KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan sebesar 0,33 persen menjadi berada di level 7.520,602 dari 7.496,091 selama satu pekan periode 7 - 11 Oktober 2024.
Dalam keterangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kapitalisasi pasar juga turut menanjak sebesar 0,01 persen menjadi Rp12.532 triliun dari Rp12.531 triliun pada pekan sebelumnya.
"Sedangkan, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 7,26 persen menjadi 1,18 juta kali transaksi dari 1,27 juta kali transaksi pada pekan lalu," tulis BEI, dikutip Sabtu, 12 Oktober 2024.
Adapun rata-rata transaksi harian bursa selama sepekan mengalami perubahan 8,5 persen menjadi 23,10 miliar lembar saham dari 25,25 miliar lembar saham pada minggu sebelumnya.
Lalu selama sepekan pula, rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 43,29 persen menjadi Rp11,07 triliun dari Rp19,53 triliun pada pekan sebelumnya.
"Pergerakan investor asing hari ini (kemarin) mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp88,85 miliar dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp43,31 triliun," tulis BEI.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup perkasa, menguat +46,521 persen ke level 7520.602 pada perdagangan Jumat, 11 Oktober 2024. Melansir RTI Business, sepanjang hari ini IHSG konsisten berada di zona hijau dengan level tertinggi di angka 7549.541 dan level terendah 7506.276.
Adapun sebanyak 323 saham terpantau menguat, 228 saham melemah, dan 244 saham mengalami stagnan. Lima besar saham yang berada di top gainers di antaranya ISEA (+17,50 persen), INPS (+13,85 persen), HUMI (+13,56 persen), ASRI (+13,33 persen), dan BSDE (+7,59 persen).
Sedangkan lima besar saham yang mengalami pelemahan yakni:
ENAK (PT Champ Resto Indonesia Tbk) turun -15,83 persen, LIVE (PT Homeco Victoria Makmur Tbk) anjlok -10,32 persen, TAYS (PT Jaya Swarasa Agung Tbk) terjungkal -9,52 persen, DMMX (PT Digital Mediatama Maxima Tbk) terperosok -6,52 persen, GRIA (PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk) tersungkur -6,20 persen.
Sementara itu, mengutip Stockbit, seluruh sektor terpantau menguat pada penutupan kali ini. Adapun sektor yang paling moncer adalah properti dengan +3,04 persen.
Transisi pemerintahan baru yang sedang dialami Indonesia diprediksi tidak memberikan dampak besar bagi perdagangan saham Indonesia. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemungkinan akan mendapat angin segar di tengah agenda besar pemerintahan ini.
Diketahui, pada Oktober 2024 ada dua agenda besar yang sangat berpengaruh bagi masa depan bangsa, yaitu pelantikan anggota DPR dan DPD RI yang dilaksanakan Selasa, 1 Oktober 2024, dan pelantikan Presiden serta Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang akan dilaksanakan pada 20 Oktober mendatang.
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi, mengatakan pasar saham Indonesia sedang menemukan tren positifnya meskipun di akhir September kemarin ditutup merah. Apalagi, belakangan ini sentimen yang mempengaruhi IHSG mayoritas berasal dari eksternal, seperti adanya stimulus dari Bank Central China. Selain itu, adanya rilis kinerja emiten pada kuartal ketiga akan semakin mendorong sentimen positif IHSG.
“Stimulus ini yang membuat terjadinya inflow ke pasar China sangat deras dan di Indonesia kalau kita lihat kemarin untuk transaksi dalam satu pekan terakhir sudah terjadi outflow lebih dari Rp7 triliun. Kemudian, kita juga bisa berkaja dari tren tahun ke tahun, bahwa kinerja IHSG pada Oktober sepanjang lima tahun terakhir cukup baik,” ujar dia kepada KabarBursa.com, Selasa, 1 Oktober 2024.
Itulah mengapa Audi begitu optimistis IHSG bisa menguat pada bulan ini. “Kalau melihat di bulan Oktober atau dalam lima tahun terakhir, secara trend memang dalam bulan Oktober 60 persen probabilitas IHSG bisa menghijau,” tutur dia.
Sentimen-sentimen eksternal tersebut tidak hanya memberikan tren positif, tetapi juga membuat gejolak di bursa.
“Kami menyadari betul faktor-faktor internal dalam negeri akan memberikan sentimen positif. Saham perbankan diprediksi masih akan menjadi motor penggerak IHSG pada Oktober ini apalagi sejak Agustus kemarin, kinerja perbankan terbilang positif. Jadi saya optimis IHSG di bulan ini kemungkinan masih bisa terdorong lagi,” katanya.
Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan, jumlah investor pasar modal di Indonesia telah melampaui 14 juta single investor identification (SID). Per Kamis, 3 Oktober 2024, jumlah investor pada modal sebanyak 14.001.651 SID, tumbuh 1.833.590 SID baru dibanding posisi di akhir tahun lalu sebesar 12.168.061 SID.
Direktur Utama BEI Iman Rachman, mengatakan industri pasar modal memiliki peran yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan perekonomian negara.
“Pasar modal Indonesia yang maju dan stabil akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata dia dalam keterangannya dikutip Jumat, 11 Oktober 2024.
Walau demikian, hal tersebut harus tetap disertai dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat. Karena, pertumbuhan investasi yang disertai dengan peningkatan literasi keuangan masyarakat dapat memperkuat daya tahan pasar modal Indonesia dalam menghadapi dinamika global, termasuk aliran dana investor asing.
Adapun BEI telah menyelenggarakan 19.779 kegiatan edukasi yang menjangkau lebih dari 24 juta peserta sejak awal tahun ini hingga akhir September 2024. Kegiatan tersebut di antaranya Sekolah Pasar Modal (SPM), program Duta Pasar Modal (DPM), dan berbagai webinar yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat di seluruh Indonesia tentang investasi.
BEI juga aktif mengampanyekan gerakan #AkuInvestorSaham, yang sukses menarik perhatian generasi muda. Saat ini, sekitar 79 persen dari total investor baru berusia di bawah 40 tahun, menunjukkan tingginya partisipasi dan ketertarikan generasi muda dalam berinvestasi di pasar modal.
Pencapaian ini berhasil diraih berkat sinergi yang erat antara BEI dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Self-Regulatory Organizations (SRO), serta para pemangku kepentingan lainnya, dan didukung oleh strategi inovasi digitalisasi edukasi yang efektif untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat yang senantiasa dilakukan oleh BEI.(*)