Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Harga Emas Dunia Meroket di Tengah Tekanan Inflasi dan Ketegangan Geopolitik

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 12 October 2024 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Redaksi
Harga Emas Dunia Meroket di Tengah Tekanan Inflasi dan Ketegangan Geopolitik

KABARBURSA.COM - Harga emas dunia melonjak 1 persen pada Jumat, 11 Oktober 2024, seiring data inflasi Amerika Serikat yang memperkuat kemungkinan pemangkasan suku bunga. Kondisi ini membuat dolar AS melemah, sementara ketegangan geopolitik di Timur Tengah turut mendorong permintaan terhadap aset aman seperti emas.

Harga emas spot naik menjadi USD2.656,09 per ons, menandai kenaikan selama dua hari berturut-turut. Sementara itu, harga kontrak berjangka emas AS meningkat 1,3 persen menjadi USD2.674,40.

"Ekonomi masih cukup kuat, namun The Fed berada dalam dilema karena mereka mempertimbangkan pemotongan suku bunga meskipun beberapa sektor, seperti perumahan, mengalami perlambatan signifikan," ujar ahli strategi pasar senior di RJO Futures, Daniel Pavilonis.

Data harga produsen AS yang stagnan pada September juga memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed, dengan proyeksi penurunan sebanyak dua kali sebesar 0,25 persen. Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco Metals, menyatakan bahwa angka PPI atau Indeks Harga Produsen mendukung kenaikan harga logam mulia.

Dalam perkembangan inflasi, laporan menunjukkan meskipun harga konsumen AS naik sedikit lebih tinggi dari perkiraan pada bulan lalu, kenaikan inflasi tahunan menjadi yang terendah dalam 3,5 tahun terakhir.

Pavilonis juga memperkirakan emas akan mencapai USD3.000 per ons pada 2025, didorong oleh ketegangan geopolitik, kekhawatiran inflasi, serta ketidakpastian pemilu mendatang.

Dolar AS, sementara itu, berada di bawah level tertingginya dalam dua bulan terakhir terhadap sejumlah mata uang utama. Sementara itu, permintaan fisik emas di India meningkat menjelang musim festival, mendorong dealer untuk mengenakan premi pertama kali dalam dua bulan terakhir.

Commerzbank dalam laporannya mencatat bahwa kepemilikan ETF emas meningkat hampir 95 ton pada kuartal ketiga, menunjukkan bahwa ETF kembali berkontribusi positif terhadap permintaan emas untuk pertama kalinya dalam sepuluh kuartal terakhir.

Selain emas, harga logam mulia lain seperti perak spot dan platinum juga mengalami kenaikan, masing-masing sebesar 0,6 persen dan 0,9 persen. Namun, paladium justru turun tipis 0,1 persen, meskipun tetap membukukan kenaikan hampir 6 persen sepanjang minggu ini.

Kembali Berkilau

Pada Kamis, 10 Oktober 2024, harga emas dunia terus naik setelah para trader percaya bahwa The Fed akan memotong suku bunga bulan depan, setelah melihat data ekonomi terbaru dari AS.

Dilansir Reuters, emas spot naik 0,6 persen menjadi USD2.623,58 per ons pada Kamis, 10 Oktober 2024 sehingga mengakhiri penurunan selama enam sesi berturut-turut. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup 0,5 persen lebih tinggi pada USD2.639,30.

Indeks Harga Konsumen atau Consumer Price Index (CPI) di AS naik sedikit lebih dari yang diperkirakan pada bulan September, tetapi kenaikan tahunan dalam inflasi adalah yang terendah dalam lebih dari 3,5 tahun. Laporan lain menunjukkan bahwa jumlah klaim pengangguran mingguan meningkat menjadi 258.000 untuk minggu yang berakhir 5 Oktober, sementara perkiraannya hanya 230.000.

Laporan CPI tidak membawa kejutan besar, dan angka pekerjaan menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Ini menguatkan anggapan bahwa Fed kemungkinan akan memotong suku bunga, yang dapat mendukung harga emas, kata Alex Ebkarian, chief operating officer di Allegiance Gold.

“Beberapa hari terakhir, kami melihat sedikit penurunan dalam kenaikan harga emas, jadi saat ini emas berada dalam posisi yang baik untuk naik lagi,” ujar Ebkarian.

Pasar kini memperkirakan kemungkinan 80{6fb4e9191d3a368937c8efd0d66239a5ef26a13b97be884ddf8bd2ce9168b1d8} untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin dari Fed bulan depan, naik dari 76 persen sebelum data dirilis, menurut alat CME FedWatch. Emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi pilihan investasi yang menarik di tengah suku bunga yang lebih rendah.

Investor kini akan fokus pada data Indeks Harga Produsen AS yang akan dirilis pada hari Jumat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang kemungkinan pemotongan suku bunga. Selain itu, peristiwa geopolitik yang sedang berlangsung dan permintaan yang tinggi dari bank sentral juga menjadi faktor positif bagi harga emas, kata Ebkarian.

Di Timur Tengah, Israel melanjutkan serangannya terhadap Hezbollah dan memperingatkan warga sipil Lebanon untuk tidak kembali ke rumah mereka di selatan.

“Pelonggaran kebijakan moneter dan pasar yang kekurangan pasokan kemungkinan akan menarik minat investor, dengan perak tetap menjadi alternatif yang lebih murah dibandingkan emas,” tulis ANZ dalam catatannya.

Harga platinum naik 2,4 persen menjadi USD967,17, dan paladium naik sebesar 3 persen menjadi USD1.070,50.

Wall Street Alami Pelemahan

Indeks utama Wall Street berakhir lebih rendah pada perdagangan Kamis, 10 Oktober 2024. Penurunan ini disebabkan oleh investor yang memerhatikan data inflasi dan pengangguran di Amerika Serikat (AS).

Seperti dikutip dari Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 57,88 poin atau 0,14 persen menjadi 42.454,12, S&P 500 kehilangan 11,99 poin atau 0,21 persen menjadi 5.780,05, dan Nasdaq Composite turun 9,57 poin atau 0,05 persen menjadi 18.282,05.

Baik S&P 500 dan Dow Jones, mencatatkan penutupan tertinggi sepanjang masa pada sesi sebelumnya. Hanya tiga dari 11 sektor utama S&P 500 yang menguat perdagangan Kamis, 10 Oktober 2024, dengan sektor energi naik 0,8 persen dan mengungguli yang lainnya karena harga minyak meningkat.(*)