkan bahwa Donald Trump berhasil meraih dukungan sebesar 55 persen dari responden. Di sisi lain, Kamala Harris memperoleh dukungan sebesar 45 persen. Hasil ini menunjukkan adanya pergeseran dalam preferensi pemilih, di mana Trump terlihat lebih unggul dalam hal popularitas dibandingkan Harris. Angka-angka ini mencerminkan dinamika politik yang sedang berlangsung dan memberikan gambaran tentang potensi hasil pemilihan yang akan datang.

Kekuatan Trump tampak dominan di empat dari enam negara bagian kunci, yakni Arizona, Georgia, Pennsylvania, dan Michigan, dengan lebih dari 66 persen petaruh memperkirakan kemenangannya di Arizona, 63 persen di Georgia, 55 persen di Pennsylvania, dan 52 persen di Michigan. Di Nevada, Harris memimpin dengan 52 persen, sementara Trump mendapatkan 48 persen.

Jika Trump terpilih kembali setelah sebelumnya pernah menjabat sebagai Presiden AS pada periode Januari 2017 hingga Desember 2020, pasar mungkin akan terpengaruh signifikan.

Selama masa kepresidenannya saat itu, indeks dolar AS mengalami penurunan sekitar 10,1 persen, sedangkan harga emas melonjak 53 persen dari USD1.208 menjadi USD1.841 per troy ons.

Analis memperkirakan harga emas bisa mencapai USD3.000 per troy ons jika Trump kembali memimpin, terutama di tengah ketidakpastian global.

World Gold Council mencatat tren berlawanan terkait harga emas. Emas cenderung meningkat enam bulan sebelum presiden dari Partai Republik terpilih, namun stagnan setelahnya. Sebaliknya, sebelum pemilihan presiden Demokrat, performa emas biasanya kurang baik.

Di sisi lain, pasar kripto, khususnya Bitcoin (BTC), juga diharapkan mengalami kenaikan jika Trump terpilih. Meskipun sebelumnya skeptis terhadap cryptocurrency, Trump kini mendukung revolusi crypto dan berjanji untuk menciptakan kebijakan yang lebih ramah terhadap sektor ini. Kemenangan pemimpin pro-crypto bisa membawa dampak positif bagi pasar, terutama menjelang kuartal keempat, yang historis menguntungkan bagi Bitcoin.

Pada 2023, Bitcoin mencatatkan kenaikan 56,6 persen di kuartal keempat, dan ada kemungkinan tren positif ini berlanjut jika presiden yang mendukung kripto terpilih. Namun, jika Harris terpilih, kemungkinan regulasi yang lebih ketat terhadap kripto akan berlanjut, yang dapat menciptakan ketidakpastian di pasar dan mengguncang sentimen investor. (*)