Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Investor Diminta Wait and See di Pengujung Pekan, Mengapa?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 11 October 2024 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
Investor Diminta Wait and See di Pengujung Pekan, Mengapa?

KABARBURSA.COM - NH Korindo Sekuritas Indonesia (NHKSI) Research, memberikan saran kepada para investor maupun trader untuk mengambil sikap wait and see di pengujung pekan ini.

Dalam risetnya, NHKSI melaporkan hal tersebut boleh dilakukan karena terdapat sejumlah faktor ketidakpastian, salah satunya ialah laporan keuangan kuartal III 2024 bank-bank besar di Amerika Serikat.

"Serta yang paling ditunggu-tunggu pelaku pasar global adalah apa yang hendak dikatakan oleh Pemerintah China terkait rangkaian paket stimulus terbaru mereka di weekend besok," tulis NHKSI dalam laporan yang diterima oleh Kabarbursa.com, Jumat, 11 Oktober 2024.

NHKSI menyampaikan, fokus minggu ini  tertuju pada musim laporan keuangan kuartal III yang akan dilakukan bank besar seperti JPMorgan Chase, Wells Fargo,  dan Bank of New York Mellon pada Jumat, 11 Oktober 2024 waktu setempat.

Sementara Goldman Sachs , Bank of America, dan Citigroup akan melaporkan pendapatan pada minggu depan.

"Pelaku pasar juga akan mencari bukti bahwa investasi  pada kecerdasan buatan (AI) di perusahaan-perusahaan S&P 500 mulai membuahkan hasil seiring berjalannya musim pelaporan, meskipun para analis memperkirakan pertumbuhan laba akan melambat dari kuartal sebelumnya," tulis NHKSI.

Wall Street Berakhir Melemah

Diberitakan sebelumnya, Indeks utama Wall Street berakhir lebih rendah pada perdagangan Kamis, 10 Oktober 2024. Penurunan ini disebabkan oleh investor yang memerhatikan data inflasi dan pengangguran di Amerika Serikat (AS).

Seperti dikutip dari Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 57,88 poin atau 0,14 persen menjadi 42.454,12, S&P 500 kehilangan 11,99 poin atau 0,21 persen menjadi 5.780,05, dan Nasdaq Composite turun 9,57 poin atau 0,05 persen menjadi 18.282,05.

Baik S&P 500 dan Dow Jones, mencatatkan penutupan tertinggi sepanjang masa pada sesi sebelumnya. Hanya tiga dari 11 sektor utama S&P 500 yang menguat perdagangan Kamis, 10 Oktober 2024, dengan sektor energi naik 0,8 persen dan mengungguli yang lainnya karena harga minyak meningkat.

Adapun data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan tampak dari Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) yang naik 0,2 persen secara bulanan (month on month/mom) pada September 2024 dan 2,4 persen secara tahunan (year on year/yoy). Kedua angka ini sedikit lebih tinggi dari perkiraan para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Angka inti, yang mengecualikan harga makanan dan energi yang bergejolak, naik 3,3 persen secara tahunan, dibandingkan dengan perkiraan 3,2 persen.

Selain inflasi, dalam laporan terpisah data klaim pengangguran juga mengalami kenaikan menjadi 258.000 untuk pekan yang berakhir pada 5 Oktober 2024. Perkiraannya jauh lebih rendah yakni sebanyak 230.000.

Setelah data ekonomi tersebut, para investor memperkirakan kemungkinan sekitar 80 persen bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuannya di bulan November mendatang. Sementara, ada kemungkinan sekitar 20 persen bahwa suku bunga akan tetap tidak berubah, menurut CME’s FedWatch.

Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic, pada Kamis, 10 Oktober 2024 mengatakan dia akan “sangat nyaman” melewatkan penurunan suku bunga pada pertemuan mendatang bank sentral AS, menambahkan bahwa “kegoncangan” dalam data terbaru tentang inflasi dan ketenagakerjaan mungkin membenarkan untuk mempertahankan suku bunga di bulan November.

Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, mengatakan dia melihat penurunan suku bunga secara bertahap selama satu setengah tahun ke depan, sementara John Williams dari Fed New York mengatakan dia masih melihat adanya penurunan suku bunga di masa depan.

IHSG Terpeleset ke Zona Merah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terparkir di zona merah setelah mengalami penurunan 21,20 poin atau sebesar 0,28 persen ke level 7.480,08 pada perdagangan Kamis, 10 Oktober 2024.

Berdasarkan data pasar RTI Business, sepanjang perdagangan hari ini, level tertinggi IHSG berada di angka 7.528,95, sedangkan level terendah mencapai 7.467,81.

Sementara itu, sebanyak 257 saham mengalami penguatan, sedangkan 279 saham melemah serta 251 saham mengalami stagnasi pada penutupan perdagangan sore ini.

Saham PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX), PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE), PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX), PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY), dan PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO) masuk dalam top gainers. Kelima saham ini masing-masing mengalami pertumbuhan 34,19 persen, 24,75 persen, 22,67 persen, 16,67 persen, dan 13,19 persen.

Di samping itu, lima besar saham yang mengalami pelemahan terdalam atau top loser adalah PT Champ Resto Indonesia Tbk (ENAK), PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD), PT Manggung Polahraya Tbk (MANG), PT Natura City Developments Tbk (CITY), dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA). Secara berurutan, saham-saham ini melemah sebesar 17,81 persen, 12,16 persen, 7,61 persen, dan 7,19 persen.

Mengutip data Stockbit, mayoritas sektor mengalami pelemahan pada penutupan kali ini. Hanya ada tiga sektor yang terpantau menghijau yakni siklikal (1,85 persen), nonsiklikal (0,22 persen), dan transportasi (1,43 persen). Sektor yang alami pelemahan terdalam adalah industri dasar (0,78 persen) dan teknologi.

Adapun pada hari ini, Research Team PT Reliance Sekuritas Tbk memproyeksikan IHSG berpotensi diperdagangkan mixed cenderung melemah dengan support pada level 7.420 dan resistance pada level 7.540.

"Secara teknikal, IHSG masih konsolidasi di level MA60 namun masih berhasil tertahan di atas support 7.460, sementara indicator stochastic telah berada di level oversold," tulis Reliance Sekuritas kepada Kabarbursa.com.

Reliance Sekuritas menyampaikan terdapat sejumlah saham yang memiliki potensi naik pada beberapa hari mendatang yaitu ENRG, LSIP, MIKA, RAJA. (*)