Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

BTPN dan BNI-AM Kolaborasi Penjualan Reksa Dana

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 11 October 2024 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
BTPN dan BNI-AM Kolaborasi Penjualan Reksa Dana

KABARBURSA.COM - Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk. (BTPN) dan BNI Asset Management (BNI-AM) mengumumkan kerja sama terkait penjualan reksa dana.

Kolaborasi ini menandai langkah awal kerjasama penjualan reksa dana melalui jaringan Bank BTPN sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) guna memperluas jaringan distribusi produk Reksa Dana BNI-AM, khususnya reksa dana indeks di Indonesia.

Plt. Direktur Utama BNI-AM, Ade Yusriansyah menyambut positif kerja sama tersebut sebagai upaya mempererat hubungan bisnis antara Bank BTPN dengan BNI Group, memenuhi kebutuhan nasabah Bank BTPN akan produk investasi reksa dana yang berkualitas dan lebih beragam serta sekaligus memperluas jaringan pemasaran produk reksa dana BNI-AM.

"Manfaat lain bagi BNI-AM tentunya akan semakin  memperluas jaringan pemasaran reksa dana terutama reksa dana indeks yang menjadi produk andalan kami”, ujar dia dalam keterangan resmi dikutip, Jumat, 11 Oktober 2024.

Sementara itu Wakil Direktur Utama Bank BTPN Darmadi Sutanto menambahkan, pihaknya  percaya bahwa produk-produk reksa dana BNI Asset Management bisa menjadi pilihan investasi bagi para nasabah Bank BTPN untuk bersama-sama mewujudkan kehidupan yang  bermakna.

“Melalui kerja sama ini, kami menghadirkan solusi investasi yang dirancang untuk memberikan lebih banyak fleksibilitas dan peluang yang lebih baik dalam lanskap keuangan yang semakin kompleks," ungkapnya.

Lebih jauh dia menuturkan, kerja sama ini mencerminkan komitmen Bank BTPN dalam memberikan solusi dan layanan keuangan yang lengkap dengan menghadirkan variasi pilihan investasi yang disesuaikan dengan kebutuhan berbagai segmen nasabah dengan memanfaatkan dukungan teknologi digital.

Melalui kerjasama ini BNI-AM menambah 9 reksa dana di line product Jenius, yaitu 1 (satu) reksa dana pasar uang (BNI-AM Dana Likuid), 2 (dua) reksa dana pendapatan tetap (BNI-AM Teakwood dan BNI-AM Ardhani Pendapatan Tetap Syariah) dan 6 (enam) reksa dana indeks (BNI-AM Indeks IDX30 (BNI30), BNI-AM IDX Growth 30 , BNI-AM SRI-KEHATI Kelas R1, BNI-AM IDX - PEFINDO Prime Bank Kelas R1, BNI-AM PEFINDO i-Grade Kelas R1,  BNI-AM IDX High Dividend 20.

Sementara itu Putut E Andanawarih selaku Direktur Investasi BNI-AM menyebut belakangan ini instrumen investasi reksa dana berbasis indeks saham dan reksa dana pendapatan tetap semakin diminati oleh para investor retail di Indonesia terutama di era trend penurunan suku bung.

"PWC bahkan memprediksikan bahwa AUM reksa dana pasif di US akan terus bertumbuh sebesar 44 - 58 persen sampai tahun 2030," ucap dia.

Hal tersebutlah, lanjut Putut, yang menjadi salah satu pertimbangan  pihaknya meluncurkan tiga produk baru reksa dana indeks baru untuk melengkapi ekosistem BNI-AM Family of Index Fund

"Kami berharap produk  reksa dana indeks dari BNI Asset Management ini dapat menjadi produk reksa dana unggulan di Bank BTPN serta dapat memberikan nilai tambah bagi nasabah setia Bank BTPN di tahun ini dan tahun mendatang" ujar Putut.

Klik Hal selanjutnya...

Bank BTPN Gandeng Syailendra Capital

Sebelumnya, Bank BTPN  secara resmi menjalin kemitraan dengan manajer investasi Syailendra Capital dalam upaya memperluas literasi dan inklusi pasar modal, dengan fokus khusus pada reksa dana.

Kerjasama ini muncul di tengah tren meningkatnya popularitas reksa dana sebagai pilihan investasi utama di pasar modal domestik. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Juni 2024, tercatat 12,3 juta investor reksa dana, yang merupakan sekitar 94 persen dari total investor pasar modal Indonesia. Angka ini mengalami lonjakan lebih dari 115 persen dibandingkan tahun 2021 dan diperkirakan akan terus tumbuh seiring dengan perkembangan iklim investasi di tanah air.

Namun, data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa literasi dan inklusi sektor jasa keuangan, khususnya pasar modal, masih berada pada level yang sangat rendah.

Fajar R. Hidayat, Chief Executive Officer Syailendra Capital, menyatakan bahwa pertumbuhan jumlah investor reksa dana mencerminkan tren positif yang perlu disambut baik oleh para pelaku industri. “Kerjasama ini bertujuan untuk menciptakan layanan investasi yang lebih mudah diakses, aman, dan terpercaya. Itulah latar belakang kerja sama antara Syailendra Capital dan Bank BTPN,” ujar Fajar dalam keterangan resminya.

Sementara itu Wakil Direktur Utama Bank BTPN, Darmadi Sutanto menyampaikan pihaknya berkomitmen untuk memberikan solusi dan layanan keuangan yang lengkap ke berbagai segmen nasabah dengan dukungan tekonologi digital.

“Syailendra Capital dapat memenuhi kebutuhan investasi nasabah kami, mengingat rekam jejaknya selama lebih dari 17 tahun, performa produk yang konsisten melampaui benchmark dan variasi produk yang relevan.” tutur Darmadi.

Kinerja Reksa Dana PFS Diklaim Ungguli IHSG

Diberitakan beberapa waktu lalu, PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) menyebut bahwa kinerja Reksa Dana Power Fund Series (PFS) jauh melampaui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Saat ini, terdapat manajer investasi yang main aman menggunakan IHSG sebagai tolok ukur atau benchmark untuk mengevaluasi kinerja investasi.

Head of IPOT Fund PT Indo Premier Sekuritas, Dody Mardiansyah mengungkap, jika sebuah produk investasi seperti reksa dana, ETF atau portofolio saham dapat mengalahkan IHSG, hal tersebut menandakan kinerja reksa dana lebih baik dibandingkan dengan rata-rata pasar.

Dia menekankan, mengalahkan IHSG menjadi tujuan basic yang diinginkan oleh investor atau produk investasi karena memberikan indikasi bahwa strategi investasi berhasil, berbeda dengan rangkaian produk PFS yang jauh melampaui IHSG.

“Power Fund Series menunjukkan performa yang mengesankan dan semakin mendapatkan kepercayaan di hati para investor. Selain 4 keunggulan utama yakni 100 persen transparansi portofolio, real-time pricing, multi opsi transaksi dan pencairan dana pasti dalam 2 hari yang ditawarkan, PFS juga menarik perhatian investor berkat kinerjanya yang konsisten dan unggul,” kata Dody dalam keterangan resminya, Selasa, 20 Agustus 2024.

Dia mengungkap, dalam tiga tahun terakhir per 16 Agustus 2024, top product PFS berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja sebesar 50 persen dibandingkan dengan pertumbuhan kinerja IHSG sebesar 22 persen, dengan Reksa Dana Premier ETF High Dividend 20 (XIHD) yang mengusung tema earnings quality dan Reksa Dana Indeks Premier ETF PEFINDO i-Grade (XIPI) yang mengusung tema credit quality sebagai kontributor utama.

Keberhasilan kinerja PFS tidak lepas dari portofolio saham yang didominasi oleh saham berkapitalisasi besar dengan fundamental kuat dan transparansi yang mendasarinya (underlying).

Menurutnya, transparansi underlying PFS memungkinkan investor untuk melihat komposisi portofolio secara lengkap dan transparan setiap hari, berbeda dengan reksa dana yang hanya  memperlihatkan top 10 underlying.

“Saham-saham underlying di Power Fund Series dikenal memiliki fundamental yang solid dan telah menunjukkan peningkatan kinerja keuangan yang konsisten selama dekade terakhir. Selain sektor perbankan, top product Power Fund Series juga menginvestasikan dananya pada sektor-sektor lain seperti infrastruktur, barang baku, konsumsi, energi, industrial dan berbagai sektor lainnya dengan transparansi portofolio yang tinggi,” tandasnya.

pemerintah Indonesia telah selesai menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, yang memberikan proyeksi ekonomi untuk tahun depan.

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,2 persen, dengan inflasi terjaga pada level 2,5 persen, nilai tukar Rupiah terhadap USD pada Rp16.100 per dolar Amerika Serikat (AS), dan proyeksi yield Surat Berharga Negara (SBN) di level 7,1 persen.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato Nota Keuangan pada 16 Agustus 2024 lalu menegaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap didorong oleh permintaan domestik, dengan fokus pada stabilitas, inklusivitas, dan keberlanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Dody menyebut, target pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan dapat mendorong kinerja emiten, memperkuat arus kasnya, dan meningkatkan pembagian deviden. Adapun faktor fundamental tersebut dinilai sangat menguntungkan PFS.

“Faktor-faktor fundamental yang positif ini akan memberikan dampak yang menguntungkan bagi 13 Power Fund Series yang telah terbukti menjadi pilihan investasi utama bagi para investor saat ini,” pungkasnya.(*)