KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin, 14 Oktober 2024 diprediksi akan terpengaruh dengan kebijakan moneter China. Pemerintah China, melalui Menteri Keuangan berencana memperluas defisit fiskal.
“Pasar sedang fokus pada konferensi pers Kementerian Keuangan China terkait kebijakan fiskal dan pertumbuhan ekonomi di China pada Sabtu, 12 Oktober 2024,” tulis analisis Phintraco Sekuritas dikutip Minggu, 13 Oktober 2024.
Sementara di dalam negeri, Phintraco menilai, neraca perdagangan yang diperkirakan surplus hingga USD3.1 miliar pada September 2024 menjadi katalis pekan depan. Di sisi lain, pasar juga menunggu keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia untuk penetapan suku bunga dan pertumbuhan kredit.
“Neraca Perdagangan Indonesia diperkirakan surplus sebesar USD3.1 miliar pada September 2024. Kemudian pasar juga menanti rapat RDG-BI terkait penentuan suku bunga serta pertumbuhan kredit di Indonesia,” jelasnya.
Diketahui, IHSG pekan lalu menguat sebesar 0,33 persen menjadi berada di level 7.520,602 dari 7.496,091 selama satu pekan periode 7-11 Oktober 2024.
Dalam keterangan Bursa Efek Indonesia (BEI), kapitalisasi pasar juga turut menanjak sebesar 0,01 persen menjadi Rp12.532 triliun dari Rp12.531 triliun pada pekan sebelumnya.
Sedangkan, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 7,26 persen menjadi 1,18 juta kali transaksi dari 1,27 juta kali transaksi pada pekan lalu. Adapun rata-rata transaksi harian bursa selama sepekan mengalami perubahan 8,5 persen menjadi 23,10 miliar lembar saham dari 25,25 miliar lembar saham pada minggu sebelumnya.
Selama sepekan, BEI juga mencatat rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 43,29 persen menjadi Rp11,07 triliun dari Rp19,53 triliun pada pekan sebelumnya. Dengan pergerakan investor asing mencatat nilai jual bersih sebesar Rp88,85 miliar dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp43,31 triliun.
Phintraco sendiri menilai, penutupan IHSG pekan lalu menjaga posisi psikologi di level 7.500. Adapun pergerakan tersebut dinilai sejalan dengan penyempitan negative slope pada MACD yang masih berlanjut. Dengan begitu, IHSG dinilai masih akan mempertahankan posisinya di pembukaan perdagangan pekan depan.
“IHSG berpeluang lanjutkan technical rebound sampai kisaran 7550-7580 di Senin. Akan tetapi perkembangan sejumlah sentimen eksternal akan mempengaruhi pergerakan IHSG di sisa pekan ini,” tulis Phintraco.
Dikutip dari Reuters, Pemerintah China berencana memperluas utang dalam rangka memulihkan perekonomian domestiknya yang tengah lesu. Meski begitu, kebijakan pemerintah China dinilai membingungkan para investor lantaran tidak ada rincian untuk mengukur reli pasar saham.
Menteri Keuangan China Lan Foan menyebut pemerintah pusat akan membantu daerah-daerah untuk menyelesaikan persoalan utang dengan menawarkan subsidi kepada warga berpenghasilan rendah, mendukung pasar properti, dan mengisi modal perbankan.
Dalam laporan Reuters, kebijakan yang diambil pemerintah China berdasarkan pada desakan para investor agar negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu tidak kehilangan momentum dan berjuang untuk mengatasi tekanan deflasi dan meningkatkan kepercayaan konsumen di tengah anjloknya pasar properti.
Direktur Pelaksana Strategi Investasi di OCBC Singapura, Vasu Menon menilai, ada kelalaian Lan Foan yang tidak merinci kebijakan moneter tersebut. Menurutnya, hal tersebut akan memperpanjang penantian investor yang gelisah akan peta jalan kebijakan hingga pertemuan legislatif China berikutnya, yang menyetujui penerbitan utang tambahan.
“Stimulus fiskal besar-besaran yang diharapkan oleh para investor untuk menjaga reli pasar saham tetap berjalan tidak terwujud,” kata Menon.
Diberitakan sebelumnya, pasar Asia-Pasifik ditutup lebih tinggi pada hari Kamis, 10 Oktober 2024, mengikuti kenaikan di Wall Street yang melihat S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average mencapai rekor baru ketika investor mengabaikan kekhawatiran geopolitik.
Dikutip dari CNBC, indeks S&P/ASX 200 Australia ditutup naik 0,43 persen pada 8.223 poin. Kospi Korea Selatan naik 0,34 persen untuk ditutup pada 2.603,25, sementara Kosdaq yang berkapitalisasi kecil turun 0,22 persen menjadi 776,52. Nikkei 225 Jepang naik 0,26 persen untuk ditutup pada 39.380,89, sementara Topix yang lebih luas naik 0,2 persen untuk ditutup pada 2.712,67.
Para pedagang di Asia sedang menilai data bulan September tentang harga produsen di Jepang yang naik 2,8 persen dibandingkan tahun lalu. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memprediksi bahwa tingkat inflasi akan berada di angka 2,3 persen, turun dari 2,5 persen pada bulan Agustus.
Investor juga menilai laporan pendapatan kuartalan dari peritel Jepang, Seven & i Holdings Co., setelah menerima tawaran akuisisi yang direvisi dari Alimentation Couche-Tard.
Seven & i mengurangi proyeksi laba operasionalnya untuk 12 bulan yang berakhir pada akhir Februari, serta proyeksi laba bersihnya. Saham Seven & i ditutup turun 0,43 persen pada hari Kamis, 10 Oktober 2024.
Indeks CSI 300 daratan ditutup 1,06 persen lebih tinggi pada 3.997,78, sementara indeks Hang Seng Hong Kong naik 3 persen pada jam terakhir perdagangannya.
Bank sentral China mengatakan telah mulai menerima aplikasi dari lembaga keuangan untuk bergabung dengan alat likuiditas yang baru dibuat, yang awalnya bernilai 500 miliar yuan (sekitar USD70,7 miliar), yang akan memberikan akses yang lebih mudah ke modal bagi pasar saham.
Kenaikan kembali saham China muncul setelah reli pasar terhenti pada hari Rabu, 9 Oktober 2024. CSI 300 memutuskan streak kemenangan selama 10 hari dengan penurunan 7 persen. Reli tersebut dipicu oleh serangkaian langkah stimulus pemerintah pada akhir September. (*)